mula

42 3 0
                                    

Hilir mudik terpaan angin tengah hari ibukota saling bertabrakan, tapi tidak membuat seorang gadis kecil ini menikmati udaranya. Dengan susah payah ia menutupi lubang hidungnya. Di depan sekolah dasar, manusia berperawakan kecil itu mengobrak-abrik tas gendong miliknya.

"Kayaknya masker aku ketinggalan" ucapnya.

Polusi udara tidak baik untuk paru-parunya, beberapa kali ia terbatuk pelan. Semakin siang, debu semakin berterbangan.

Gadis malang ini kesusahan mencari udara yang baik untuk ia hirup.

Ternyata kejadian itu mengusik penglihatan seorang laki-laki kecil yang beradius 3 meter di sampingnya. Ternyata ia sedang bersemangat menunggu jemputan pulang, sebab ini adalah hari pertama ia bersekolah disini. Iya, dia seorang murid pindahan.

Dengan jalan santai si laki-laki menyapa "Kamu gapapa kan?"

Seolah tahu keadaan, laki-laki yang tingginya sama itu menyodorkan masker bergambar hewan-hewan an.

"Pakai saja, bunda aku gak akan marah kok. Tenang, ini masker baru, belum pernah aku pakai" ujar si laki-laki.

Si perempuan sedikit kebingungan, wajah lelaki ini bahkan baru pertama kali ia lihat. Sekejap baru memahami bahwa anak laki-laki di hadapannya ini mengerti keadaan dirinya.

"Terimakasih ya" Ujar gadis itu menerima, lalu dengan tergesa ia memasangkan maskernya guna menyelamatkan paru-parunya. "Besok kalo pulang sekolah ketemu lagi disini ya, nanti aku ganti maskernya" lanjutnya.

Si laki-laki tidak bergeming.

"Itu kayaknya jemputan kamu ya?" masih ucap si perempuan menunjuk mobil berwarna abu.

Si laki-laki menoleh ke arah telunjuk yang dimaksud, benar saja bundanya sudah duduk manis di dalam mobil. Tangannya melambai-lambai tanda ia harus segera masuk kesana.

".. Itu bunda"

"Sana kamu pulang duluan, jemputan aku bentar lagi pasti sampai. Bilangin juga ke bunda kamu, terimakasih maskernya"

Si laki-laki mengangguk, lalu pergi meninggalkannya.

Di sebrang, di dalam mobil bundanya laki-laki kecil itu berteriak. "RAMBUT KAMU COCOK DI KEPANG GITU, KATA BUNDA JUGA KAMU CANTIK!!"

Bibir Jeevika berkedut, ia tidak bisa menyembunyikan senyumannya meskipun terhalang masker. Gauri menyadari bahwa perempuan di sebrang sana tengah tersenyum lebar karena ulahnya.

Mama bahkan belum pernah muji aku - ujar Jeevika dalam hati, seolah kata-kata yang Gauri katakan tadi menjadi hal yang pertama kali ia dengar.

Besoknya Jeevika menepati janjinya untuk memberikan masker baru pada laki-laki yang menolongnya kemarin.

Semenjak pertemuan kedua mereka, tempat ini menjadi tempat mereka bertemu dan mengobrol sebelum jemputan masing-masing datang, terkadang Jeevika selalu satu mobil dengan kawan kecilnya itu sebab mereka tetangga dekat, pun di kelas mereka menjadi berteman baik.




Written by tanti
Find me on IG @ _cherishtanti

Should (i) FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang