Awal

48 3 0
                                    

"Lo yakin Elle?"

Hembusan napas berat menjadi jawaban untuk pertanyaan yang mungkin sudah ke dua puluh kali dilontarkan oleh seorang gadis cantik itu, Jovanka. Gadis blasteran Amerika-Thailand-Indonesia itu menatap penuh tanya kepada gadis lain di hadapannya, Eloise. Namun ketimbang penuh tanya, wajahnya lebih tepat dikatakan memelas.

"Jov, lo udah nanya sampe 20 kali, please." Eloise menatap malas pada Jov yang mem-poutkan bibirnya.

"And my answer is never change" terdengar mutlak, seperti tidak ada celah buat Jovanka melontarkan argumentnya.

"Gue bakal ikutan, lo tenang aja gausah sedih kan gue bakal nemenin."

Padahal jelas terlihat yang sedang galau karena akan pindah itu ya Jovanka, Eloise malah terlihat biasa dan tak menunjukkan ekspresi apapun.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Jovanka dan seketika ia berteriak girang.

"Awwww my baby jennie bubibubibuuu." Jovanka melompat dan memeluk Jennie bahkan hendak mencium pipi gadis itu.

"Ewwwh, keep your lips off!" Jennie, gadis bermata kucing itu hendak menabrakkan bawaannya kepada Jovanka sebagai ancaman.

"Jahat banget sih sama gue. Eh lo bawa apaan? Banyak banget kaya mau pindahan." Celetuk Jovanka dan tangannya hendak merampas dan merogoh bawaan Jennie, tapi dengan segera Jennie menajuhkan paper bag ditangannya sambil memeletkan lidah dan bersegera melanjutkan jalannya ke arah Eloise yang kini sedang membaca beberapa lembaran di tangannya tanpa merasa terusik sedikitpun oleh keributan disampingnya.

"Elle, ini barang yang lo butuhin. Seinget gue skincare lo masih sama kaya gue deh, jadi gue beliin kaya yg gue pake. Manatau lo butuh walau gaada di daftar list lo tadi."

Eloise meletakkan kertas lembaran yang merupakan brosur keterangan visi dan misi beserta penjelasan sebuah pondok pesantren. Ia mengambil paper bag berlabel Sephora dan melihat isinya.

"It's too much, Jey. Gue gak perlu sebanyak ini."

"Tapi gue bakal pake semua stepnya, thanks ya" ucapnya saat melihat raut wajah Jennie yang murung.

"Owkaaayyy" bahkan hanya dengan menerima pemberiannya pun Jennie sudah bereaksi seperti ini. Sebegitu berharganya Eloise di matanya.

"Where's mine, are you forgotten me?" Ucap Jovanka seakan mengambek.

"Nih, gue beliin yang promo buat lo." Jennie merogoh sesuatu dari paper bag dan melemparkan pada Jov.

"Waaaaahh lo tau banget deh gue niat beli parfum ini? Sayang banget deh sama my baby jennie bubibubibuu."

"Iyuuuuuwwwhhh Jov plis lo sana deh ah." Jennie kembali menggeliat dan berusaha melepaskan pelukan Jovanka.

Eloise hanya tersenyum tipis melihatnya.

Walau terlihat  selalu bertengkar, sejujurnya Jennie dan Jovanka ini ibarat sepaket, bila yang satu pergi maka yang satu akan mencari.

Lalu ia menyandarkan kepalanya pada sofa dan menutup matanya. Tidak terusik sedikitpun oleh Jennie dan Jovanka yang kini sedang berbincang heboh di depannya. Ya, emang secepat itu topik mereka berganti dari bertengkar menjadi gossip bestie lagi.

Sejujurnya, Eloise sedikit gugup mengingat hari baru yang akan tiba. Tapi lebih dari itu ia juga sedih teringat kembali pada sosok itu.

Sosok yang ia rindukan yang karena wasiatnya lah ia tinggalkan dunia model yang melambungkan karir dan namanya sehingga ia dikenal oleh masyarakat berkat usahanya sendiri.

MENCINTAIMU KARENA ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang