8.

347 18 0
                                    

Mimpi Azura.

Terlihat seorang gadis berlari di koridor sekolah menuju lantai satu, sekolah terlihat sudah sepi di sore menjelang malam seperti ini bahkan lampu di koridor sekolah kini sudah menyala, gadis itu tetap berlari sekuat tenaga mendengar langkah kaki dari belakang yang kian mendekat kearahnya.

Gadis itu menutup mulut bersembunyi di salah satu pilar, nafasnya tercekat mendengar langkah kaki kian mendekat kearah tempatnya bersembunyi, "Aqila, dimana?", tanyanya sambil bersenandung membuat Aqila yang bersembunyi menangis.

Aqila yang masih bersembungi mengintip melihat orang itu menatap kesamping menggunakan hoody berwarna hitam, masker hitam dan juga topi menutupi seluruh wajahnya.

"Ummbakkk"

"AAAAAAAAAA"

Teriak Aqila mundur kaget saat tiba-tiba orang itu menoleh kearahnya, tubuh Aqila bergetar hebat, tubuhnya sudah terpojok pada dinding, orang itu mendekat, Aqila mencari cara agar bisa kabut namun sialnya orang itu lebih dulu menarik dan menghempaskan tubuh Aqila pada dinding.

"Auhh sakit", jerit Aqila mencoba berdiri, kakinya terasa patah sekarang.

Orang itu menarik rambut Aqila kasar, membuat garis itu meronta-ronta mencoba membuka masker di wajah orang itu, "gue salah apa hiks sakit", lirih Aqila menahan rambutnya agar tidak terlalu sakit.

"Salah lo karena lo sudah mengambil yang harusnya punya gue bitch", umpat orang itu semakin kuat menarik rambut Aqila.

"Gue ngak merasa mengambil apa yang lo punya", ujar Aqila melawan berusaha mencari cara agar bisa kabur.

Orang itu menyeringai di balik masker mengeluarkan satu pisau membuat Aqila merinding, pisau itu kini berada di dagu gadis itu satu gerakan saja pisau beruncing tajam itu bisa menusuk leher gadis itu.

"Yang lo ambil dari gue adalah Lintar Alexander Abraham, gue yang duluan bertemu dengan dia, gue yang duluan suka sama dia tapi kenapa lo yang jadian sama dia dasar bitch".

Aqila menegang air matanya semakin deras keluar tidak percaya dengan apa yang tengah dia dengar sekarang, "lo gila hah", ujar Aqila mendorong tangan orang yang tengah memegang pisau namun nas orang itu lebih dulu merobek leher Aqila.

Tubuh Aqila ambruk bergitu saja darah keluar dari lehernya, matanya melotot dengan darah yang juga keluar dari sela-sela, tubuhnya kejang-kejang, layaknya ayam yang telah di potong, suara aneh terdengar dari tenggorokannya, orang itu berjongkok menikmati apa yang terlihat di depannya, sebelum Aqila menutup mata untuk terakhir kalinya orang itu membuka masker, samar-samar Aqila melihat wajah itu, wajah yang sangat Aqila kenali.



Azura terbangun dengan keringat dingin membasahi wajahnya, nafasnya tercekat, Indah yang duduk di samping langsung memberi minuman, hanya sekali teguk air itu habis, apa yang Azura mimpikan benar-benar mengerikan, apa yang menimpa Aqila adalah hal yang sangat menakutkan

Kini Azura yakin Aqila sudah meninggal, tinggal beberapa yang menghantui fikiran Azura sekarang, siapa dalang dari semuanya ? Dimana mayat Aqila ? Dan siapa yang kini berpura-pura menjadi Aqila ?.

"Lo sudah ngak apa-apa?", tanya Indah di jawab anggukan oleh Azura.

"Makasih", ujar Azura tersenyum manis.

"Makasihnya sama Lintar dia yang gendong sampai ke sini banyangkan saja dari lapangan ke sini", ejek Indah membuat Azura melotot kaget.

Keduanya terdiam, "langsung balik atau gimana?", tanya Indah membuat Azura menoleh dengan alis terangkat bingung.

Indah terkekeh menatap wajah Azura yang terlihat lucu, "sudah waktunya pulang, lama sih pingsannya", ujar Indah membuat Azura meringis bertepatan saat Disty dan Jojo datang membawa tas keduannya.

"Udah baikan Ra?", tanya Disty di jawab anggukan dari Azura.

"Ini tas kalian", ujar Jojo menyerahkan tas.

"Makasih", ucap Azura dan Indah kompak.

"Yaudah, pulang kuy", ajak Indah memapah tubuh Azura.

Sampai parkiran di sana sudah ada Chika dan Lintar dkk menunggu, "gue antar", ujar Lintar yang langsung di jawab gelengan dari Azura.

"Lo sakit Azura, Lintar ngak gigit, gue sama Cakra ikut di belakang sekalian bawain motor lo, soal Indah biar nebeng sama gue", ujar Tomi melihat wajah ketakutan Azura.

"Ikut aja sih Ra, lo aneh yang lain bakalan jingkrak-jingkrak kalau di tawarin Lintar lo mah malah takut", ujar Chika menggelengkan kepala.

Azura menghela nafas, "gue ngak suka dekat sama orang yang sudah punya pacar, takut nyakitin pacarnya", ujarnya masuk akal membuat yang lain terkekeh.

"Jangan khawatir, Aqila baik kok dia akan ngerti, nanti Lintar bilang sama Aqilah deh", ujar Tomi membuat Azura dan Indah saling pandang.

"Ngak apa-apa Ndah ?", tanya Azura menatap Indah yang langsung terkekeh.

"Lo lucu, gue bareng sama Tomi juga, santui aja kali", ujarnya membuat Azura akhirnya mengangguk mengiayakan.

Azura duduk di belakang Lintar dengan perasaan tidak tenang, Lintar yang melihat dari kaca menghela nafas, "santai Ra", ujarnya membuat Azura tersenyum canggung mereka kahirnya keluar dari pekarangan sekolah dengan kendaraan masing-masing.

Sampai di depan rumah Azura, 3 motor berhenti, motor Azura sendiri yang dibawa Tomi, dan Cakra yang membawa motor sendiri, Azura menyuruh mereka masuk, Indah yang menginap semalam langsung masuk mengambil pakaiannya.

"Orang tua lo sudah pulang?", tanya Azura yang langsung di jawab anggukan senang dari Indah.

"Kami langsung pulang ya", pamit Cakra kepada Azura.

Azura mengangguk tersenyum manis, menrik ujung baju Lintar saat ikut beranjak, Lintar menautkan alis bingung menoleh menatap Azura yang kini menunduk mengigit bibir bawah, "makasih dua kali ya", ujarnya polos membuat Lintar mengulum senyum mengacak rambut Azura sebelum keluar dari rumah membuat tubuh Azura menegang dengan perlakuan Lintar padannya.

Azura menggeleng mencoba menguasai diri mengunci pintu dan masuk kedalam kamar dengan wajah yang sudah memerah.

"Sial, jangan sampai gue bapet", ujar Azura menepuk pipinya lelan mencoba menghilangkan rasa panas yang menjalar di pipinya sekarang.

^^^^^

Lintar masuk kedalam kamar langsung membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, entah mengapa ingatannya tertuju pada Azura yang tadi menunduk sanbil mengigit bibir bawah terkihat sangat manis di mata Lintar, cowok itu menggelengkan kepala keluar dari kamar mandi menganti pakaian dengan baju santai.

Ponsel di meja belajarnya bergetar menandakan sebuah pesan masuk, alis Lintar terangkat tinggi melihat Aqila mengirim sebuah foto, dimana Lintar sedang menggendong Azura.

Siapa Dalangnya ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang