jam 10

18 1 2
                                    

Mulut Vika tak akan pernah bungkam sebelum keinginannya tercukupi. Kalau kemarin semua orang lah yang memperkenalkan diri dahulu terhadap Gauri, hari ini Gauri lah yang pertama meminta berkenalan dengan Maddie.

Rasa tidak menyangka sangat jelas di mimik wajah Maddie.

"Semoga kita bisa jadi temen sekelas yang baik ya Gauri" ucap Maddie setelah berjabat tangan dengan Gauri.

Vika tersenyum melihatnya, merasa dirinya menang. "Nanti kita istirahat bareng yuk" ajak Vika.

"Yuk!" yang menyahut ternyata Jagat- teman sebangku Maddie.

"Yakali gua gak di ajak, gue kan temennya si Maddie juga" sambung Jagat percaya diri.

Vika mengangguk hebat.

"Kalo si Jagat ikut, gua juga gasssskeun" itu suara Sabiru si tengil, bangkunya di depan Jagat.

Syurgawi, siapa sangka Vika memiliki teman baru dengan semudah ini. Gauri seperti biasa, ia hanya manggut-manggut.

Benar saja, istirahat hari kedua ini mereka berlima duduk di satu meja. Maddie rasanya masih merasa canggung, terlihat dari tawanya yang tertahan. Bukan, bukan karena lawakan Sabiru ataupun Jagat yang garing, mereka berdua teman SMP nya. Mungkin dia masih belum terbiasa adanya Vika dan Gauri.

Berbeda dengan Vika, ketawa elang nya sudah menggema seisi kantin. Membuat semua orang yang tengah makan dibuat heran oleh tawa melengking nya Vika.

"Sab, gak kasian apa sama si Vika, anaknya udah mau ngompol itu" ucap Jagat.

Benar saja, rasanya air kencingnya sudah di ujung tanduk. Air matanya pun sedikit meleber.

Vika berdiri, berniat untuk izin ke kamar mandi. Namun dibarengi Gauri yang ikut berdiri.

"Mau kemana?" tanya Vika. "Gue cuman mau ke air, gaada manjat lagi. Jadi tenang aja, duduk lagi sono" titah Vika.

Tanpa suara dan tanpa ekspresi Gauri kembali ke posisi semula dan membiarkan Vika pergi sendirian.

"Eh bro, udah lama sama Vika?" tanya Sabiru penasaran.

"Dari kelas 3 SD" jawab Gauri tenang.

Semuanya diam "Bajing, belum legal pacaran umur segitu!" sungut Sabiru.

"Ngaco, mana mungkin gua sama dia pacaran"

"Dari kelas 3 SD kita sahabatan maksud gua" lanjut Gauri dan meneguk cola nya.

Jagat dan Sabiru ber-oh ria.

Entah kenapa tanpa semua orang sadari Maddie tersenyum, walau sedikit. Ada rasa senang di dirinya ketika mendengar penjelasan Gauri langsung dari mulutnya.

.
.
.

Tidak terasa satu pekan berlalu, dan mereka berlima semakin dekat. Bahkan weekend minggu depan, Sabiru mengundang mereka untuk main ke rumahnya.

Selama satu minggu ini, pemilihan ketua kelas, beserta struktur organisasi nya sudah lengkap. Gauri di tunjuk semua orang agar dia menjadi ketua kelas, namun ia menolak. Takut mengganggu pelajaran dan nilainya jadi turun karena sibuk kesana kemari. Itu sih alasan dia yang ia bicarakan pada Vika.

Vika mengumumkan Gauri tidak siap menerima jabatan tersebut. Semua teman kelasnya kini menunjuk Jagat, dan tanpa di duga ternyata dirinya menyetujuinya.

Di lima orang tadi, hanya Jagat lah yang termasuk kedalam organisasi.

Hari libur ini, Vika menghabiskan waktunya di rumah Gauri. Tante Meli dengan senang hati dengan kedatangan Vika, sebab Vika selalu bisa membuat dirinya tertawa dan tante Meli merasa memiliki anak perempuan, layaknya dambaan sang suami.

Tingg!!

Suara oven "Tante, kue kering nya mateng!!"

.
.
.

"Matematika memang rumit, tapi kalo di pikir-pikir lebih rumit hidup gua yang bisa kebeli apa aja" ujar Sabiru sambil memutar-mutar pensilnya.

"Jamkos ya jamkos, ngapain Bu Henny tetep ngasih tugas" lanjutnya.

"Mana laper perut gua, istirahat kapan si" masih ujar Sabiru.

Jagat merasa itu menggangu rungu dan konsentrasinya, ia mengacak rambutnya asal. "Gua denger-denger dari tadi lu ngeluh mulu Sab. Orang kaya dilarang ngeluh"

"Anjay jiwa ketua kelas nya terpancar" balas Sabiru.

"Istirahat bentar lagi" sahut Gauri santai di belakang Jagat.

"Kamu mau liat punya aku gak? Nih aku udah beres" tiba-tiba Maddie menyodorkan buku tulisnya kepada Sabiru.

Dengan tangan kilat buku tulis itu sudah berada di tangan Sabiru. Namun kegiatan nya terhenti ketika Jagat menangkisnya dari belakang.

"Sab, cowok bukan lu, masa mau nikmatin kerja keras wanita"

Biru merotasikan tubuhnya menghadap Jagat. "Ja.. elu beneran gak mau?" tunjuknya pada buku.

Jagat menaikan satu alisnya. "YAA MAU LAH TOLOL, KITA KAN BOTI BUKAN COWOK, JADI LEGAL NYONTEK EAKKKKKK"

"Bajingan bajingan ketua kelas model apaan lu" seru Sabiru.

Gauri sangat menikmati soal-soal yang bu Henny beri. Sangat kotras dengan Vika yang sudah kusut dibuatnya.

"Nyerah?" tanya Gauri.

Vika mengangguk.

"Gitu doang?" tanya Vika.

"Apa?"

"Gak sambil ngasih contekan gitu?"

"Kebiasaan, liat aja contoh soalnya di notes gua. Tinggal lu ganti angka-angka nya" balas Gauri.

"Crème Brulee gimana?" tawar Vika.

"Gua beliin dua deh, pulang sekolah di cafe biasa. Gimana?" lanjutnya.

"Lu pikir gua bakalan bisa di sogok"

"Please gua udah muak sama berhitung, kasi gua contekan aja Gauri"

"Kamu juga boleh kok liat contekan aku, Gauri juga kalo itupun mau" tiba-tiba Maddie berkata seperti itu.

Gauri menggeleng.

Raut senang di wajah Vika pun memancar, ia melirik pada teman sebangkunya songong. Seolah dirinya sedang berkata 'Liat nih, rezeki nomplok!'

Gauri hanya menghela nafas berat.

"Jangan lupa minggu besok main ke rumah gua" teriak Sabiru dari depan.

Semuanya mengangguk tak terkecuali Vika, dia lah yang paling antusias main ke rumah Sabiru. Karena sejauh ini hanya rumah Gauri lah yang menjadi tempat mainnya, bosan.

Singkatnya, tibalah minggu dimana mereka bermain. Vika membuka ponselnya ingin melihat grup chat yang semalam Sabiru buat.

------------------------------------------------------------

MUDA MUDI ANTI LETOY

jagat telkomsel
jam berapa sih besok ke rumah si sabrut? bosen sih sebenernya, tapi gua kenyang terus disana

sabiru indomie
jam 10 aje lah

maddie cantik
aku ngikut aja, kamu ikut kan @gauri

gauri tompel teri
gue berangkat bareng Vika

sabiru indomie
oke, fix nya jam 10 gua tunggu

------------------------------------------------------------

Vika membanting ponselnya asal, apa katanya 'berangkat bareng Vika' kapan Vika mengiyakan hal itu (?) Entahlah, begitulah Gauri.

"Padahal gua pengen bareng sama Maddie HAAAAA"





To be continue

Should (i) FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang