Saat sampai dirumah suaminya Rose langsung melenggang masuk ke dalam menuju ke kamarnya. Tanpa memedulikan ketiga laki-laki disana.
"Kalian pulang saja." usirnya membuat Kevin dan Bayu menatap sebal sahabatnya tapi di turuti.
"Saya perlu bicara sama kamu." ujar Reno ketika dirinya sudah sampai di kamar.
Rose yang baru saja keluar dari walk in closet terkejut mendapati suaminya yang berdiri di depannya.
"Mas Reno udah bisa jalan?" tanya Rose kagum menatapi kaki suaminya yang sudah menapak di ubin.
"Belum sepenuhnya, saya hanya lumpuh dibagian telapak kaki sisanya masih normal." jelas Reno singkat yang diangguki oleh Rose.
Penampilan istrinya malam ini membuat bulu kuduknya meremang hanya saja ia belum berani menyentuh kembali setelah beberapa hari kemarin.
"Bicara apa?" tanya Rose duduk disamping suaminya.
Rose tiba-tiba teringat akan kesalahan nya tadi yang mungkin jika suaminya tahu akan sangat marah padanya.
"Kita buat kesepakatan, dan juga saya belum memberi kamu nafkah lahir."
"Saya ingin kamu hamil anak saya.." ujar Reno mantap membuat Rose melebarkan matanya.
"Saya mencintai kamu, dan kamu tidak memiliki alasan lain selain menerima hal ini, karena saya suami kamu." titah Reno tidak ingin dibantah.
Rose termenung, "entahlah Mas, aku tidak ingin." jawab Rose yang membuat Reno naik pitam.
"Berikan aku alasan kenapa aku harus hamil anak kamu? Lagi pula sudah ada Clara bukan?" tanya Rose. Ia tidak ingin dicampakan nantinya setelah hamil dan badan nya berubah.
"Saya ingin kamu melahirkan anak saya." jawab Reno lugas.
"Satu anak saja?" tanya Rose memastikan.
"Tidak!" tolak Reno karena ia ingin memiliki banyak anak dengan istrinya.
Rose memejamkan matanya, "okey baiklah." jawabnya singkat. Setelah itu bersiap untuk tidur.
"Kita mulai hari ini." ujar Reno semangat.
"Hm? Apanya?"
"Buat anak.. " jawabnya santai yang langsung ditolak Rose.
"Jangan hari ini, lain hari saja."
Reno menatap tidak suka istrinya, hal itu tidak luput dari pandangan Rose.
"Kartu kreditku mana?" tanya Rose tiba-tiba.
Reno mengambil dompetnya di dalam laci nakas mengeluarkan kartu kredit yang dibuat khusus untuk istrinya.
"Terimakasih.. " ujarnya girang. Walaupun ia bisa membeli apapun sendiri tapi rasanya beda jika dibelikan orang yang kita sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Lumpuhku
RomanceTidak pernah terpikirkan dalam benak Rose jika ia harus menjadi istri dari seorang duda yang lumpuh dan sudah memiliki seorang putri. Bagaimana kelanjutannya? Yuk kepoin!