2. at Rooftop

65 6 0
                                        

Bukannya pergi menjalani hukuman, Taeyong malah lebih memilih ngacir ke atas rooftop bersama sobat karibnya. Siapa lagi kalo bukan Kim Mingyu. Sobat seperjuangan dan sepernakalan dia. Apalagi kalau bukan ngerokok. Mereka berdua memang menyimpan stok rokok di atas rooftop. Tentu saja di tempat penyimpanan yang hanya mereka berdua tau.

"Sekarang siapa lagi?" Tanyanya kepada sahabatnya yang saat ini tengah join dengan dirinya, seraya mengeluarkan asap rokok yang ada di mulutnya, dengan putung rokok yang ada ditangannya.

Sedangkan Mingyu yang sendirinya udah tau pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya itu apa. Pasti sahabatnya ini bertanya siapa lagi perempuan yang sedang ia deketin.

Sedangkan Taeyong sendiri gak tau apa kelebihan temannya ini. Temannya itu gak putih kayak Jaehyun, coklat ya! Bukan hitam! Apalagi keling! Dia juga gak ganteng-ganteng banget. Masih gantengan crushnya kalo kata dia mah. Tapi entah kenapa banyak banget cewe yang suka sama sahabatnya ini. Katanya sih sahabatnya ini sangat humoris, cewe suka banget sama cowo yang humoris. Padahal mah dia bukan humoris, dia sih lebih ke gak waras. Ada aja tingkahnya yang ngebuat dirinya emosi.

Jadilah mereka berdua. Sahabatnya yang penuh dengan kejahilan dan tingkah gak warasnya. Serta dirinya yang emosian, ibarat senggol langsung tebas. Bukan bacok lagi kalo dia lagi berada dalam mode maung.

Tapi herannya mereka berdua selalu nempel dan nyambung satu sama lain. Gak tau deh mereka saling suka, atau ada  yang menyembunyikan perasaan sukanya satu sama lain. Yang jelas, dia gak suka sama sahabatnya sama sekali! Dia sukanya tuh cuma sama Jaehyun. Titik, gak pake koma! Apalagi tanda seru!

Dia sendiri juga gak tau kenapa bisa suka sama sama pria yang notabennya anak teladan. Padahal dia tuh dulunya sukanya sama cowo badboy. Ya walaupun tampang pria yang disukai olehnya itu memiliki wajah sedikit badboy, tapi kelakuannya goodboy. Lagipula crushnya tuh ganteng banget. Dia juga gak mau munafik ya! Dia tuh suka banget sama cowo ganteng! Apalagi berduit! Dia suka banget tuh.

Ya terserah kalian mau nganggap dia perempuan seperti apa. Bagi dirinya, jika laki-laki bisa dan juga boleh mandang fisik seseorang sebelum mendekati orang itu, masa iya perempuan gak boleh melakukan hal yang sama?

Dia suka juga cowo yang berduit! Bukan berati dia itu cewe matre nan miskin ya! Sebenarnya dia juga berasal dari kelas atas juga! Kalo dia dari kelas bawah? Gak mungkin dia bisa masuk ke sekolah ini!

Yup, Neo High School itu sekolah yang di peruntukan untuk anak yang ekonominya menengah ke atas. Di sini gak ada program beasiswa. Ya walaupun sekolah ini terkenal seringnya tawuran, tapi yang bisa masuk sekolah ini bukan murid ecek-ecek.

Dia suka cowo berduit itu karena dia orang yang sangat realistis. Orang tuanya itu susah payah dan berusaha agar kebutuhan dia tercukupi dengan maksimal, orang tuanya juga gak mau ngeliat dia sedih hanya karena keinginannya gak tercapai. Tapi dia juga bukan anak yang boros ya!

Dia juga bukan tipikal anak yang sombong dan tidak mau berteman dengan anak kelas bawah! Dia berteman juga kok. Dia juga membantu teman kelas bawah yang ada di luar ruang lingkup sekolahnya. Tapi dengan cara berbeda. Ia akan membantu temannya yang berjualan. Ia gak malu untuk jualan untuk membantu temannya.

Intinya tuh, dia gak suka cowok yang miskin dan bergantung sama keadaan. Iya! Dia gak suka sama cowok yang gak ada usaha sama sekali. Ya kalo udah miskin, ya pasrah aja gitu! Itu yang dia gak suka. Ia paling anti dan langsung ilfeel sama cowok yang seperti itu.

"Gak ada, Yong." Jawaban yang sahabatnya berikan, yang langsung di balas decakan tidak percaya oleh dirinya. Dia gak percaya kalau sahabatnya ini gak ada wanita yang dia deketin. Sangat mustahil bagi seorang sahabatnya ini.

"Alah, tai ayam! Bilang gak ada juga nanti sore pulang bareng cewe!" Rutukan kesal yang dia berikan akan jawaban yang diberikan oleh sahabatnya. Iya! Sahabatnya tuh emang gak jelas! Pagi berangkat sama siapa, pulang sekolah sama siapa, dan kalo malam jalan sama siapa. Pokoknya dalam satu hari tuh bisa banyak gunta ganti wanita.

"Percuma gue bilang sama anak tuyul juga gak akan percaya. Dia yang nanya, gue yang jawab, tapi dia yang gak percaya. Terserah lo deh." Balasan yang Mingyu berikan karena dirinya sudah lelah akan sahabat mungilnya ini. "Gue beneran gak ada. Makanya cariin gue cewe dong." Sambungnya, meminta temannya untuk mencarikan dirinya seorang wanita.

"Udah gue bilang sama Lisa aja. Kalian berdua tuh sama-sama cocok! Sama-sama punya mulut lemes, berisik,  bar-bar, kang gosip dan masih banyak lagi deh cocoknya. Tapi lo-nya malah nolak. Sok ganteng lo ah!" Rutukan kesal yang ia berikan kepada sahabatnya, karena sahabatnya ini terus menolak wanita bernama Lalisa ini, yang merupakan temannya juga.

"Gak ah! Kasihan nanti keturunan gue kalo gue sama Lisa. Yang beneran dikit dong. Kayak lo aja cari cowo yang kayak Jung Jaehyun aja." Celetukan yang Mingyu berikan, sukses membuat sahabatnya teringat kejadian tadi.

Reflek tangannya langsung melempar sepatu yang sudah ia lepas, ke arah sahabatnya, dan tepat mengenai tubuh sahabatnya, dan membuat sang empuh meringis kesakitan. "Yak! Kau gila?!" Protesan yang diberikan oleh sahabatmya.

"Kau yang gila! Mulut lo gak bisa di jaga banget ya, Ming! Bisa-bisanya lo bilang gue suka sama dia di depan orangnya! Mending kalo misalkan lo bilang ketika keadaan gue lagi alim, adem, anyem. Ini lo bilangnya pas gue lagi ketangkep dan di introgasi kayak narapidana!" Protesan yang ia berikan, yang benar-benar malu mengingat kejadian tadi.

Hancur sudah reputasi yang ia bangun di depan crushnya. Ya walaupun ia ini tidak perlu menjaga lagi reputasi dan citra buruknya, karena seluruh sekolah sudah tau siapa dirinya. Mungkin crushnya juga tau siapa dirinya yang sebenarnya.

Sedangkan Mingyu yang mendengarnya pun langsung tertawa. "Adem anyem apanya! Lagian, seluruh antero sekolah udah citra buruk lo. Gak usah di tutupin, dia pasti udah tau juga lo kayak gimana kok." Balasnya, yang terus membela dirinya. Dia juga menyadarkan temannya untuk menjadi apa adanya.

"Tapi setidaknya lo gak ngomong di depan orangnya langsung! Gimana kalo dia risih dan berakhir menjauhi gue? Kan kasihan banget gue-nya! Udah di jauhin sebelum ngedeketin." Ujaran penuh frustasi yang ia berikan. Ia gak tau kenapa otak temannya ini sangat lamban.

"Ya itu derita lo." Balasan sekenanya yang Mingyu berikan untuk sahabatnya.

Dan Taeyong yang mendengarnya pun langsung merengut dan hendak beranjak. "Yah, Ming! parfume-nya mana?" Tanyanya, ketika mencari parfume di tempat persembunyian mereka, tapi gak ada. Padahal dia udah mau pergi dari sini.

"Kemarin habis di bawa sama Lisa." Sahutan yang Mingyu berikan, yang masih santai dengan rokok ditangannya.

"Tolong ambil, Ming. bisa ketauan kita kalo abis ngerokok. Gak mungkin juga gue pake parfume cowo." Pintanya kepada sahabatnya ini.

"Ya udah, lo tunggu sini ya. Biar gue ambil parfume-nya." Titah Mingyu kepada sahabatnya, yang langsung di setujui oleh sahabatnya.

Dan Taeyong pun langsung kembali duduk, melanjutkan acara merokoknya lagi. Satu batang lagi, sambil nunggu sahabatnya kembali.

"Kamu gak ada kapok-kapoknya ya, Lee Taeyong! Tadi habis ketahuan sama bapak karena tawuran, sekarang malah ketahuan ngerokok!" Seruan yang diberikan oleh gurunya, sukses membuat dirinya meringis. Baru juga satu hisapan, udah ketahuan aja.

Gurunya langsung menghampiri dirinya, dan menjewer telinganya. Menyeret dirinya yang terus meringis di sepanjang mereka menuruni anak tangga rooftop.

PROBATION - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang