nine

435 47 4
                                    

Sejak bertemu Ningning di tempat Mie Ayam, Jay entah mengapa terus menerus kepikiran Ningning. Terlalu tiba-tiba bagi Jay. Seakan perempuan berdarah China itu memonopoli pikirannya, bak penjajah.

Mau makan, mandi, bahkan tidur pun susah Jay lakukan. Tidak fokus. Contohnya sekarang, tangan Jay yang ingin mengambil piring untuk sarapan, malah ngambil pisau. Buat apa? Hadeh.

Pokoknya dia pingin cepat-cepat sampai sekolah, untuk melihat Ningning. Siapa tau sehabis itu, hilang sudah Ningning dalam pikirannya.

"Tuh cewek emang sinting. Bisa-bisanya menjajah otak pinter gue. Kalo dua kucrut tau, abis gue diledekin seharian." Gumam nya menyendokkan nasi goreng kedalam mulut.

Lain halnya dengan Jay, Ningning sendiri asik merias wajahnya sesekali bersenandung, tak tahu bahwasanya diseberang sana ada yang gelisah akan dirinya.

Sampai sekolah Ningning langsung bertemu dengan Winter, gadis berambut pendek lah yang menghampiri terlebih dahulu, dan Ningning yakin Winter menunggu dirinya. Sebab dia melihat Winter berjongkok di depan pintu parkir sekolah.

"Ayo kita sarapan, pasti kamu belum sarapan kan." Ajak Winter sembari menggandeng lengan Ningning.

Keduanya berjalan berdampingan, yang mana hal tersebut lah yang menjadi pusat perhatian semua siswa termasuk JaSuKe. Aura kontras mereka lah yang menjadi highlight, bagaimana tidak, perempuan imut seperti Winter bersebelahan dengan perempuan baddas seperti Ningning.

Apalagi mata Jay yang seperti ingin keluar melihat Ningning memakai leather jacketnya adalah hal yang sempurna, ditambah rambut yang dibuat bergelombang.

"Gila, Ningning cakep banget." Kata Sunghoon hanya niat memuji.

Seketika itu Jay langsung melirik sinis. "Inget Wonyoung lo tolol."

"Gue cuma niat muji anjir????"

"Lo tuh gampang kepincut ya orangnya, jangan lupa."

"Itu dulu banget, sebelum gue sama Wonyoung. Dia sekarang my only one."

Jangan tanya keadaan Jake sekarang, lelaki itu hanya bisa tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Winter. Seakan tahu, Winter menghampiri mereka dengan Ningning yang misuh tak ingin bertemu Jay.

"Hai!!!!" Sapa Winter dengan nada khas nya.

"Duduk deket gue Win."

"Engga, lo pindah deket temen lo itu dan Winter biar duduk sama gue." Tolak Ningning. Dia ga mau sebangku dengan Jay.

Sedangkan Jay tanpa sadar sedikit memanyunkan bibirnya mendengar itu. Tak tahu bahwa hal itu membuat Ningning gemas (hanya sedikit).

"Lo ga mau duduk deket gue?" Tanya Jay memastikan.

Ningning menggeleng. "Lo bau tai."

Gorgeous; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang