Surat 03: Laut Caulam

18 5 0
                                    

Semoga para Dewa masih saja melindungimu.

Surat ini akan menjadi surat yang pendek, semacam diari. Selama beberapa hari terakhir, badai yang tak terduga menghantam kapal niaga yang kutumpangi. Untuk mencegah kapal tenggelam karena badai itu, awak kapal melempar berbagai barang dagang dan perbekalan ke laut yang mengganas. Sebuah upacara kecil juga dilaksanakan di atas dek, dimana sebuah kalung mutiara dilemparkan ke ombak yang terus menerus menghantam kapal. Mereka berusaha menenangkan amarah Dewa Laut.

Karena badai yang tak kunjung usai, banyak awak kapal yang jatuh sakit baik karena demam ataupun kelelahan. Aku merasa hatiku remuk melihat sosok yang beberapa hari sebelumnya terlihat seperti ia bisa berlari ke gunung dan turun lagi, sekarang terbaring tanpa daya di bawah dek. Satu-satunya yang bisa kulakukan untuk mereka hanyalah memainkan serulingku.

Setelah meninggalkan rumah, aku tidak mengira akan merasakan ini lagi. Aku benar-benar tidak berguna.

TRAVELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang