four

573 78 3
                                    

Keesokannya Ningning lagi-lagi dibuat heran dengan tingkah ajaib Jay. Perempuan itu memejamkan mata, guna meredakan emosi dengan lidah menyentuh pipi bagian dalam. Helaan nafas terdengar pelan-pelan.

"Mau lo apa lagi?" Tanya Ningning dengan nada rendah. Jujur, dirinya sendiri ga tau apa masalah mereka selain kejadian hari pertama.

"Ya samperin pacar lah, apa lagi emang?" Katanya dengan wajah angkuh.

Bagaimana tidak, Ningning yang sedang makan bakso kuah pedas itu di kejutkan dengan tepukan. Hal hasil, apa yang diciptakan Jay barusan membuat Ningning keselek dengan wajah merah dan air mata.

"Kalo aja tadi gue tiba-tiba meninggal, lo bakal jadi manusia yang gue gentayangin."

Jay menggedikan bahunya. "Omong-omong banyak yang bilang lo jago balapan, malam Minggu ini gue tantang lo buat lawan gue. Yang menang punya tiga permintaan."

Ajak Jay, tanpa memberitahu pasalnya mereka pernah menjadi rival dalam arena. Jealous dong Jay kalo kasih tau Ningning. Karena Jay yakin, perempuan di depannya ini akan meledek sampai hari kiamat tiba.

Sedangkan Ningning menimang tawaran tersebut. Sudah lama tak keluar malam, apalagi untuk balapan. Papa terlalu ketat memberi pengawasan saat tahu anaknya sering balapan. Ya mana mungkin seorang Ayah membiarkan putri mereka balapan, yang mana akan mengebut merebut garis finish.

"Ok. Gue ga takut. Kirim lokasi yang jadi arena balap."

"Dark blood sirkuit."

Ningning melotot. Itu tempat yang dia rindukan.

"DEAL. Eh, maaf. Gue terlalu seneng buat nginjekin kaki cantik gue ke tempat itu."

Tapi. Kedua manusia berbeda gender itu tak tahu atau tak sadar bahwa sedari tadi pasang mata terus mengarah pada mereka. Berbisik ada hubungan apa? Pacaran? Mau berantem? Atau apalah itu.

Sebab, mereka semua  tahu---walau Ningning baru beberapa hari di sekolah itu--- keduanya selalu beradu mulut ketika bertatap atau bertemu. Layaknya Tom and Jerry, Mail dan Meimei.

"Malam Minggu jam 8. Gue tunggu kehadiran cantik." Pamit Jay sembari menepuk pelan puncak kepala Ningning.

"Udah gila kalo gue degdegan begini kerena tuh cogil." Gumam Ningning memasang wajah jijik.

Gorgeous; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang