7. The First

38 3 0
                                    

Saat ini Taeyong sudah ikut berbaris dengan sebuah balok yang sudah ia pegang di tangannya. Hari ini sekolahnya ingin tawuran dengan sekolah sebelah. Dia sendiri gak tau akar permasalahannya yang membuat sekolahnya nyerang sekolah sebelah. "Bang! Ada masalah apaan sih?" Tanyanya, menepuk kedua abangnya yang ada di barisan paling depan.

Kedua abangnya udah siap memegang gir yang di kalungkan di leher abang pertamanya, serta clurit yang di pegang abang keduanya, mereka berdua pun terkejut dengan kedatangan adiknya. Pasalnya mereka berdua sepakat buat gak ngasih tau adiknya. Bisa bonyok mereka berdua sama ayahnya, kalau tau mereka ngajak atau ngebiarin adiknya ikut tawuran. "Yong, lo ngapain di sini?" Tanya abang pertamanya.

"Ya mau ikut lah! Yakali lo berdua doang yang ikut. Gue kan juga mau ikut ngebela dan mengharumkan nama sekolah." Seruan dengan menggebu yang Taeyong berikan.

"Gak usah ikut deh! Bisa habis gue sama papa. Lo gak usah ikut ya?" Bujukan yang diberikan sang abang kepada adik bungsunya ini.

"Gak ah! Gue mau ikut! Terserah gue dong, mau ikut apa enggak. Ini kan diri gue! Kenapa lo yang ngatur-ngatur?!" Kalimat tidak suka yang ia berikan kepada abang pertamanya.

Sedangkan Johnny yang mendengar ucapan adik bungsunya pun meringis, ia langsung menatap adiknya yang lain dan memberi kode kepada adiknya inu. Sementara Yuta yang diberik kode pun paham, dan langsung keluar barisan,  melakukan perintah yang di suruh abangnya.

"Yah Yuta, woy! Mau kemana dia bang?" Tanya Taeyong kepada abang pertamanya.

"Udah, gak usah tau. Lo pulang aja ya? Nanti di anterin sama temen gue kalo lo pulang." Pinta sang abang kepada adiknya yang sangat keras kepala ini.

Belum sempat ngejawab, tawuran pun udah di mulai. Ia langsung bergegas melindungi adiknya. "Josh! Tolong bantuin gue jagain ade gue, Josh!" Pintanya kepada Joshua, teman seangkatannya. Bukan hanya Joshua saja, tapi yang lain pun mulai melindungi adiknya.

Sementara Taeyong yang merasa gak perlu perlindungan pun kesal. Akhirnya ia kabur lewat bawah dan mulai menghajar sekolah lain. Dan terjadilah baku hantam antara dirinya dan sekolah lain. Abangnya ingin sekali menyeret dirinya, tapi dia tidak bisa! Dia masih berurusan dengan lawan yang ada di hadapannya.

Ketika sedang menghajar seseorang, tangannya tiba-tiba di tahan oleh seseorang. "Loh, Jaehyun? Lo ngapain di sini? Tau darimana?" Tanyanya yang langsung melepaskan tangan crushnya, dan berusaha melindungi crushnya.

"Saya mau jemput kamu pulang." Jawaban santai yang Jaehyun berikan.

Sedangkan Taeyong terus melindungi crushnya. Ia pikir kalau crushnya itu anak baik-baik yang gak bisa berkelahi. "Jae, lu pulang sendirian aja ya? Lo bisa terluka kalo kayak gini." Titahnya yang masih berusaha melindungi crushnya.

"Taeyong, kita pulang aja yuk." Pinta Jaehyun yang masih membujuk wanita ini untuk stop berkelahi.

"Jaehyun anjir, lo bisa bonyok di sini!" Pekikan frustasi yang Taeyong berikan kepada crushnya yang sulit dikasih tau dan sangat keras kepala.

"Aku gak mau pulang kalo kamu gak pul--" belum sempat ia menuntaskan ucapannya, dirinya malag terkena lemparan batu, yang membuat keningnya mengeluarkan darah.

"Anjir, Jaehyun, lo berdarah!" Pekikan yang Taeyong berikan, yang langsung menyeret crushnya keluar barisan. "Ayo kita pulang, buat bersihin luka lo." Sambungnya yang terpaksa harus meninggalkan medan perang untuk crushnya.

Sementara Jaehyun malah tersenyum lalu mulai menarik wanita mungil ini menuju motor yang ia parkiran di sana. Sampai di samping motor miliknya, ia langsung naik ke jok depan. Tapi sebelumnya ia memberikan jaketnya untuk wanita ini. "Pegangan ya. Nanti kamu jatuh." Titahnya. Dia bukannya mau modus. Tapi beneran dia takut wanita ini jatuh kan bahaya.

"Iya!" Balasan yang Taeyong berikan, yang mulai memegang baju crushnya. Sedangkan crushnya pun mulai menjalankan motornya meninggalkan medan perang.

"Tau darimana gue ada di sana?" Tanyanya di sepanjang jalan menuju rumah crushnya ini, mungkin, gak tau juga dia crushnya ini mau bawa dia kemana.

"Tadi abang kamu telepon aku. Suruh jemput kamu yang lagi tawuran. Soalnya kamu ngeyel kalo di suruh pulang sama mereka." Jawaban yang Jaehyun berikan.

Yup, tadi Yuta emang menelepon dia, dan meminta tolong kepada dia untuk menjemput adiknya yang ingin tawuran. Tanpa menolak, dia langsung bergegas menjemput Taeyong. Ia paling gak suka ngeliat perempuan tawuran. Maka dari itu dia bersedia menjemput wanita ini.

"Yuta emang bangsat. Gak suka banget dia liat gue seneng. Cepu banget, Anjing." Kalimat makian yang ia berikan kepada abangnya.

"Taeyong, ngomong-nya~~~" Peringatan yang Jaehyun berikan kepada wanita ini. Kenapa wanita mungil, lucu, nan menggemaskan ini sangat suka sekali berbicara kasar? Tidak sesuai dengan wajahnya.

Sementara Taeyong yang mendengarnya pun langsung meringis, dan langsung memukul mulutnya. Kemudian terkekeh, menatap crushnya melalui kaca spion. "Hehehe maaf ya. Ini mulut emang kebiasaan! Kalo ngomong suka gak di filter dulu." Ujarnya, seraya mengangkat jarinya membentuk V, tanda damai.

"Lain kali jangan di ulangin ya." Peringat Jaehyun, yang melihat wanita ini dari kaca spion sejenak, sebelum akhirnya memfokuskan acara menyetirnya.

Langsung saja Taeyong mengangguk antusias dan langsung mengeratkan pegangannya yang ada di pinggang crushnya. Ia juga menyandarkan kepalanya dibahu lebar nan gagah milik crushnya. "Nyaman banget ya." Gumamnya yang masih bisa di dengar crushnya.

Sementara Jaehyun cuma bisa diam aja. Dia gak ngerasa risih atau terganggu atas tingkah wanita ini yang tiba-tiba menaruh kepalanya di bahu miliknya.
---

"Loh Jae, bukannya mau ke rumah gue?" Tanyanya yang bingung ketika crushnya ini memberhentikan motornya di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil.

"Aku gak bilang mau bawa kamu pulang ke rumah kamu." Balasan yang Jaehyun berikan, yang langsung turun dari motornya setelah menyetandarkan standar motornya. "Ayo masuk! Katanya kamu pengen obatin luka aku." Titahnya yang langsung menggenggam tangan wanita ini, dan membawa dia masuk.

"Jaehyun, kamu udah pulang?" Tanya seseorang dari dalam dan suaranya makin dekat. "Ya ampun tuhan, kepala kamu kenapa sayang?" Tanya seorang wanita cantik yang ia yakini bahwa itu ibu dari crushnya.

Pantes aja crushnya ganteng, ibunya cantik banget kayak gini, gak mungkin keturunannya jelek kan?

"Loh ini siapa? Pacarnya kamu ya?" Tanya sang ibu, sambil tersenyum hangat kepada wanita yang ada dibelakang anaknya.

Spontan Taeyong tersenyum, membalas senyuman perempuan itu.

"Mommy, kenalin, ini Taeyong, temannya aku. Taeyong, kenalin ini ibunya aku." Jelas Jaehyun, yang langsung memperkenalkan ibunya kepada Taeyong, dan juga sebaliknya.

"Masa temen sih? Padahal dia cantik gini, sayang cuma di jadiin temen doang, sayang." Ucap sang ibu, supaya anaknya meralat ucapannya kembali.

Sedangkan Taeyong langsung seneng begitu mendengarnya! Berati dia udah dapet lampu hijau dari mertua-- eh maksudnya mama crushnya buat deketin anaknya.

"Mommy apaan sih. Orang kita temenan. Yaudah mom, aku ke atas dulu ya. Mau ganti baju sekalian ambil kotak p3k." Ujar Jaehyun.

"Taeyong, kamu tunggu sini dulu ya, temani mommy." Pinta sang ibu kepada calon pacar anaknya. Ia juga langsung menyuruh asisten rumah tangganya untuk membuatkan minum dan mengambil beberapa makanan untuk dia.

"Taeyong, kamu itu perempuan yang pertama yang Jaehyun bawa kerumah tau. Mommy seneng deh, akhirnya dia punya temen selain Eunwoo." Ujar sang ibu, menceritakan kebenaran akan anaknya.

"Ah masa sih tante? Anak tante kan ganteng, pasti banyak perempuan yang dia bawa ke sini." Ujar Taeyong yang sedikit tak percaya, namun senang mendengar penuturan ibu dari crushnya ini.

"Beneran sayang. Mommy gak tau ya apa dia udah punya pacar atau udah pernah pacaran atau belum. Soalnya dia gak pernah bawa perempuan ke rumah."c

PROBATION - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang