Chapter 13

611 102 9
                                    


Satu minggu berlalu sudah, ya karena memang waktu cepat sekali berlalu. Musim kemarau resmi berakhir, di gantikan musim hujan yang membuat jalanan selalu basah setiap hari. Seperti sekarang ini, jam baru menunjukkan pukul 1 siang, namun guyuran hujan sudah menempa kota Jogjakarta. Beberapa kendaraan beroda dua terlihat menepi di depan toko-toko berkanopi, hanya sekedar untuk memakai jas hujan, atau memang berniat berteduh hingga hujan reda.

Di SMA Orison, hujan tak menjadi penghalang untuk kegiatan belajar-mengajar, semua tetap seperti biasa. Chika meletakkan bolpoinnya saat Bu Shania, guru sejarah mengucapkan salam terima kasih, bel istirahat kedua baru saja terdengar. Seluruh murid terlihat seperti semut yang tengah memperebutkan gula.

"Kantin?" tanya Oniel, berdiri di depan Chika dengan satu tangan yang masuk ke dalam saku celananya.

Kepala Chika terangkat dan melihat Oniel. Pemuda itu tersenyum hingga menampilkan gigi gingsulnya yang terlihat manis. Chika menoleh ke arah pintu, dimana masih banyak murid yang keluar dari sana. Dia malas berdesak-desakan.

"Bentar deh, nunggu agak sepi.." jawab Chika, lalu memasukkan buku paket dan buku catatan ke dalam tasnya. Oniel mengangguk, tersenyum senang saat Chika memakai jepit rambut yang pernah pemuda itu berikan. Chika itu cantik, juga manis, banyak sekali yang menyukainya, termasuk Oniel, sahabat karibnya sedari duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Yuk, udah mulai sepi tuh.." Oniel menunjuk pintu dengan dagunya, yang langsung membuat Chika berdiri dari posisinya yang semula duduk. Keduanya lalu berjalan beriringan meninggalkan kelas, menuju kantin hanya untuk sekedar membeli minum atau mengobrol santai.

Chika dan Oniel duduk, kantin terlihat tidak terlalu ramai, mungkin karena sekarang istirahat kedua, banyak siswa yang lebih suka menghabiskan waktu di taman, atau perpustakaan.

"Mau minum nggak? Milkshake kayak biasanya?" tanya Oniel, sambil menatap ke sekitar kantin.

"Aku di traktir nih?" Chika tersenyum hingga menampilkan gummy smileynya. Oniel mengangguk, ingin mengacak rambut Chika karena gemas, namun dia urungkan karena tidak ingin gadis di sampingnya ini mengamuk.

"Aku pesen dulu kalau gitu.." Chika mengangguk bak anak anjing yang menggemaskan, Oniel berbalik arah dan meninggalkan Chika sendiri, sementara dirinya memesan milkshake.

Chika menatap ke sekitar, hanya sedikit siswa yang mengunjungi kantin, dia mencari seseorang yang selama ini selalu mengganggu tidurnya, namun sepertinya seseorang tersebut tau jika Chika tengah mencarinya, sudah hampir semingguan Jinan seperti hilang dari pandangan Chika. Kemarin saja saat Chika berpura-pura meminjam catatan pada Adel yang satu kelas dengan Jinan, Chika sama sekali tidak menemukan Jinan di kelasnya.

"Nah kan ngalamun aja! Ntar kesurupan loh! Nih... Silahkan di nikmati tuan putri, hehehe.." Oniel duduk di samping Chika, lalu menyodorkan milkshake stroberi kesukaan gadis itu. Chika hanya tersenyum simpul, tak terlalu menanggapi candaan Oniel.

"Mikirin apa sih chik? Aku yaa? Aku mah nggak usah di pikirin, nggak akan kemana-mana." Oniel meringis saat Chika dengan sengaja memukul belakang kepalanya. Tidak sakit, tapi cukup membuat Oniel menurut dan tidak lagi bercanda seperti tadi, Oniel tau Chika sedang dalam mode serius.

"Kamu lihat Jinan nggak sih? Udah semingguan aku nggak lihat dia.." Chika menoleh ke arah Oniel yang tengah menyedot milkshake.

"Bukannya semingguan yang lalu ada kabar kalau ibunya Jinan meninggal? Kamu nggak tau chik?" ucapan Oniel sontak membuat Chika membulatkan matanya.

"Meninggal??" gumam Chika.

"Iya meninggal, kata omku yang kerja di kepolisian sih katanya meninggal dalam keadaan hangus kebakar, yang anehnya rumahnya sama sekali nggak kebakar. Terus juga jasadnya bener-bener mengerikan, kayak bukan manusia gitu, terlalu abstrak tubuhnya." ucap Oniel sambil mengingat obrolannya dengan omnya.

WENGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang