Pagi sudah tiba kini Hersa membuka mata nya dia masih berada di dalam kamar mandi yang gelap, dia berusaha mengumpulkan seluruh tenaga nya, tapi saat Hersa ingin beranjak dari lantai kamar mandi Hersa terjatuh kembali.
" hiks.. "
" hiks.. "" Sialan, kenapa malam tadi dia tak membunuh ku sekalian saja, dengan begitu aku bisa bertemu dengan bunda lebih cepat bukan " Ucap Hersa lirih dengan merintih kesakitan.
Hersa meringis kesakitan luka nya menjadi bau rasa nya hari ini dia tak ingin berangkat sekolah, menjijikkan sekali bagi nya jika hari ini Hersa harus berangkat sekolah.
Cek lek..
Mata Hersa tertuju pada pintu kamar mandi, siapa yang akan membuka pintu untuk nya. Hah jangan kalian harap ayah yang akan membuka kan pintu untuk nya karna.. yang sebenar nya ada di pikiran ayah dia ingin mengurung Hersa di kamar mandi tamu selama tiga hari tiga malam.
" Bang Mahersa.. " ucap Hersa yang masih menyipitkan mata nya.
Tidak ada ekspresi apapun dari wajah Mahersa, Mahersa hanya membuka pintu kamar mandi lalu membantu Hersa untuk berdiri dan menuntun nya ke kamar Hersa.
" Cepat sebelum kau terlambat untuk ke sekolah " ucap Mahersa yang melemparkan seragam sekolah Hersa yang akan di gunakan hari ini.
Hersa yang baru saja ingin berbaring di kasur nya seketika mendelik, dia tau semesta selalu saja tak mengabulkan permintaan nya tapi apakah untuk hal ini juga tak bisa di kabulkan.
" Jancok.. wes edan aku koyo ngene " Hersa yang merengek layak nya seperti anak kecil.
Mahersa yang awal nya ingin keluar dari kamar itu seketika berbalik pada Hersa dan memberi sedikit ceramah pada Hersa.
" Cangkem mu kui loh " Mahersa yang berdiri tepat di depan Hersa yang duduk di pinggiran kasur.
" Nek gak gelem sekolah, meh dadi opo koe? " sambung Mahersa
Hersa seketika diam tak lama kemudian Jendarl yang melihat dari arah pintu langsung me nyelonong masuk saja dari kamar Hersa tanpa seizin siapapun.
Mata Mahersa melirik ke arah Jendral begitupun Jendral seperti mereka sedang berbicara menggunakan kontak mata. Hersa yang melihat hanya bisa melihat tingkah kedua abang nya itu.
" ngapain lo tolongin bocah ini bang?, udah gak waras lo?, gue harap lo gak lupa kalo yang bunuh bunda itu bocah manja yang selama ini di bela'in sama bunda "
Ucap Jendral dengan senyuman meledek dan tatapan yang tertuju pada Hersa.Hersa berusa keras menahan amarah dia lelah jika harus berdebat dengan Jendral si kepala batu, ibarat kata dia rela jatuh ke jurang jika harus meminta tolong pada Jendral.
" Jaga omongan lo Jen " Mahersa menatap tajam mata Jendral.
Jendral hanya bisa berdecak, sebenar nya Jendral tau jika Mahersa bukan melindungi ataupun membela Hersa dia hanya kasian saja pada Hersa.
" Bang lo uda- "
" Jendral Putra Abimanyu. Sekali lagi ku katakan padamu berhenti berbicara " potong Mahersa pada Jendral.
" a-aiss bang.. lo udah izin ayah soal ini? " Jendral yang mengacak rambut nya sendiri.
Mahersa terdiam sebenarnya Jordan akan ada acara di Seoul untuk perusahaan nya dalam beberapa hari, oleh karna itu dia berani membuka kan pintu kamar mandi untuk Hersa, jika di tanya Mahersa menggunakan apa untuk membuka pintu kamar mandi.. Jangan meremehkan seorang Mahersa Rio Abimanyu dia mahasiswa cerdas bahkan Mahersa di nobatkan sebagai siswa tercerdas nomor satu di universitas nya.
" Bang, gue tanya sama lo, lo udah izin ayah? "ulang Jendral.
" Ayah pergi ke Seoul untuk acara perusahaan dalam beberapa hari " singkat Mahersa.
" HA!! Kenapa gue gak tau soal ini? " bingung Jendral
" Dih penting banget lo " gumam Hersa.
" Gue denger ya bangsad " lirih Jendral.
Disekolah Hersa yang baru saja datang ke sekolah bukan nya masuk ke dalam kelas dia malah langsung pergi ke raftop sekolah, dia malu dengan luka nya, bahkan ketika tadi dia turun dari mobil nya Mahersa semua pandangan orang' langsung tertuju pada Hersa, Hersa juga dengar dengan omongan beberpa siswa yang menjelek' kan nya.
Ada yang bilang Hersa seperti mayat busuk, bau sampah, bau daging busuk, nanah yang menjijikkan pokok nya banyak yang menghina Hersa, Jendral saja juga tak mau berangkat dengan Hersa ke sekolah, hati Hersa sakit oleh karna itu dia ingin membolos untuk hari ini di raftop.
" Aku akan di sini sampai jam pelajaran berakhir, setalah itu seperti biasa aku akan pergi ke pantai lagi pula ayah juga pergi dalam beberapa hari jadi aku akan bersantai juga untuk beberapa hari " Ucap Hersa pada diri nya sendiri.
Di raftop sekolah tidak ada orang selain Hersa jadi dia akan mendengarkan musik menggunakan earphones nya dengan tenang lagi pula siapa yang akan ke raftop yang sepi seperti ini selain diri nya.
___________________________________
Hersa Massage
" Hersa mau nyerah tapi masih banyak orang yang lebih menderita dari pada Hersa "______________________________________
Anyeong...
Author bingung nih mau di lanjutin kyak gimana lagi 😭😭Lanjutin gak ya??
Lanjutin deh tapi jangan lupa vote and komen nya biar author semakin semangat.Makasih~~ ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Should You Give Up?
Fantasía" Mati Karna Minum obat, atau Mati karna kurang tidur aku hanya punya dua pilihan itu "