albuterol (salbutamol)

15 1 4
                                    

Maddie menggerutu dalam diam, rencana kencan bersama Gauri gagal. Sabiru datang kerumahnya berbarengan dengan Gauri dan mereka berakhir main PS dikediaman Maddie.

"Ini udah jam setengah lima, Sab lu pulang sono" ujar Maddie.

Sabiru tidak menjubris sama sekali.

"GAURI KITA KAN MAU NGOPIIIII" lanjutnya.

Sabiru memicing, "Ngopi? Gak salah denger gue?" tanya nya.

"Oh kalian tadinya mau ngedate?" lanjut Sabiru.

Maddie hanya membalas dengan tatapan elang.

"Ngopi doang" sahut Gauri yang tidak lepas dari PS.

"Yaudah sih wir sana ngopi kalian berdua, gue disini aja" elak Sabiru yang masih anteng dengan PS nya.

Mau Maddie ataupun Gauri keduanya tidak menyahuti.

"Etdah mencekam amat hawanya. Biasanya juga gitu kan Med, gue sama Jagat keluar masuk rumah lu buat hilangin gabut doang. Tenang aja rumah lu aman, kalopun tertarik gue mampu bikin jiplakan rumah kayak gini doang mah. Sono aja pergi gue gapapa nge PS sendiri" lanjut Sabiru.

"Bukan masalah itu Sabiru! Tapi ini hangout pertama bareng Gauri– crush gua!!" ucap Maddie dalam hati dengan tangan mengepal. Hanya dalam hati yang mampu ia utarakan.

Gauri beranjak, ia menyambar jaketnya. "Maaf bikin lo kesel, PS nya menggoda. Ayo berangkat, tunjukin tempat kopi mana yang lu mau"

Alih-alih siap menonjok Sabiru, Maddie kini tersenyum kesenangan. Meski dia kalah menggoda dibanding PS tadi, tapi setidaknya perkataan selanjutnya membuat dirinya senang.

"Kopi jadian" jawabnya.

"Hah?"

Pernyataan Maddie barusan membuat Gauri mengerutkan keningnya.

"Iya nama kedainya kopi jadian, kalo gue ajak lo ke kedai kopi mantan kan gak mungkin"
"Masa tiba-tiba perpisahan sebelum pendekatan sih" ujar Maddie.

"Bhahahahaha kopi jadian katanya!! Kenapa nggak ada kedai 'kopi pahit' ya?" Tukas Sabiru.

"Ya emang siapa yang mau ngopi kalo kopi nya pait" kesal Maddie.

"Ya kan bisa aja tuh, didedikasikan khusus hanya untuk orang-orang yang tidak ada harapan bisa jadian hahahaha paitttt" balas Sabiru.

"Gua harus nelpon bokap gua buat buka kedainya" lanjutnya.

"Gua pukul juga ya lu ka–"

"Udah ayo berangkat, keburu sore" cerca Gauri.

Tangan yang tadinya akan digunakan untuk memukul punggung Sabiru kini di genggam Gauri, Maddie pun salah tingkah.

Kini, di meja kedai kopi jadian..

Keduanya duduk berhadapan, Maddie banyak bercerita acak, sedangkan Gauri bertugas untuk mendengarkan.

"..Mirip Vika" ucapnya dalam hati, teringat perempuan itu karena sejauh ini yang banyak omong dihidupnya hanyalah dia.

"Mau dessert engga?" tanya Gauri.

Maddie tersenyum manis, "Boleh deh"

Selang 5 menit, dua piring cake yang di atasnya strawberry merah itu datang ke meja mereka.

Di suapan pertama Maddie ingin sekali memberikannya pada Gauri, tapi Gauri sedang fokus terhadap ponselnya. Entah pesan dari siapa sehingga menyebabkan kedua alis lelaki itu bertaut.

"Med, gue harus pulang" ucapnya tiba-tiba.

"Sekarang??"

Gauri mengangguk.

Should (i) FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang