Hampir semua hal yang diketahui tentang kehidupan Ze Hanqa dan suku terpencilnya, Ryt, bersumber dari kumpulan "surat" yang diguratkan di atas potongan kulit hewan. Surat-surat ini telah lama menjadi fokus penelitian dan referensi utama untuk menyelidiki dunia yang terkadang, dikarenakan kejadian tidak mengenakan, hilang dari catatan sejarah.
Ze Hanqa adalah petualang dan pengelana terkenal yang menempuh perjalanan dari satu ujung dunia ke ujung yang lain. Kisahnya beredar dari mulut ke mulut, ia dikenal sebagai sosok yang cerdas dan cemerlang, hingga sejumlah Raja dan Ratu mengundangnya ke istana mereka hanya untuk sekedar berbincang dan belajar darinya. Nama aslinya adalah Padniyr, putra bungsu dari Tilnayr. Nama Ze Hanqa sendiri berarti "Si Penumpang" yang berasal dari metode transportasi utamanya yaitu menumpangi karavan dagang.
Ze Hanqa meninggalkan rumahnya saat masih berumur 16 tahun. Ia kabur secara diam-diam dengan bantuan kakak sulungnya untuk mengejar mimpinya menjelajahi dunia. Di kemudian hari, ia nampak menyesali keputusan ini. Meskipun itu tidak menghalangi perjalanannya yang terus saja berlanjut. Nampaknya ia sempat mengunjungi rumahnya setidaknya 2 kali setelah kabur. Yang pertama untuk menghadiri dan memberi penghormatan terhadap mendiang kakak sulungnya, dan yang kedua untuk sekedar berkunjung saja.
Selama puluhan tahun, keberadaan dan kisah-kisah Ze Hanqa dianggap sebagai bualan semata oleh para peneliti. Tapi, asumsi ini berubah saat ditemukannya catatan-catatan dari kulit hewan di sebuah situs ekskavasi sejarah. Catatan-catatan ini di kemudian hari akan terungkap sebagai surat-surat yang dikirimkan oleh Ze Hanqa ke keluarganya. Menyusul penemuan ini, puluhan catatan bersejarah lain turut muncul ke permukaan karena adanya catatan kunjungan dari seorang petualang yang merujuk pada Ze Hanqa. Sedikit demi sedikit, peneliti mulai menyusun kepingan puzzle yang menyelimuti kehidupan dan perjalanan Ze Hanqa.
Akan tetapi, penelitian perihal surat-surat ini berjalan lambat. Salah satu alasan utamanya adalah kepunahan suku Ryt ratusan tahun lalu, dimana sistem penulisan dan tata abjad mereka juga turut hilang ditelan bumi. Hal ini membuat peneliti harus berhati-hati dalam menerjemahkan isi dari surat-surat tersebut. Dari catatan peradaban lain di sekitar, diketahui bahwa suku Ryt memiliki sistem penulisan yang mengandalkan kelincahan tangan dan presisi. Sedikit saja kesalahan pada gambar hurufnya bisa memberikan arti yang berbeda. Situasi tidak membaik saat peneliti menemukan bahwa nampaknya Ze Hanqa mulai membuat-buat abjad baru di dalam suratnya.
Bahkan setelah para peneliti berhasil memecahkan kode untuk mulai menerjemahkan surat-surat tersebut, masalah baru muncul. Ze Hanqa tidak mencantumkan satupun penanggalan atau sistem lain yang bisa membantu peneliti mengetahui kapan suatu surat dikirim. Dengan kata lain, peneliti harus berurusan dengan masalah dimana urutan surat yang dikirim tidak diketahui. Oleh karena ini, peneliti sering sekali menemukan jalan buntu dikarenakan konteks isi surat yang membingungkan. Mereka terpaksa harus mengoreksi kembali penerjemahan dan berkonsultasi dengan simbol dan abjad yang sudah diterjemahkan untuk memastikan tidak adanya kesalahan.
Terlepas dari isu-isu yang dinyatakan di atas, peneliti telah berhasil menerjemahkan mayoritas isi dari surat-surat tersebut. Buku ini diterbitkan dengan tujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian ini, sekaligus untuk memuaskan rasa ingin tahu umat manusia terhadap peradaban kuno. Penulis berusaha sebaik mungkin untuk menyusun buku ini agar pembaca bisa merasakan secara tidak langsung perjalanan Ze Hanqa sendiri. Oleh karena itu, isi surat yang ada di dalam buku ini disusun sesuai dengan perkiraan pengirimannya, dari yang pertama hingga surat terakhir yang dikirimkan Ze Hanqa. Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa penelitian perihal surat-surat Ze Hanqa masih terus berlanjut. Koreksi akan diperlukan seiring berjalannya waktu dan lebih banyak informasi baru yang bermunculan.
Tahun 658 Dewa Jatuh
~ Penulis
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAVELS
Adventure[HIATUS] Buku ini mendokumentasikan surat-surat yang dikirimkan oleh Padniyr Ce Tilnayr, atau yang lebih umum dikenal sebagai Ze Hanqa kepada kakaknya. Ze Hanqa adalah seorang petualang yang memetakan hampir keseluruhan benua tua, dan salah satu yan...