BAB 6

382 93 13
                                    

Sepeda itu melesat cukup cepat melewati jalanan yang begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeda itu melesat cukup cepat melewati jalanan yang begitu sepi. Pantas saja, waktu menunjukkan pukul 01.00 AM, bahkan hari telah berganti. Tak terasa karena pekerjaan nya cukup banyak hari ini, tugas kuliah menumpuk karena ia tak mengambil cuti. Waktu cuti nya tampak akan habis sebentar lagi. Ia harus segera menyelesaikan perkuliahannya sebelum di drop out karena tak menyelesaikan semester tepat waktu.

Namun, pikirannya sepanjang hari begitu gelisah. Ia mengkhawatirkan pesan yang ditinggalkannya di dalam kotak surat. Jika Jungkook membacanya, apa yang akan terjadi? Pemuda itu mungkin akan kebingungan, atau mungkin pemuda itu akan takut dan menjauhinya. Ia tidak boleh salah bertindak hingga malam ini Kim Taehyung berencana untuk mengambil kembali kertas nya.

Dalam perjalanan Taehyung terus berharap semesta akan berpihak padanya hingga sepeda nya berhenti tepat di depan kotak surat. Lengannya terulur, membuka kotak surat dan menemukan selembar kertas yang masih ada di sana. Pundak nya meluruh dan mengambil kertas itu dengan segera. Ia hampir saja bertindak gila.

Namun, Taehyung terdiam. Ini bukan kertas miliknya. Taehyung membuka isi tulisan dan itu bukan tulisannya, itu bukan kata yang tadi ia tinggalkan. Jantungnya berdetak cepat, pandangannya kini liar mencari sesuatu yang tak ada di sana setelah membaca isi pesan yang tertinggal. Taehyung yakin jika itu adalah tulisan Jeon Jungkook. Taehyung sangat yakin hingga ia mengayuh sepedanya begitu cepat dan mencari di mana pemuda itu berada.

"Tolong aku. Temukan aku,"

Jungkook meninggalkan surat itu di dalam kotak surat. Ia tidak mampu menemukan di mana Kim Taehyung. Mungkin, ingatannya memang hilang atau dirinya terlalu bodoh karena tak bisa berpikir di mana pria itu. Pertanyaan Haru terus terulang di dalam benaknya. Kim Taehyung adalah kekasihnya. Jika itu benar, jika itu bukanlah bualan belaka, Kim Taehyung pasti mampu menemukannya.

Ia memeluk kedua kakinya begitu erat, pandangannya menunduk dan tampak kosong seolah ia tak sanggup lagi memikirkan apapun. Jika saja ada satu informasi lagi yang masuk ke dalam benaknya, akan dipastikan meledak. Jungkook ingin berhenti berpikir, tetapi pikiran nya tak menuruti apa yang ia inginkan. Ini terulang lagi, emosi nya meluap ketika ia tak tahu apa yang orang lain katakan ketika ia pertama kali membuka mata setelah kecelakaan kapal itu.

Jantungnya kembali berdetak cepat, dingin terus mengusiknya dan hujan mulai turun rintik. Tak ada yang menemukannya dan mungkin tak ada yang mencarinya. Ia sendirian dan kesepian. Mungkin, orang lain tak tahu bagaimana rasa kesepian yang dialaminya, tetapi itu memuakkan. Jungkook berusaha membuang segala perasaan yang datang agar ia tetap hidup walaupun sendirian.

Jungkook kembali terisak di tengah gelapnya jalanan kecil dan toko kelontong yang tutup. Ia terbiasa sembunyi di tempat ini. Tak ada yang bisa menemukannya, tak ada yang bisa melihat kesedihannya. Jungkook gemar bersembunyi ketika dunia tampak nya tak baik. Malam ini tak akan berbeda, malam ini akan sama dengan malam sebelumnya.

Namun, Jungkook tersentak ketika sebuah sepeda berhenti tepat di hadapannya dengan suara decitan yang menghapus sunyi di sekitarnya. Jungkook mampu mendengar suara napas yang terengah- engah, baju yang basah dan juga embun yang dihasilkan oleh napas nya di sana. Pria itu, datang hingga Jungkook terdiam.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang