3. Surakarta and its Contents ✔️

187 164 58
                                    

Aku membawa kenangan yang menuntun menuju cahaya. sialnya, kamu menghendaki aku tetap di kegelapan.

...

Sabtu pagi di Surakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu pagi di Surakarta. Hari sabtu pertama di tempat baru. Biasanya Hesti akan membenci hari Sabtu atau Minggu, karena hari itu hari dimana ia dirumah, merasa bosan, mengerjakan pekerjaan rumah, dan merasa kesepian karena tidak bertemu teman-teman. Hesti segera mengangkat panggilan masuk dari ponselnya dan hal berikutnya yang ia lakukan adalah menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.

"Bisa-bisanya, lo pindah sekolah gak kasih kabar ke gue!!!" Teriak seseorang di sebrang sana. Hesti tertawa renyah saat mendengarnya. Memang ini tiba tiba. Ia juga sama sekali tidak menyangka ia berada di sini sekarang. Dua bulan lalu hubungannya sudah berakhir dengan seseorang. Dua bulan juga Hesti masih belum bisa melupakan mantan pacarnya itu. Pas sekali saat kenaikan kelas 12, kakeknya menawarkannya untuk pindah sekolah ke sini. Karena menurutnya saat jauh kita akan lebih mudah melupakan.

"Y-ya maaf, Vel, ini kemarin kemarin juga dadakan bangett" ucapnya terlihat menyesal. Velia Prameswari— sahabatnya saat masih bersekolah di Jambi. Perempuan periang yang susah senang sedih selalu bersama dan mendukung Hesti. Apalagi saat ia di sakiti oleh mantannya dulu, Velia orang nomor satu yang akan maju. Ibaratnya

"Yaudah tunggu di rumah, Lo, gue otw ke sana sama temen yang lain, ya" Hesti masih terdiam mendengarkan ocehan dari temannya ini. "Lo mau di bawain apa? Kerupuk kulit?". Velia, i'm sorry, lirih ya dalam hati. "Gue udah di Surakarta sejak kemarin sore, Vel"

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima, Velia masih belum menjawab. Ia terdiam dan Hesti sudah menahan tangisnya. Hal paling menyedihkan adalah perpisahan tanpa persiapan. "Lo tega banget gak ngabarin gue, gue ini temen Lo bukan sih, Hes?". Hesti dapat mendengar jelas bahwa sahabatnya itu sedang menangis, suara cantiknya kini sudah serak dan terdengar menyedihkan. Maaf, Vel

Ia sangat yakin bahwa Velia benar-benar marah kali ini. Tidak ada yang dapat di lakukan, tidak mungkin juga jika ia harus kembali dan berpamitan kepadanya kan? Hesti segera beranjak dan tak lupa memakai cardigan coklatnya. Ia berkaca sebentar untuk sekedar membenahi kerudungnya yang meleyot. Hari ini dia akan berkeliling Surakarta dengan bibinya. Yah! Setidaknya ia bisa lupa sejenak tentang Velia dan kemarahannya itu.

Surakarta, i'm coming

Suatu kebiasaan, setiap pagi yang ia lakukan adalah mengirim pesan berisi,

selamat pagii, bocill

hari ini aku mau muterin Surakarta, sekalian lihat-lihat sekolah baruu, nanti kamu sapa aku woy yaaa, siapa tau ketemu, hehe

TENTANG KEINANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang