lomba lari

10 1 0
                                    

Pulang sekolah, Vika berada di kediaman rumah Gauri. Tidak ada lagi selain menemani Tante Meli memasak dan bergurau ria.

"Gak ada yang bisa nandingin opor ayam tante Meli" ujar Vika semangat.

Meli tersenyum melihat Vika sangat menikmati opor buatannya.

"Vika awas baju seragamnya kecipratan kuah opor, sana ke atas pake baju oblong Gauri dulu" titah Meli. Sudah menjadi kebiasaan untuk keduanya pinjam-meminjam baju.

"Gapapa tante, besok kan weekend"

"Ngomong-ngomong kenapa kok kamu gak bareng Gauri?"

Pertanyaan tersebut membuat Vika berhenti mengunyah. "Hmm Gauri piket dulu, Vika laper jadinya pulang duluan kesini di anterin Jagat" jawab Vika terpaksa berbohong.

Meli hanya mengangguk-angguk percaya.

Tidak lama sosok yang sedang dibicarakan ada di balik pintu dapur.

"Bun, Gauri pulang"

Itu Gauri.

"Selamat siang tante"

Dan Maddie.

Mau Vika ataupun Meli sama terkejutnya. Gauri menjelaskan siapa gadis yang ia bawa ke rumahnya. Setelah itu ia memilih beranjak ke lantai atas untuk berganti pakaian.

Dengan canggung Meli menerima jabatan tangan Maddie. "Aku Maddie tante, temannya Gauri dan Vika. Salam kenal ya tan"

Maddie memakai pakaian santai, seperti biasa dia selalu cantik mengenakan baju apapun.

Oh pantes aja lama, Gauri nganterin Maddie ganti baju dulu – ucap Vika dalam hati.

"Maaf ya tangan tante kotor abis masak sama Vika" balas Meli.

"Eh nggak apa-apa tante"

"Mari duduk di ruang tamu. Vika temani dulu ya, tante mau beresin ini dulu, berantakan."

Vika mengangguk, "Siap tante."

10 menit Vika berbincang dengan Maddie di sofa sambil meminum jus mangga buatan Bunda Gauri.

"Gak heran ya lu deket sama Gauri, kalian temenan dari kecil banget. Sampe tante Meli masak-masak bareng lu. Seru banget ya Vik?" tanya Maddie.

Vika menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Yaaa gitu deh, sekarang sih seru. Seperti yang lu tau dulu mah gue sama dia gelut mulu, mana dulu dia galak lagi"

Maddie tertawa.

"Kayak kucing sama anjing ya, gue pernah lho marahin si Jagat sama Sabiru"

"Kenapa emangnya?" tanya Vika.

"Mereka berdua selalu mikir kalian tuh sebenernya pacaran cuman denial aja depan semua orang. Padahal kalian beneran cuman temenan, kebukti kan firasat gue"

"Lu pasti risih kan Vik kalo ada orang yang beranggapan kalian pacaran?" lanjut Maddie.

Vika sedikit terkejut dengan pertanyaan Maddie barusan. "Hahaha iya, Med"

"Soalnya kalian tu keliatan lebih kayak adik-kakak. Tante Meli juga gua liat-liat sayang banget sama lo, kayak ke anaknya sendiri"

Lama mereka menghabiskan waktu di rumah Gauri, TV yang sedang ditonton dua perempuan itu malah di pakai bermain PS oleh Gauri. Ia membiarkan Vika dan Maddie mengobrol berduaan.

"Udah sore, Med. Gue mau pulang duluan deh soalnya lengket juga belum mandi" ucap Vika.

Maddie, yang sedang rebahan di sofa kini mengangkat tubuhnya menjadi terduduk. "Ohh yaudah Vik kalo gitu lu hati-hati ya"

Should (i) FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang