bagian 10

6.6K 380 26
                                    

𝙀𝙉𝙃𝙔𝙋𝙀𝙉 - 𝙊𝙣𝙚 & 𝙊𝙣𝙡𝙮
____________

"Ada undangan dari suruhan kakek Yudha. Anniversary pernikahan yang ke-49 tahun,"

Zafran yang baru menginjakan kaki di ruang tamu apartemen langsung disodorkan kertas undangan oleh Berlian. Menerimanya lalu membuka undangan itu untuk melihat kapan perayaan itu dilaksanakan.

"Lusa? Nih aki-aki emang selalu penuh plot twist. Bilangnya gak bakalan ada perayaan anniv tahun ini. Tapi digelar juga? Mana dadakan lagi," Zafran geleng kepala tak habis pikir. Nenek kakeknya yang berumur panjang juga tak mau kalah dengan yang muda-mudi memang selalu merayakan hari pernikahan. Pastinya secara megah. Pesta dua hari dua malam bahkan pernah dilakukan waktu anniv ke-40 tahun. Bahkan tadinya mau seminggu.

"Kakek sama nenek mu itu yang mana Zaf? Waktu nikahan aku gak liat orang sepuh deh di keluarga kamu,"

Zafran yang mendengarnya segera mengeluarkan ponsel. Memperlihatkan gambar dua orang manusia necis dan gaul abis.

Terlihat lelaki dan wanita paruh baya yang wajahnya sudah penuh kerutan lalu rambut yang disemir warna blonde memakai baju anak muda. Sebuah kemeja couple berwarna hijau sage. Si lelaki dengan bawahan jeans warna putih dan si wanita dengan rok putih mengembang. Dengan pose berdiri menatap kamera dengan tangan yang saling menggenggam. Zafran kalah telak kalau soal asmara dan keromantisan dengan kakek nenek nya ini.

"Yang ini? Ya ampun anak muda banget kakek nenekmu, Zaf. Ini bukannya yang nari terus di nikahan kita kan," Berlian terus melihat foto kakek nenek Zafran dengan ingatan yang berputar bagaimana ada dua orang paruh baya paling semangat di pernikahannya. Waktu itu Berlian ingatnya dua orang ini seperti lansia yang baru 60an. Tapi, jika usia pernikahan yang sudah memasuki 49 tahun mah, itu usianya sudah memasuki 70an.

"Iya, bey. Gak takut kena rematik emang ni orang tua,"

"Karena mereka aktif jadinya sehat terus. Mereka bener-bener nikmatin masa tua,"

"Gue aja kalah. Tapi, seneng juga sih. Setidaknya melihat mereka gue jadi semangat buat hidup. Apalagi punya pasangan sampai tua. Impian gue banget," Zafran tersenyum menawan. Dengan mata menerawang membayangkan dirinya seperti kakek neneknya. Bersama gadis pujaannya Zafran melewati hari demi hari sampai rambutnya memutih.

Dan kini pandangannya terus menatap paras ayu milik Berlian. Yang ada di benaknya sekarang adalah wajah tua Berlian. Masih cantik dengan rambut berubannya.

Dan Berlian yang ditatap Zafran apalagi dengan senyum anehnya bahkan sesekali terdengar kekehan lelaki itu jadi ngeri sendiri. Kesambet nih orang?

"Zaf, zaf. Kenapa? Jangan senyum kayak gitu. Ngeri tau," Berlian menggoyangkan lengan Zafran supaya lelaki ini sadar. Keinget kejadian siang tadi. Dirinya hampir di amuk. Untung saja Berlian mengeluarkan jurusnya. Mata berkaca-kaca seolah manusia yang paling bersimpati. Membuat Zafran luluh dan Berlian terbebas dari gonggongan kata mutiara Zafran.

"Senyum manis gula tebu ini bikin lo ngeri? Berlian, dengar ya! Cewek-cewek tuh pada ngejar gue karena senyuman ini. Tapi, untuk spesies kayak lo, gue ini mungkin ketinggian buat jadi cowok standar lo kan? Alasan aja lo bilang senyuman gue bikin ngeri, padahal bikin jantung lo berseri, kan?" ucap Zafran pede habis. Wajah congkaknya malah membuat Berlian sebal ingin muntah.

"Sumpah ya! Seatap sama kamu bikin aku rada stress akhir-akhir ini. Semoga gak selamanya," Berlian melenggang pergi dari hadapan Zafran. Menuju ke kamarnya dengan Zafran.

"Ati-ati jadi kenyataan. Selamanya bersama sampai kita tua sampai jadi debu," suara nyanyian terdengar, Zafran jadi teringat lagu banda neira.

Membuang undangan secara sembarang Zafran melangkahkan kaki ke kamarnya. Bersiap untuk membersihkan diri.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang