5.

58 31 51
                                    

5. What wrong with him?

*

*

*

Setelah selesai dari kantin, mereka duduk santai dalam kelas, masih ada waktu 10 menit untuk istirahat.

Di meja Arumi dan Ghina kini sedang di ributkan dengan tingkah absurd Floren.

"Udah sana duduk, ribut banget sih lo, Arumi nya nggak mau ya udah, jangan di paksa!" Ucap Ghina kesal, bagaimana tidak? Dia baru ngobrol sebentar dengan Arumi, tapi tiba tiba aja Floren datang merebut paksa perhatian Arumi.

Floren mengajak Arumi jalan jalan ke timezone atau pergi ke rumah nya hanya untuk main dokter dokteran.

Hello! Arumi bukan bocil kaya lo kali! Kesal Ghina dalam hati nya.

Dengan segala rayuan, Floren mengajak Arumi tapi gadis itu menolak nya halus, tentu bukan karena gadis itu yang mengajak nya tapi karena Arumi memang tidak boleh keluar mansion selain untuk sekolah.

"Apasih kok Ghina marah marah!". Ujar Floren ikut kesal.

Kedua nya saling lempar tatapan sengit nya, fakta mengatakan bahwa mereka ini memang jarang akur, maka nya mereka tidak pernah di satukan dalam kelompok yang sama meski jarak absen yang berdekatan, apalagi kedua nya sama sama mempunyai backing-an yang kuat.

"Lo berisik, ganggu". Cetus Ghina, wajah Floren makin tertekuk, dia menghentakan kaki nya kesal.

"Iih ngeselin banget jadi orang! hati hati aja muka nya cepet keriput, marah marah terus!". Ucap nya lalu melenggang pergi dengan kaki yang sengaja di hentakan di setiap langkah membuat ponytail nya bergerak kanan kiri.

"Bodo amat! Tinggal perawatan apa susahnya, duit gue banyak!" Teriak Ghina membuat beberapa orang melirik ke arah gadis itu karena terkejut.

"NYEBELIN!" Kini Floren yang jadi pusat perhatian, ralat tapi kedua nya.

Ribut apa lagi tuh tom & jerry? Pikir mereka.

Gio menarik Floren agar duduk di pangkuan nya, wajah gadis itu benar benar tertekuk kesal dan sedikit memerah karena berteriak.

Arumi jadi merasa bersalah tapi mau bagaimana lagi, dia memang tidak boleh keluar mansion selain untuk sekolah.

"Jangan seperti itu, Ghina, kasihan Floren nya". Tegur nya pada Ghina lembut.

Ucapan Ghina memang cukup kasar, tidak seharusnya dia berbicara seperti itu, apalagi sesama perempuan yang mana lebih menggunakan perasaan dalam menjalani hidup nya.

"Ya lagian ngeselin banget tuh bocah, kebiasaan tau nggak, suka main serobot aja kalo ada orang ngomong, nggak sopan". Dumel Ghina, dia memang tidak suka sifat Flo yang satu ini, bocil itu suka sekali memotong pembicaraan orang, menyerobot nya sesuka hati.

Arumi menarik nafas lalu menghembuskan nya pelan, dari awal memang Floren yang salah, dari segi attitude itu sangat tidak baik apalagi Floren usia nya di bawah Ghina, memotong pembicaraan orang lain sangatlah tidak sopan.

Sunflower : ArumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang