so do i ?

10 1 0
                                    

Gauri 18 tahun kini meneteng dua buku paket, ia berjalan keluar dari perpustakaan. Bagi sahabatnya itu merupakan pemandangan yang tidak pernah mereka temukan belakangan ini.

"Buset seger banget Gauri" sahut Sabiru di dekat ambang pintu.

"Yoii" balas Gauri tersenyum.

Semua sahabatnya saling tatap, semakin keheranan. Bahkan alis ulat bulu Jagat menyatu.

Sebelum berangkat sekolah tadi, Gauri menemui Vika. Ia menceritakan semua penyesalannya dan ingin kembali ke dirinya semula, bahkan ia ingin menjadi lelaki yang hangat di mata orang.

Karena dia pikir dia bukanlah anak kecil lagi harus mendiami semua orang ketika memiliki suatu masalah pribadi. Jadi Vika tidak heran ketika jam istirahat ini Gauri memilih untuk membaca buku, kotras dari sebelumnya.

Kangen katanya.

"Fisika ya?" tanya Vika.

Gauri memberinya anggukkan.

Ketiga teman lainnya menyadari bahwa ada yang berbeda dari Gauri, maka ketiganya tersenyum.

Mereka tidak tahu apa yang sedang Gauri lalui dua tahun terakhir, tapi yang pasti Gauri sedang melalui masa hitamnya. Dan hari ini pemandangan yang baru saja mereka lihat sungguh diluar dugaan.

"Gue kalo banyak baca takut makin pinter"

"So iyeh pinter, tugas aja liat Maddie terus lu" balas Jagat kepada Sabiru.

"Gue gak berkawan sama Fisika, sorry"

"Iya elu mah tertariknya kayak rakit-rakitan gitu ya"

"Rakit apaan"

"Rakit bom atom" balas Jagat.

"Mata lu ngerakit, gue kan rich. Bom mah kecil, beli aja lah jangan keliatan kayak orang susah" ucap Sabiru bangga.

"Anjing liatin aja nanti gue yang ngerakitnya, gua pentalin bom nya ke rumah lu biar harta kekayaan lu lenyap. Terus lu jatuh miskin. Numpang tidur deh di rumah gue" balas Jagat tak mau kalah.

"Bokap nyokap gua gak di rumah, tiap hari keliling dunia. Jadi kita gak akan jatuh miskin, soalnya rumah gue banyak di tiap negara punya kalo lu lupa"

"Tapi elu nya meninggal karena lagi main PS di kamar trus gua kirim bom"

Selama dua tahun ini Maddie sudah pusing menghadapi kedua temannya yang selalu tak akur.

Vika menepuk jidatnya, "Gua mending jajan, soalnya gamau kecipratan goblok" meninggal semuanya.

"Sama, gua juga phobia orang goblok bye" balas Maddie mengejar Vika.

"Lo gak akan ninggalin kita juga kan Ga?" tanya Sabiru terhadap Gauri.

"Sejak kapan si Maddie ngomong lu gua an" tanya Gauri balik.

"SEJAK LU DIEMIN KITA SEMUAAAA MONYET" jawab keduanya.

.
.
.

"Gauri, pulangnya seperti biasa lo bareng Vika?" tanya Maddie.

Gauri yang tengah memasukan buku ke dalam tas nya urung. "Iyaa, kenapa lo masih mau pulang bareng sama gue?"

"Enteng banget ngomongnya sekarang mah"

"Apalagi kan, gue tau maksud lo" balas Gauri seraya tersenyum.

"Kalo gitu kalian bareng aja, gue gapapa kok pulang mah sama Jagat juga bisa. Atau sama Mas Ato supir gue" timpal Vika disebelah Gauri.

"Mending sama gue aja naek mobil, aman banget keselamatan nya terjaga, mobil mahal keselamatannya gak usah di raguin" suara Sabiru menggelegar tiba-tiba.

Should (i) FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang