BAB 5

427 104 10
                                    

Hujan turun cukup deras malam ini, membawa hawa dingin yang semakin mencubit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan turun cukup deras malam ini, membawa hawa dingin yang semakin mencubit. Ini tengah malam dan semua orang tampaknya telah mengarungi mimpi di bawah selimut yang hangat. Namun, si pemilik gelang berwarna merah itu masih menyusuri jalanan yang nyatanya memiliki ribuan kenangan. Aroma kenangan hujan di jalan itu bahkan tersisa di dalam ingatannya.

Terlambat, semua yang ada di dalam ingatannya terlambat dan ia hanya mampu menyesali segalanya kali ini. Ini terlalu menyakitkan bahkan hanya dengan melihat kotak surat berwarna merah yang telah berkarat. Suara rintik hujan di atas payung mampu meredam suara tangis nya, seolah dunia menyembunyikan tangis penyesalan yang begitu pilu dan tragis jika di ingat.

Jeon Jungkook mengingatnya dengan jelas, surat pertama yang ia terima, bahkan teriakan pria itu masih terdengar jelas di telinga nya. "Buka kotak surat di persimpangan jalan! Aku menyimpan sesuatu." Benar, pria itu selalu menyimpan sesuatu di sana, setiap hari nya, hanya karena dirinya terlalu sibuk mempersiapkan universitas dan juga berusaha mengejar mimpinya.

Mimpi nya sudah tercapai, tetapi Kim Taehyung tak ada disampingnya dan itu membuatnya kembali terluka dengan ingatan mengenai rintik hujan di musim semi, seperti malam ini. Jungkook mengingat nya, dulu.

Jungkook tengah duduk lesu setelah menyelesaikan kursus bahasa nya di malam minggu kali ini. Ia berharap bus tidak terlalu ramai dan ia bisa mendapatkan tempat duduk. Rasanya, tubuhnya remuk untuk malam ini dan udara terasa begitu dingin, sangat dingin membuatnya menyembunyikan jemari di bawah paha ketika menunggu bus datang.

Ia tampak bosan, bus tak kunjung datang dan mungkin terjebak dengan kilometer rendah karena jarak panjang terhalang kabut. Ia memilih untuk bersandar dan menatap beberapa kendaraan yang melintas dan juga bus yang berhenti, bukan bus yang akan ditumpangi hingga Jungkook tak terlalu peduli.

Namun, sosok yang baru saja turun dari bus itu menarik seluruh atensinya. Kim Taehyung di sana dan menatapnya dengan tatapan penasaran, seolah apa yang tengah dilakukannya di malam minggu sendirian di halte. Jungkook pun terdiam, membiarkan pria itu mendekat sambil membawa tas ransel yang entah berisi apa.

"Kenapa kita selalu bertemu secara kebetulan?' tanya Taehyung seolah mereka orang asing. Pertanyaan itu mampu membuat Jungkook memilih untuk mengangguk, membenarkan apa yang pria itu katakan. Mereka sering bertemu secara kebetulan hingga terkadang Jungkook tak percaya dan mencurigai jikalau pria itu ternyata mengikuti kegiatannya.

"Apa yang kau lakukan?' tanya Jungkook penasaran. Pria itu berada di pusat kota dan sendirian. Mungkin pria itu akan kembali mengikuti acara teater atau mungkin memiliki urusan lain. Jungkook mencoba menerka, tetapi ia tak menemukan jawaban yang tepat. "Hanya berjalan- jalan." Jawab Taehyung begitu sederhana membuat Jungkook mengangguk.

"Kau membawa payung?" tanya Taehyung hingga Jungkook pun menganggukkan kepala nya pelan. "Tepat. Bagaimana jika kita makan malam? Ada restoran kalguksu baru di ujung jalan, tak jauh dari sini. Aku berencana akan ke sana." Jelas Taehyung sambil menunjuk arah di mana restoran itu berada. Jungkook pun mengikuti arah tunjuk nya dan memilih untuk menggelengkan kepala.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang