8. Sekolah

614 60 4
                                    

.

§

.
Typo bertebaran
.

.
Happy Reading
.

§

.

Mobil itu membelah jalanan yang basah karena air hujan, suasana yang ramai lalu lalang kendaraan. Juan melihat kearah luar jendela mobil yang berembun sembari menikmati musik yang ia setel melalu headset.

Juan menuju sekolah barunya bersama dengan Ayah dan Adik kembarnya, duduk di posisi belakang sedangkan Andra mengemudi mobil tersebut dengan Jean duduk disampingnya.

Jean sebenarnya ingin duduk disamping Jean tapi Ayahnya menyuruhnya untuk duduk di depan seperti biasa. Jean terus saja menggerutu selama perjalanan karena tidak bisa duduk disamping Juan.

Tak terasa mereka telah sampai di sekolah, sekolah swasta elit di kota ini. Sekolah itu tampak berdiri kokoh dan megah dihadapan mereka, sekolah ini milik salah satu teman Andra.

Juan melepas headset yang ia gunakan dan memasang topi hoodie yang ia miliki untuk menutupi wajahnya. Tampak Andra keluar dengan membuka payung berwarna hitam Andra menghampiri tempat duduk Jean membuka pintu mobil tersebut dan menggendong Jean ala koala, lalu ia membuka pintu mobil samping Juan menyuruh Juan untuk keluar.

Lembab dan dingin itulah yang Juan rasakan saat turun dari mobil, Hujan turun dengan derasnya saat ia berangkat. Juan tak benci hujan hanya tak suka pada hujan saat ia berada dibawahnya, lengket dan basah Juan tak suka itu. Tapi Juan suka pada suara hujan entah kenapa suara hujan kadang membuatnya tenang.

Mereka berjalan menelusuri jalan menuju gedung sekolah. Jean tampak menyamankan posisinya dan memeluk leher sang Ayah erat, sedangkan Juan bejalan disamping mereka. Entah Andra sadar atau tidak jika salah satu pundak Juan basah karena tak terkena payung, Andra tetap berjalan sampai di pintu masuk Andra menurunkan Jean dan menutup payung tersebut.

Koridor tampak sepi hanya beberapa siswa yang terlihat mungkin karena hujan jadi banyak siswa yang memilih berada di kelas.

"Baju Kak Juan basah?" Tanya Jean dengan polosnya saat memegang pundak Juan. Juan melepas hoodie yang ia gunakan dapat dilihat seragamnya juga sedikit basah. Andra hanya menatap saja interaksi kedua anaknya, lalu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya mengelap seragam Juan yang sedikit basah itu.

"Apa perlu beli baru?" Tanya Andra satu melihat baju Juan yang basah.

"Tidak perlu." Jawab Juan, berpikir Ayahnya sedikit berlebihan nanti juga akan kering. Andra menghela nafas pelan lalu mengajak mereka keruang kepala sekolah.

Sesampainya diruang kepala sekolah, Jean pamit akan ke kelas terlebih dahulu kerena bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Andra mengetuk pintu ruang tersebut.

"Masuk." Perintah dari dalam. Andra masuk bersama Juan dibelakangnya, terlihat seorang pria yang terlihat masih cukup muda duduk di kursi kebesarannya.

"Ini anakmu?" Tanya orang tersebut Nadian Angga Saputra salah satu teman Andra dulu tapi bukan pemilik sekolah ini dia hanya mengelolanya.

"Hmm." Gumam Andra menatap malas sahabatnya itu, ia dan Juan langsung saja duduk di kursi yang disediakan.

Angga hanya bisa pasrah memiliki sahabat yang tidak atau adab itu, apalagi terkadang suka sekali berbicara singkat.

Kita Itu BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang