Malam telah tiba, tak ada rintik hujan untuk kali ini. Prakiraan cuaca mengatakan jika cuaca akan cerah selama beberapa hari ke depan. Mungkin, karena sudah musim peralihan, beberapa orang tetap bersiap jika ada kemungkinan hujan nantinya. Namun, pemuda yang tengah melangkahkan kakinya berkali- kali di hadapan kotak surat itu, tetap tak membawa persiapan apabila hujan.
Ia tengah penasaran, surat itu masih ada atau sudah tidak ada. Jika surat itu hilang, maka siapa yang akan jadi pemenang? Jika surat itu benar ada, Taehyung yang akan jadi pemenang nya. Namun, ia tak ingin bertaruh, khawatir kalah dari pria si pemilik iris cokelat itu.
Langkahnya pun terhenti di depan kotak surat, menghela napasnya pelan dan mungkin ia tidak perlu memikirkan apapun. Hanya perlu membuka kotak surat dan memastikan surat itu hilang atau tidak. Ia harus membukanya, tak peduli walaupun baru sehari kotak surat itu ditinggalkan.
Namun, ingatannya mengarah pada apa yang diucapkan di senja itu. Ia berbicara ngawur dan seharusnya ia tak perlu bicara seperti itu. Tak akan ada yang peduli dengan ucapannya dan Jungkook yakin akan hal itu. Ia terbiasa sendiri dan seharusnya tak membutuhkan siapapun dalam hidup-
Lamunanya hancur begitu saja karena seseorang menepuk punggung nya dan sukses membuatnya terkejut seperti orang melihat hantu. Jungkook memastikan siapa yang menepuk punggung nya hingga ia menemukan Kim Taehyung di hadapannya. Pria itu lagi. Selalu ada kebetulan setiap kali ia bertemu Taehyung.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook sedikit menggerutu karena ia cukup terkejut. "Kenapa kau selalu bertanya apa yang aku lakukan setiap kali kita bertemu?" tanya Taehyung yang juga ikut menggerutu karena ia terus mendapatkan pertanyaan yang sama setiap kali bertemu. Taehyung pun menggelengkan kepalanya membuat Jungkook menghela napas pelan.
"Apa yang kau lakukan?" Lagi. Taehyung mendapatkan pertanyaan itu lagi. Tampaknya pemuda di hadapannya tak menerima kritik ataupun saran hingga Taehyung pun menghela napas. "Aku akan menonton teater dan kebetulan melihatmu di sini." jawab Taehyung. Taehyung menjawab benar adanya dan tak ada tambah ataupun kurang. Ia benar melihat pemuda itu lagi malam ini tampak penasaran.
"Kau," ucap Jungkook yang sedikit tertahan. Ia tak ingin terlihat penasaran. "Dengan wanita itukah menonton nya?" tanya Jungkook yang mengingat sosok wanita di perpustakaan yang katanya akan mengajak Taehyung untuk menonton pertunjukan teater.
Taehyung mengerutkan kening nya dan menggelengkan kepala pelan. "Tidak," jawab Taehyung yang melirik sekilas ke arah lain sebelum kembali menatap pemuda di hadapannya. "Orang pertama yang menyapaku waktu itu menolak dan aku akan pergi sendiri." ucap Taehyung sedikit menyindir, tetapi pemuda itu hanya mengangguk dan tak tersindir sama sekali.
"Jika begitu, hati- hati." ucap Jungkook yang kemudian memberikan ruang pada Taehyung untuk melangkahkan kakinya. Taehyung merasa terusir membuatnya memilih untuk mengangguk dan kembali melangkahkan kakinya pelan meninggalkan Jungkook yang masih terdiam di depan kotak surat berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
RomanceRindu. Kata yang menggambarkan kisah di musim semi yang bermekaran. Kata yang ditakdirkan untuk dua manusia yang terpilih oleh semesta. Rindu bukan hanya kata belaka, ada makna dan kisah bagaimana rindu bisa datang. Karena cinta, ingatan atau perpis...