He's felt the feeling

26 3 0
                                    

"Mba sadar gak dari tadi Annisa nyebelin banget?" Ucap Zunairah pada Fatimah saat mereka berjalan berdua menuju saung.

"Iya, ndak bisa jaga sikap dia. Tapi aku puas waktu ustad skak dia tadi, kelihatan banget suka dan cemburunya. Di mataku seperti tidak ada harga diri perempuan bersikap seperti itu." Fatimah menggelengkan kepalanya. Nadanya terdengar kesal.

"Aku yakin santri baru kita kali ini pasti cantik-cantik mba, terlebih mereka blasteran, itu juga kayanya kenapa Annisa jadi agressif." Zunairah mendudukkan dirinya di saung disusul Fatimah juga.

"Aku bersyukur waktu kamu tepis dia tadi na, masa iya dia mau pegang semuanya. Kamu paham kan dia kenapa?" Anggukan Zunairah menjawab pertanyaan Fatimah namun belum sempat membalas ucapan Fatimah, mereka melihat Arfa berjalan mendekat kearah mereka. Arfa meminta mereka berdua duduk bersebelahan dan Arfa berada di hadapan mereka dengan beberapa jarak.

"Baik, saya mulai saja ya. Untuk Eloise dia ini memiliki masa lalu yang rumit dan Jennie sangat menyayangi Eloise melebihi dirinya sendiri. Adapaun Jovanka ia bisa lebih netral dalam penguasaan emosi, itu kenapa alasan Jennie dipisah saja agar ia tidak terlalu terikat dengan Eloise."

Fatimah dan Zunairah mengangguk walau wajah mereka masih sedikit bingung.

"Jovanka walaupun terlihat selalu bahagia tapi dulu dia hampir menghilangkan nyawanya sendiri akibat luka batin dan trauma besar yang membuatnya hampir depresi. Sama seperti Eloise, mereka berdua hampir meninggal akibat percobaan bunuh diri."

"Astaghfirullah ya Allah.." reaksi Fatimah dan Zunairah bersamaan.

"Walaupun terlihat selalu senang namun sebetulnya Jovanka yang paling nekat, kalau Eloise kalian akan lihat bagaimana cara dia merespon keadaan. Mereka berdua juga sangat sering melampiaskan perasaannya pada alkohol. Eloise dan Jovanka ini sama-sama pernah terguncang mentalnya."

"Ya Allah ustadz, merinding saya." Ucap Zunairah sembari menggosok lengannya.

"Ya na, saya juga shock saat mendengar pernyataan istri Aidan tadi. Tapi ini masa lalu insya Allah dengan kedatangan mereka kemari membawa perubahan baik kedepannya."

Zunairah dan Fatimah mengangguk.

"Kalau Jennie bagaimana ustadz?" Tanya Fatimah.

"Kalau Jennie, anak ini sampai sekarang selalu merasa kalau apa yang Eloise alami itu merupakan salahnya. Ayahnya sedang mengalami krisis hebat pada saat itu sehingga ia tidak bisa tinggal bersama Eloise lagi karena ayah dan ibunya harus menetap di Newyork untuk waktu yang lama. Sementara saat itu merupakan masa paling terpuruk bagi Eloise. Itu yang membuat ia tertekan sedemikian rupa bahkan sampai sekarang walau sudah tidak separah dulu."

"Berarti kedekatan mereka bertiga ini di dasari masa lalu mereka yang menjadi saksi satu sama lain ya?" Ucap Fatimah menatap Zunairah disampingnya dan gadis itu mengangguk perlahan.

"Iya benar, mereka memiliki ikatan yang kuat. Semoga pesantren kita dan kebaikan didalamnya bisa menjadi healing terbaik bagi mereka untuk menjadi lebih baik. Dan sebetulnya mereka masuk kesini juga karena mau menemani Eloise, ia mendapat wasiat dari ibunya agar ia mendalami agama disaat ia sudah merasa cukup mampu. Jadi untuk mood mungkin kalian cocokkan mereka agar dapat teman kamar yang bisa menghibur dan menjadi teman yang baik bagi mereka."

Arfa sedikit merubah posisi duduknya dan sedikit menggerakan lehernya yang terasa kaku. Namun matanya melihat Annisa yang berada di pintu gedung, gadis itu seperti terkejut saat menyadari tatapan Arfa dan segera pergi dari sana. Melihat hal itu Arfa sedikit menggelengkan kepalanya namun ia kembali melihat kepada Fatimah dan Zunairah saat mereka berkata, "berarti ini aja kan ustadz? Apa ada hal lain?"

MENCINTAIMU KARENA ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang