13. Want to go back?✔️

72 32 60
                                    

Mereka terlihat manis, bahkan lolipop yang ku makan terasa hambar
-inilokaa

...

Yah! Semua sudah selesai di kemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yah! Semua sudah selesai di kemas. Masih sisa kurang lebih beberapa jam dari sekarang sebelum besok ia berangkat. Semalam Bulan sudah mengabari Keinan, bahwa cewek itu ingin menemuinya. Saat ini ia sudah siap dengan tas coklat yang tergantung di lengannya. Tak lupa kaca mata beserta masker yang ia masukkan ke dalam tas itu. Bulan bergegas keluar kamar saat mendengar suara motor besar Keinan mulai memenuhi pendengarannya.

"Permisi" ucap cowok itu saat kakinya tepat menginjak batas pintu membuat seorang pria paruh baya yang kini membaca koran di sofa itu menoleh. "Pagi, om" sapanya lagi.

"Hm, kamu?, mau ngapain?" keinan meneguk ludahnya susah payah. "Runa mau pergi sama Keinan, Pah" Bulan yang baru saja datang langsung menyahut. Pria paruh baya itu menatap anak gadisnya datar "Papa gak tanya sama kamu, tapi tanya dia" ucapnya sambil menunjuk Keinan. "Saya izin ajak Bul, Aruna keluar sebentar, om" Ucap Keinan. "Kamu bisulan ya? kok gak duduk?" ucapnya membuat Keinan segera mendarat di sofa. Sesekali ia melirik Bulan yang kini duduk di samping Papanya. Mau ngajak main doang berasa disidang

"Yasudah sana, jangan terlalu sore pulangnya" Keinan tersenyum kecil. "Siap, om!" Jawabnya penuh semangat. Meraka akhirnya segera bergegas sebelum pria paruh baya itu mendadak berubah pikiran. Keinan sedikit menyerit heran saat melihat beberapa koper disana sebelum ia benar-benar keluar rumah.

Keinan yang tidak memudarkan senyum tipisnya sedangkan Bulan di belakang yang mati matian menahan rasa gugup. Bukan gugup karena di bonceng Keinan, tetapi bagaimana ia mempersiapkan kata-kata yang pas.

Motor besar itu mengarah ke salah satu taman yang dulu sering mereka kunjungi, tidak ada yang berusul pergi ke sana, tetapi tiba-tiba filing membuat Keinan melajukan motornya tanpa ragu. Setelah motor itu terparkir, Keinan mengekor di belakang Bulan yang sudah berjalan terlebih dahulu. Cewek itu duduk di bawah sebuah pohon yang cukup rindang sambil meluruskan kakinya. Ia menoleh kepada Keinan yang kini duduk di sebelahnya dengan jarak yang sangat dekat membuat jantungnya nyaris berdetak semakin cepat.

"Udah berapa bulan kita gak kesini?" Cowok itu memandang lurus ke beberapa pasangan yang tampak bahagia berada di taman itu. "Udah dari dua minggu kayaknya" jawab Bulan membuat Keinan menoleh menatap cewek itu. Matanya menelisik wajah perempuan itu dengan beberapa rambut yang menutupinya saat surai itu terbang oleh angin.

"Jawaban itu, boleh Keinan minta sekarang?" Tanya Keinan membuat bulan terpaku. "Kamu belum ada jawaban, ya?" Tanyanya sekali lagi. "Aku mau pindah" ucap Bulan membuat suasana yang tadinya hening semakin menusuk setelah Keinan terdiam. Detik berikutnya Keinan meledak kan tawanya dengan keras.

"Sumpah kamu kalo bercanda garing banget, tapi gak papa aku tetep ketawa" lanjut ya sembari terkikik. "Aku serius, besok aku berangkat" sial, lagi lagi matanya sudah berkaca-kaca. "Are you kidding, me?" Ucap Keinan membuat bulan menggeleng kan kepalanya pelan. Tangan Keinan sudah mengepal di balik punggungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG KEINANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang