08

52 8 1
                                    

Disebuah privat room yang ada disalah satu club terbesar di Seoul, terlihat seorang pria asing duduk seorang diri dengan berbagai macam alkohol didepannya. Orang itu memegang gelas berisi Vodka tanpa berniat meminumnya, ia hanya memainkan gelas itu sampai akhirnya pintu ruangan terbuka dan seorang pria yang merupakan orang Korea asli masuk sambil duduk disampingnya.

"Banyak alkohol bagus tapi kau tidak meminumnya. Sungguh sia-sia" ujar pria yang baru saja tiba lalu mengambil botol wine dan menuangnya kedalam gelas.

"Aku bukan pecinta alkohol seperti mu, Suho" ujar pria yang tidak lain adalah Pluem.

Suho hanya tertawa lalu meminum wine nya dalam beberapa tegukan.

"Hemm.. wine ini sungguh enak. Sepertinya aku akan membawanya pulang"

"Apa yang sebenarnya kau inginkan memanggil ku kesini tepat setelah aku tiba? Aku bahkan belum berisitirahat. Untungnya Chimon terlalu kelelahan sehingga ia tidak tahu aku pergi" keluh Pluem dan meminum Vodka digelasnya dalam sekali tegukan.

"Maaf sudah mengganggu waktu kencanmu. Hanya saja ada sesuatu yang belum sempat ku tanyakan padamu waktu itu" raut wajah Suho terlihat serius.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Sebenarnya apa alasanmu menyuruh Win dan Bright tinggal di Helsinki? Maksudku, banyak negara kecil yang lebih baik untuk mereka bersembunyi. Tapi kenapa kau menyuruhku mengatakan pada Win untuk tinggal disana? Aku masih tidak mengerti dengan apa yang kau pikirkan"

Suho masih ingat beberapa bulan yang lalu saat Win meminta rekomendasi tempat untuknya bersembunyi namun masih bisa beraktivitas dengan normal tanpa diketahui orang-orang jika Bright merupakan buronan. Saat itu Suho mencari negara-negara yang tidak mengetahui tentang berita 'kapal pembantai' serta negara dengan kualitas hidup yang baik. Tapi tiba-tiba saja Pluem menyuruhnya untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan agar Win dan Bright bisa tinggal di Helsinki.

Saat itu Suho belum sempat bertanya, tapi ternyata Pluem yang saat itu masih dalam kondisi tidak stabil karena sedang menjalani perawatan pun berhasil meyakinkan keluarganya untuk memindahkan Win dan Bright ke Helsinki. Tanpa bisa menolak, Suho mengatakan pada Win untuk pergi ke Helsinki dan dia akan menyiapkan semua kebutuhannya seperti apartemen yang Win tempati saat ini, izin tinggal, dan yang lainnya.

Setelah itu Suho mendapatkan banyak tugas sehingga ia lupa untuk bertanya pada Pluem. Sampai akhirnya sekarang Suho yang sedang menjalani tugas di Korea mengetahui jika Pluem dan Chimon datang membuatnya kembali teringat dengan pertanyaan yang membuatnya sangat penasaran itu.

Mendapatkan pertanyaan dari Suho tidak membuat Pluem langsung menjawab. Ia hanya diam sambil menuang Vodka kedalam gelasnya.

"Apa kau sepenasaran itu?" Tanya Pluem setelah meneguk vodka nya.

"Benar. Saat ini banyak agen Vincent yang tiba-tiba saja menghilang setelah memasuki Eropa. Kau pasti juga tahu kan? Menempatkan mereka di negara berbahaya seperti itu, apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Suho memicingkan matanya menatap Pluem datar.

"Walaupun Bright sudah membuat ku seperti ini tapi hal itu tidak membuat ku membencinya. Aku malah merasa simpati padanya. Serta Papa ku sangat menyayangi Win, kau fikir aku akan menyakiti Win dan membuat Papa ku sedih? Pemikiran mu terlalu jauh Suho"

"Lalu apa alasanmu? Katakan padaku agar aku tidak salah paham denganmu!" Nada suara Suho semakin meninggi. Sebenarnya ia sangat menghormati Pluem dan menganggap Pluem lebih baik menjadi pemimpin Vincent daripada Nanon. Namun sikap acuhnya itu membuat Suho geram.

"Itu karena Win akan lebih aman tinggal disana" jawab Pluem pada akhirnya.

"Apa maksud mu?"

"Seperti yang sudah ku katakan, disana lebih aman daripada tempat lainnya. Ada seseorang yang akan menjaganya"

Eyestic 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang