ke sekian kalinya, boleh gue bilang kalo orang itu, lo?
...
"Lo susah banget gue hubungi, segitu marahnya? Kata ibuk kemarin, lo main ke rumah, iya?" Tanya Hesti beruntut saat telponnya tersambung ke nomor Velia. Beberapa hari setelah itu, Hesti selalu mengirim pesan kepada Velia tapi tak satupun di jawab. Kalo ngambek suka bahaya ni anak. Sebagai teman sahabat baik seperjuangan Hesti tentu sedikit kalang kabut. "Kemarin hp gue lagi di servis, jadi beberapa hari pake hp mama, Lo sih gak telpon ke hp mama" jawab Velia enteng sedangkan Hesti menahan kesal. Ia kira Velia dalam mode marah rupanya hpnya sedang di servis."YA KENAPA LO GAK BILANG, VELIA BAIK HATI" ucapnya kesal sambil meninggikan suaranya membuat Velia di sebrang sana terbahak-bahak. "Emang gue bisa marah lama sama sahabat gue ini?" Ucap Velia sedangkan Hesti yang masih geregetan terpaksa meremas remas gorden. Ngeselin parah
"Ngapain lo kemarin ke rumah gue?"
"Ngapelin Gala, lah" Velia tertawa kencang. "Emang adek gue selera sama modelan, lo?" Hesti mencibir. "Tinggal tunggu aja surat undangan yang ada nama gue sama Gala" keduanya tertawa kompak karena obrolan garing mereka dan sisanya untuk rindu. "Gue ketemu sama orang virtual yang gue ceritain waktu itu, Vel, satu sekolah malahan"
"Gak usah ngarang lo, eh tapi emang iya" jika dekat pasti Hesti sudah menghadiahkan sebuah geplak an seperti biasanya kepada Velia. "Iya lah, lo tau gak sih, tadi gue ketemu dia buat kasih oleh oleh, ganteng banget aslinya" Hesti tertawa ringan kemudian merebahkan tubuhnya di kasur. "Iya gue percaya, ini malah gue ngebayangin rupa lo waktu ketemu dia, pasti kaya kadal kek biasanya" Velia berucap sambil diiringi tawanya yang terdengar ngakak.
"Gue udah gak kumut-kumut lagi, udah kena angin Surakarta". Mereka kalo mengobrol emang suka sampai lupa waktu. Apalagi sekarang posisinya jauh, biasanya setiap pulang sekolah atau di hari Minggu mereka selalu meluangkan waktu untuk berdua. Deeptalk bareng sahabat, hehe. Banyak yang bisa menjadi bahan mulut, salah satunya mantan Hesti yang kata Velia sudah dua kali ganti pasangan. Sebenarnya Hesti sudah tidak terlalu nyaman jika sahabatnya itu bercerita tentang dia.
Waktu udah perlahan hapus ingatan gue
Obrolan mereka berlanjut sampai sore. Kebanyakan bahas masalalu jadi Dejavu gue. Hesti melirik jam tangan yang masih melingkar di tanganya, pukul setengah lima sore. Ia bergegas mandi dan tak lupa mengabari username 'kei' yang beberapa hari lalu menjadi favoritnya. Sore ini sepertinya ia ingin berkeliling Surakarta bersama Sheyla dan Rhea.
Setelah memastikan penampilannya perfect melalui kaca lemarinya, Hesti segera bergegas. "Nenek" siapanya saat melihat sang nenek sedang menjahit. Hesti duduk di sebelahnya sambil meraih tangan neneknya. "Cucu nenek udah cantik begini mau kemana?" Tanya wanita tua itu dengan lembut. Hesti tersenyum "Hesti mau izin buat keluar sama temen, boleh?" Ia mengelus tangan wanita itu dengan lembut. Dulu waktu kecil, saat bapak dan ibunya sibuk bekerja, hari harinya di temani oleh nenek dan kakeknya. Dua orang spesial menurut Hesti.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KEINAN
Подростковая литература'𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗻𝘆𝘂𝗺, 𝗮𝗽𝗮𝗹𝗮𝗴𝗶 𝘀𝗲𝘀𝗲𝗸𝗮𝗹𝗶 𝗸𝗮𝗺𝘂 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝗱𝗼𝗰𝗮, 𝘀𝗶 𝗺𝗼𝘁𝗼𝗿 𝗸𝗲𝘀𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻𝗺𝘂' -𝗲𝗹𝗼𝗸𝗮 𝗵𝗲𝘀𝘁𝗶 𝗿𝗮𝘁�...