✎Konflik (2)

5 1 0
                                    

Melanjutkan pembahasan materi dari bab sebelumnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka sekarang kita akan membahas konflik agar tetap tertata dengan rapi.

Berikut dua tips menarik dari kami!

1. Tetap Fokus Pada Ide Cerita yang Telah Dibuat

Ide cerita merupakan sebuah permasalahan dari seorang tokoh utama di suatu cerita. Setiap tokoh dalam cerita memiliki porsinya masing-masing, dan kamu harus bisa menentukan manakah yang akan menjadi tokoh utamanya.

Meskipun, tokoh yang ditonjolkan adalah sepasang kekasih, tetapi porsi dari mereka harus tetap diatur sehingga hanya akan ada satu tokoh paling menonjol yang merupakan tokoh utama. Nantinya, konflik akan fokus pada permasalahan utama si tokoh utama.

Perlu diingat bahwa penulis tidak boleh terlalu asyik dalam menceritakan masalah milik tokoh kedua atau yang lainnya, karena hal ini akan menyebabkan pergeseran kedudukan tokoh. Bahkan hal ini juga berpotensi membuat pembaca bingung dan tidak tertarik lagi pada cerita yang kamu tulis.

Sebagai contoh, dalam cerita Beauty And The Beast, fokus menceritakan tentang perjalanan kisah cinta Sang Pangeran buruk rupa dengan Belle. Meskipun ada pula konflik antara Gaston (tokoh kedua/sampingan) dengan Belle, tetapi konflik tersebut tetap bermuara pada konflik utama yang berkaitan dengan masalah Belle dan pangeran buruk rupa.

2. Buat Grafik Konflik

Grafik konflik amat diperlukan dalam sebuah cerita, karena dengan adanya grafik maka cerita akan terasa lebih menarik dan hidup-tidak flat. Yang mana, ini artinya, para penulis harus secara cerdas membuat konflik naik turun dalam ceritanya.

Grafik yang bagus untuk menggambarkan konflik pada suatu cerita adalah, konflik yang terus meningkat. Dibuka dengan ringan pada awal cerita, lalu disambut anak-anak konflik, hingga akhirnya memuncak pada konflik utama. Sistem konflik yang juga dikenal sebagai sistem roket ini, dianggap sebagai salah satu formula konflik paling ideal untuk cerita.

Akan tetapi, harus diingat bahwa setelah ketenangan konflik di puncak, penulis harus bisa memberikan sebuah penyelesaian. Sehingga nantinya akan ditemukan sebuah solusi untuk masalah yang selama ini dialami oleh tokoh dalam cerita.

So, itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membangun konflik dalam novel. Jangan sampai ceritamu membosankan hanya karena konfliknya kurang menarik. Semoga informasi di atas bisa membantumu, ya!

Mari bertemu lagi di materi selanjutnya! See you!

Buku || Materi FATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang