Saat di kantor handphone milik Rose selalu berdering membuat Rose kesal. Ia sudah tahu siapa yang menelfon siapa lagi kalau bukan Maminya. Pasti ada sesuatu."Habis dari kantor langsung pulang, kita ada acara setelah itu." ujar Ana singkat padat tanpa menunggu balasan putrinya ia mematikan telfon.
"Mami nih kebiasaan." gerutunya dengan memonyongkan bibir.
"Aku mau pulang lebih awal, untuk jadwal besok kirim nanti malam ya Kai." perintah Rose sebelum pergi dari sana.
Kai mengangguk patuh sebagai jawaban tidak mau ikut campur dengan urusan bosnya walaupun ia sangat ingin.
Setelah sampai dirumah, Rose tidak mendapati orang tuanya disana. Hanya ada sepucuk surat yang memberitahu kalau dirinya telat dan diperintahkan untuk menyusul ke rumah teman orang tuanya.
"Benar-benar merepotkan sekali." dumelnya, mau tidak mau Rose melajukan kembali mobilnya menuju ke alamat yang dituliskan orang tuanya.
Rose turun dari mobilnya, memandangi rumah besar di depannya.
"Gila, kaya banget ini orang." gumamnya kagum.
Seorang laki-laki dengan baju hitam celana hitam menghampiri nya.
"Nona Rose?" tebak nya tepat sasaran.
Rose mengangguk, "orang tua saya ada di dalam?" tanya nya.
"Silahkan ikut saya Nona," menunjukan jalan dirumah itu.
Mereka berdua jalan dengan beriringan. Rose mengikuti langkah kaki laki-laki.
"Silahkan.. " setelah mengatakan itu, pintu besar di depannya terbuka. Menampilkan kedua orang tuanya dan juga ada orang lain disana yang tidak dikenal Rose.
Rose berjalan dengan pasti ke arah orang tuanya.
"Salam dulu sama Tante Gita dan Om Elang." ujar Ana memperkenalkan temannya.
Rose menghampiri Gita dan juga suaminya menyalami mereka berdua setelahnya berlalu kembali ke arah orang tuanya.
"Itu sama calon suami kamu, sama anak kamu juga." ujar Ana lagi yang membuat Rose mendelik tidak terima dan menatap tajam Maminya.
Dengan langkah malas ia menjabat tangan laki-laki yang berada di kursi roda dan juga putri kecil yang duduk di kursi meja makan dengan muka datar.
"Mami harus jelasin semuanya, Papi juga!" marah Rose. Dengan tatapan sengit.
Gita yang memahami suasana kali ini membuka suara mengajak untuk makan malam.
Mereka semua menikmati makan malam kali ini dengan nikmat.
"Acara pernikahan akan dilaksanakan besok, semuanya juga sudah siap." ujar laki-laki yang berada di atas kursi roda dengan santainya membuat Rose menatapnya tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Lumpuhku
Любовные романыTidak pernah terpikirkan dalam benak Rose jika ia harus menjadi istri dari seorang duda yang lumpuh dan sudah memiliki seorang putri. Bagaimana kelanjutannya? Yuk kepoin!