Di rumah Sabiru, lantai dua.
"Lu aneh ga sih, Gauri sama Vika kalo cuman temenan kok bisa selama itu" ucap Sabiru seraya mengunyah kacang almond.
"Gak aneh sih menurut gua, ada yang temenan lebih lama dari mereka" balas Jagat.
Sabiru membenarkan posisi duduknya. "Temen hidup iya kali" katanya.
Maddie yang sedang menyantap apel menyahut "Malah aku mikirnya mereka kayak musuh bebuyutan gitu gak sih? Gapernah liat mereka akur. Lagian kita kenal baru bentar, gak boleh berspekulasi seenaknya sama orang"
"Gak begitu nyari tau juga sih gua" balas Jagat.
Sabiru hanya mengedikan bahunya.
"Ngomong-ngomong lama bener, dua bocah tu udah dijalan belum sih" tanya Jagat.
"Udah kok, udah aku share lokasinya ke Vika"
"Bercanda lu, dia bisa baca Maps enggak?" tanya Jagat.
Tiba-tiba suara motor Gauri terparkir di depan gerbang rumahnya.
"Gue nyesel banget berangkat bareng lu!" ucap Vika berusaha melepas helm secara paksa.
"Gue gatau Vik, ini diluar prediksi"
"Pake acara ban meletus segala, sini pala lu gua letusin sekalian!"
"Pala lu aja kali"
"PALA GUA UDAH MELEDAK DULUAN KARENA PANAS BANGET TADI ALIAS GUA HARUS NUNGGUIN MAS BENGKELNYA DATENG!!"
"Ya sorry" ucap Gauri tenang sambil melepaskan helm Vika yang sejak tadi Vika coba buka namun gagal.
"Kata gue juga si Kiming kecintaan gue, mana pernah dia meledak-ledak atau kegelincir di aspal atau ngabret ditumpakin gue"
Karena mendengar keributan, ketiganya buru-buru turun ke bawah.
"Lama banget buset, pacaran dulu kalian?" sapa Sabiru setelah sampai di bawah.
"Serahin kunci motornya ke pak Samsul, Ga" lanjut Sabiru.
"Iya bagus jual aja" sahut Vika membuat Gauri mengerutkan dahinya.
"Serahin aja, itu mau di masukin ke garasi etdah" timpal Jagat.
Sabiru mengajak keempat nya untuk masuk, lebih tepatnya ke ruangan santai di lantai dua. Mereka menaiki lift untuk sampai kesana.
"Ini keraton apa mansion sih Sab? Gede banget rumah lo" takjub Vika.
"Awalnya gua sama Gauri merasa kurang percaya diri ini rumah lu, takut salah alamat kan malu" lanjut Vika.
"Sialan kocak banget" timpal Sabiru.
"Gauri kenapa tadi telat, kamu gak papa kan? tanya Maddie tiba-tiba.
Sampai tidak menyadari kecantikan Maddie saking luar biasanya arsitektur kediaman keluarga Sabiru. Maddie hari ini mengenakan vest berwarna buah persik dan rok putih selutut serta dipoles riasan tipis. Rapih dan enak dipandang.
Sedangkan ia hanya mengenakan one-set oversize yang atasannya cuman kaos. Vika, kamu ini orang kaya beneran kan (?) Saking sederhananya.
"Eh iya lu harus pada tau, tadi tuh ban belakang motor si Gauri meledak. Kek apa banget gak kayak biasanya. Padahal motornya beli cash lho ga nyicil-nyicil. Sampe-sampe si Gauri nanya 'Lo makan apa sih Vik, atau dosa apa yang udah lu perbuat!' padahal ya anjir sebelumnya tu motor baik-baik aja karena ya emang motor baru" jelas Vika puas.
"Tapi kita gapapa ya kan Gauri" lanjut Vika.
"Heheh sorry tapi aku nanya Gauri. Kamu sih keliatannya emang baik-baik aja. Tapi daritadi Gauri diem aja" jawab Maddie tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should (i) Fall
Cerita Pendek"Aku lebih suka berjalan dengan seorang teman dalam gelap, daripada sendirian dalam terang" itu menurut Helen Keller, maka menurutku juga. - a short story. - 100% purely my own ideas. - do not copy. - do not assume this story is real. - free to gi...
