Azura bernafas lega mendengar bel istirahat berbunyi membuat kedua orang itu beranjak pergi meninggalkan taman, tubuh Azura luruh ke bawah merasa nyawanya hilang entah kemana, wajahnya pucat pasih, dadanya bergemuruh mengetahui fakta yang begitu menakutkan.
Dengan tubuh yang masih bergetar Azura beranjak keluar dari persembunyiannya berjalan tertatih-tatik menuju uks tanpa membeli makanan di kantin, Azura tidak menyadari seseorang keluar dari pilar samping dengan seringai mengerikan di wajahnya
"Ketahuan, jadi Azura", ujarnya mengambil ponsel mengetik pesan di sana mengirim ke nomor seberang sana.
Brakk
Azura yang hampur terjatuh dari tangga uks menutup mata sebelum tubuhnya menyentuh lantai Lintar menarik memeluk pinggangnya, Azura perlahan membuka mata menatap Lintar yang juga menatapnya dalam, "maaf Tar gue ngak sengaja", ujarnya menarik tubuhnya
Lintar menganggukan kepala, "ngak apa-apa, Indah sudah sadar, Tomi baru saja mengantar pulang", ujarnya membuat Azura mengangguk menghela nafas.
"Yaudah yuk ke kelas", ajak Azura di jawab anggukan oleh Lintar.
Keduanya berjalan beriringan menuju kelas sampai di kelas semua pasang mata menatap ke arahnya, seseorang mengepalkan tangan kuat, amarahnya tiba-tiba memuncak, ingin sekali menghancurkan kepala Azura sekarang juga.
Azura yang berjalan di samping Lintar melirik dari ekor matanya, Azura berusaha terlihat biasa sekarang, Azura tidak menyadari seringai di wajah orang itu muncul setelah membaca pesan dari seberang.
Pulang sekolah Lintar mengantar Azura ke rumahnya, Azura menautkan alis tinggi melihat rumahnya yang sepi, bukannya Lintar bilang Indah sudah pulang bersama Tomi, tapi sekarang Indah sama sekali tidak di rumah, Azura keluar namun Lintar sudah pergi.
Azura yang hendak menghubungi Indah menautkan alis bingung menatap chat dari orang yang dia lihat tadi di taman belakang sekolah, gadis itu mengepalkan tangan.
"Kembali ke sekolah jam 05.30 kalau tidak Indah akan mati lebih mengerikan dari Disty maupun Aqila, bicth, lo sudah banyak tahu Azura".
Azura mencoba menghubungi Indah namun sialnya nomornya tidak aktif, Azura menatap jam dinding, sudah jam 05.00, Azura keluar rumah dengan perasaan khawatir, Azura berlari keluar perumahan mencari ojek, gadis itu semakin panik menatap jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 05.15, setelah menemukan ojek Azura kembali ke sekolah.
"Makasih pak", ujar Azura bergegas lari masuk kedalam lingkungan sekolah yang terlihat sudah sepi.
Azura menatap ponselnya setelah menerima pesan lagi, yang mengatakan dirinya harus menuju rooftop sekolah, Azura mengusap wajah kasar berlari menuju rooftop tidak menghiraukan nafas yang sersenggal-senggal.
Keringat sudah membasahi tubuh Azura sekarang, dengan nafas tersengal-senggal Azura membuka pintu rooftop kasar.
"Indah mana brengsek", umpat Azura tersenggal senggal.
Seringai di wajah orang itu terlihat berjalan mendekat ke arah Azura, gadis itu mundur ketakutan, aura orang itu terlihat sangat menakutkan, tidak seperti biasanya.
"Lo bodoh Azura", ujarnya terkekeh meremehkan membuat Azura sadar jika dia di jebak
Menyadari dia dalam bahaya Azura bebalik berlari turun dari rooftop, di belakang orang itu ikut mengejar Azura dari belakang, namun saat kakinya menginjakan lantai 4 gadis itu terjatuh menubruk tong sampah membuat seragamnya terkena kotoran.
"Mau lari kemana Azura, lo ngak akan bisa kabur dari malaikat kematian lo", ujar orang itu semakin mempercepat langkahnya, tubuh Azura bergetar, air matanya kini menetes ketakutan, tetap berlari ke lantai bawah, mendengar suara orang itu membuat rasa takut semakin menjalar di hatinya.
Srekkk
"Lepass", Azura memberontak saat orang itu berhasil menangkap tangannya tepat di lantai 3
Satu hentakan tubuh Azura terbanting ke lantai.
Orang itu mendekat dengan seringai menakutkan, menunduk menarik rambut Azura dengan keras membuat gadis itu meringis kesakitan, rasannya kulit kepalanya ikut terangkat.
"Lo gila", umpat Azura mencoba melawan.
Orang itu mengangkat dagu Azura dengan jari telunjuknya menatap wajahnya dengan tatapan menyendu, "lo ngak tahu apa-apa tentang gue Azura", ujarnya menekan.
Azura mencoba melawan sekuat tenaga namun sialnya tenaganya tidak kuat lagi, melihat adanya kesempatan Azura menendang selangkangan orang itu kembali berlari.
"Sialan lo, gue bunuh lo Azura", teriak orang itu semakin emosi dengan perlawanan dari Azura.
Azura berlari sekuat tenaga, peluh keringat sudah membanjiri tubuhnya, seragam yang dia gunakan kini penuh dengan kotoran, tidak menghiraukan keadaannya, Azura tetap berlari menuruni setiap tangga sesekali melihat kebelakang, konsentrasi terpecah membuat tubuh mungil Azura terhempas kebawah.
"Auhhhh tolong", lirihnya menangis ketakutan menyeret tubuhnya yang terasa sakit melihat orang yang mengejarnya turun santai dengan seringai di wajahnya.
Sekolah di sore menjelang malam sudah sepi tak berpenghuni, tidak ada harapan lagi untuk Azura, tidak ada yang mampu menolongnya sekarang.
"Lo sudah terlalu banyak tahu Azura, lo harus mati", ujar orang itu membuat Azura merinding.
Orang itu mengeluarkan pisau membuat Azura semakin ketakutan berusaha bangkit namun sialnya rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat gadis itu terjatuh lagi, sekarang hanya satu yang Azura bisa lakukan menyeret tubuhnya menghindari orang itu.
Sregggg
Tubuh Azura menegang saat orang itu menarik tangannya kasar, pandangan Azura mengabur karena rasa sakit pada benturan di kepalanya saat jatuh, Azura menutup mata pasrah saat melihat orang itu hendak menikamnya menggunakan pisau.
Nafas Azura tercekat saat orang itu mencekik lehernya kuat Azura mencoba melepaskan namun tenaganya sudah terkuras, harusnya Azura tidak ikut campur, harusnya Azura tidak penasaran, kini nyawannya di ambang kematian.
Azura pasrah.
Dengan sisa tenaganya Azura mencoba memberontak dengan pasokan udara yang kian menipis, pandangannya semakin mengabur, apa ini akhir untuknya ?
"Mati lo bitch, mati lo", ujar orang itu, menancapkan pisau tepat pada perut Azura.
Mata Azura melotot merasakan sakit di perut dan juga lehernya, orang itu benar-benar gila, cekikannya semakin menguat pada leher Azura sambil menikam perut gadis itu menggunakan pisau, seragam yang awalnya berwarnah putih berubah menjadi merah.
"A...yaahh, ibbbuuu hiks, maaf, Azura akan menyusul", lirihnya sebelum matanya tertutup
Sosok Aqila muncul dengan penampilan semakin mengerikan menatap tajam ke arah pelaku dan juga Azura yang sudah di ambang kematian, terdengar raungan keras dari Aqila sebelum menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Dalangnya ? (END)
HorrorAzura gadis berparas ayu pindahan dari surabaya, gadis yang ceria, ramah dan juga enerjik, penakut namun keinginan tahuan yang tinggi, tidak ada kelebihan walaupun dia punya satu keistimewaan bisa melihat mahluk tak kasat mata atau biasa di sebut in...