Senin tiba waktu upacara yang membuat 99% siswa malas melaksanakan upacara, mereka tidak ingat perjuangan para pahlawan zaman dulu demi kemerdekaan padahal yang mereka lakukan hanya berdiri sejenak sebagai rasa penghormatan untuk perjuangan para pahlawan
2 Ipa 3 sudah berbaris sesuai dengan posisi kelas yang sudah di tentukan, Azura yang bertubuh agak mungil berdiri tepat di tengah-tengah mereka, Lintar yang berdiri di depan diam-diam melirik ke arah Azura yang tampak hikmat melaksanakan upacara, Lintar sama sekali tidak menyadari jika Azura lebih fokus menatap sosok Aqila yang muncul tepat di tengah menatap ke arah guru dengan tatapan tajam.
"Woy beli minuman kuy", ajak Indah menyadarkan Azura ternyata upacara sudah selsai, gadis itu mengangguk berjalan beriringan menuju kantin membeli air minum sebelum melangkah menuju kelas.
Di dalam kelas awalnya riuh menjadi hening seketika menatap pak Axel masuk seperti biasa dengan karisma yang membuat mereka bahkan enggan bersuara, "baik anak-anak sebelum kita melanjutkan pelajaran sebelumnya ada hal yang ingin bapak sampaikan pada kalian, teman kita Joshua atau Jojo di pilih kembali untuk lomba cerdas cermat yang akan di adakan minggu depan", ujarnya membuat suara tepuk tangan meriah terdengar.
Azura yang dari tadi memperhatikan melihat ada gelagat aneh dari Jojo setelah bersitatap dengan pak Axel, terlihat kilatan amarah dari mata Jojo ke arah guruhya, Azura menghela nafas menggelengkan kepala, mungkin fikiran Azura yang terlalu negatif.
Pak Axel memulai pelajaran, semuanya fokus menatap kedepan, tubuh Azura menegang merasakan kehadiran Aqila tepat di sampingnya, gadis itu mengepalkan tangan, nafasnya tercekat bahkan Azura bisa merasakan rambut Aqila tergerai di bahunya.
Sekuat tenaga Azura menahan rasa takut, namun sialnya Aqila tidak kunjung menghilang.
"Hati-hati Azura"
Deg
Jantung Azura berdetak kencang, bahkan kini nafasnya tersenggal-seggal membuat Indah di samping panik, "Azura hey Azura", ucap Indah keras membuat semua mata tertuju pada mereka bahkan pak Axel yang serius menerangkan rumus di depan langsung menoleh.
Brughh
Tubuh Azura limbung, Lintar mendekat bergegas mengangkat Azura menuju uks, terlihat pak Axel dan Jojo saling pandang sebelum melanjutkan penjelasan, sampai di uks Azura langsung di tangani oleh dokter yang bertugas menjaga uks, nafasnya masih tersenggal-senggal.
"Coba tarik nafas, hembuskan pelan-pelan Azura", ujarnya membuat cengraman Azura menguat pada tangan Lintar.
Perlahan nafas Azura mulai teratur, air matanya mengalir membasahi pipi, "hiks", tangis Azura pecah seketika, dengan lembut Lintar menarik kedalam pelukannya mengusap punggung gadis itu menenangkan sedangkan penjaga uks segera beranjak membuat teh hangat.
Perlahan Azura tertidur dalam dekapan Lintar, pelan Lintar meletakan Azura agar lebih nyaman dalam tidurnya, Indah masuk tidak lama kemudian dengan wajah cemasnya membuat Lintar langsung menghindar, "gimana dengan Azura?", tanyanya langsung.
"Dia baru tidur, kemungkinan dia kecapean", jelas Lintar yang langsung di jawab anggukan dari Indah.
Beberapa saat teman kelasnya yang lain ikut masuk hendak melihat keadaan Azura, "dia sudah bangun belum?", tanya Chika polos yang langsung di toyor oleh Tomi.
"Tidak ada pertanyaan lain, lo liat kan dia masih tidur", ujarnya gemas membuat Chika mencuatkan bibir kesal.
Disty mendekat menatap wajah pucat Azura terlebih dahulu, "yang lain masuk kedalam kelas, biar gue sebagai ketua kelas yang menjaga di sini", ujarnya tegas membuat yang lain langsung keluar kembali ke kelas.
Azura perlahan membuka meta menatap Disty yang duduk di sampingnya, "minum dulu Ra", ujarnya menyodorkan teh yang sudah di siapkan.
Dengan pelan Azura menerima menyeruput sampai habis memijit pelipisnya yang terasa berat, "gue kenapa?", tanyanya membuat Disty menghela nafas.
"Asma lo keknya kambuh deh", celetuknya membuat Azura merapatkan bibir mengingat kejadian tadi yang pasti Azura harus lebih hati-hati.
Azura menutup mata terlebih dahulu membuat Disty menatap lekat kearahnya, "kalau di liat-liat lo agak mirip deh sama Aqila", celetuknya membuat Azura langsung menoleh dengan alis terangkat tinggi.
"Maksud lo?", tanyanya bingung.
Disty tersenyum, "lo agak mirip sama dia, bukan wajah lo yang mirip tapi sifat periang dan keramahan lo yang begitu mirip dengan dia, jadi murid baru lo langsung bisa berbaur sama anak kelas, satu hal yang membuat gue kagum lo sangat menjaga diri bahkan sama Lintar yang notebeanya paling di incar lo keliatan menjaga jarak", jelasnya membuat Azura meringis sendiri.
"Gue tidak sebaik itu Disty, soal Lintar gue memang ngak suka terlalu dekat sama cowok yang sudah punya pasangan, gue sangat menghargai perasaan pasangannya", ujarnya kini duduk bersandar menggunakan bantal.
Disty mengangguk menghela nafas, "jujur gue rindu sama Aqila, dia salah satu yang selalu membuat kelas berisik dengan tingkahnya", ujarnya membuat hati Azura rasannya di remas sekarang.
"Emang lo ngak pernah komunikasi gitu ?", tanya Azura membuat Disty menggelengkan kepala.
"Dia ngak pernah balas, bahkan sekedar baca pun tidak, tapi nomornya selalu aktif itu yang bikin kesal", ujar Disty mencuatkan bibir.
Azura terkekeh, "lo dekat ya sama Aqila ?", tanyanya lagi berusahaemcari informasi.
"Aqila dekat sama semuanya sih, ngak ada bedanya walaupun lebih lengket dengan Lintar mereka berdua sudah kek perangko tahu, tapi anehnya kenapa dia tiba-tiba pindah padahal keinginan terbesarnya selesai di sekolah elit ini", ujarnya merasa bingung dengan tingkah laku mantan teman kelasnya.
Azura menganggukan kepala menanggapi, keduannya kembali diam sampai suara pintu uks terbuka di sana ada Jojo, "Azura sudah baikan ?, kalau sudah pak Axel nyuruh kalian berdua keruangannya".
Disty menghela nafas sedangkan Azura menautkan alis bingung namun tetap ikut ke ruang guru, sampai di ruang guru Azura tersentak kaget melihat Aqila ada di sana menatap tepat ke arah pak Axel dan juga pak Arya yang sedang berbincang.
"Permisi pak", sapa Disty sopan membuat kedua guru itu menoleh.
"Sudah sehat kamu Azura ?", tanya pak Axel.
"Sudah pak", ujarnya mengigit bibir bawah.
Pak Arya tersenyum kearah keduanya sebelum menjauh, pak Axel menyuruh keduannya duduk di kursi tepat di depan meja kerja, namun mata Azura menyipit menatap satu foto yang terselip di dalam buku di meja, foto pak Axel dan Jojo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Dalangnya ? (END)
HorrorAzura gadis berparas ayu pindahan dari surabaya, gadis yang ceria, ramah dan juga enerjik, penakut namun keinginan tahuan yang tinggi, tidak ada kelebihan walaupun dia punya satu keistimewaan bisa melihat mahluk tak kasat mata atau biasa di sebut in...