five

526 73 3
                                    

Malam Minggu itu tiba, Ningning tentu saja sudah bersiap dengan jeans hitam di padukan balutan jaket kulit kesayangan. Dengan hati-hati kaki jenjangnya melewati satu persatu anak tangga, satu tangan dia gunakan memegang helm nya.

Perempuan itu terus merapalkan doa, meminta agar sang Papa tak berada di rumah. Kalo pria paruh baya itu ada, bisa jadi Ningning tak akan keluar dan di cap pengecut oleh Jay. Tak boleh terjadi.

"Plis Papa Ga ada plis." Katanya melihat pintu utama di depan mata. Dengan hati-hati--lagi-- Ningning membuka pintu dan menghela nafas.

"Sial, papa ga ada ternyata. Kalo gitu ngapain gue jalan ngendap-ngendap kaya maling." Katanya mendengus melihat mobil sang Papa tak terparkir di depan rumah.

Dengan cepat Ningning menaiki motor sportnya dan melajukan ke arena Dark blood. Sangat yakin bahwa Jay sudah menunggu. Dalam perjalanan Ningning tersenyum lebar, karena dia begitu merindukan arena itu.

Sampai sana, semua mata langsung tertuju pada Ningning. Ada yang tersenyum lebar melihat kehadiran dirinya. Sudah sangat lama tak melihat Ningning ke arena.

"Queen datang."

"Gue kira, lo ga bakalan dateng." Kata Jay begitu Ningning menempatkan motornya di sebelah lelaki itu.

Ningning melirik sinis. "Gue ga takut." Katanya menurunkan kaca pada helm.

Melihat itu, Jay juga langsung memakai helm dan siap dengan motornya. Balap malam itu berjalan, dan malam itu Jay dengan tekad mengalahkan Ningning, begitupun Ningning yang sangat berharap menang dari Jay. Karena Ningning tak akan pernah mau kalah dalam arena.

Tapi sayang, pupus harapan Ningning kali ini. Perempuan itu kalah dengan hanya seperkian detik mencapai garis finish. Sedangkan Jay tersenyum bangga, dahulu dia terkalahkan oleh Ningning. Sekarang lihat, dia yang mengalahkan Ningning.

"Gue ga sabar minta permintaan gue sama lo. Kayanya asik kalo bikin lo sengsara." Kata Jay dengan wajah angkuhnya.

"Berisik lo."

Jay menghampiri Ningning. Tiba-tiba saja mengecup pelan pipi perempuan itu, yang mana tak hanya Ningning yang melotot, tapi semua orang yang sedari tadi melihat mereka.

"See you."

Dengan tampang tampa dosa nya, lelaki itu meninggalkan Ningning yang diam terpaku.

"Anak setan, bisa-bisanya gue kalah dan malah di cium." Cerca Ningning setelah sadar.

"Bilang aja lo seneng."

Ningning menoleh. Ada Yunjin, temannya yang sudah lama tak ia ajak bermain. Rindu. Namun sedikit.

"Lo???? Ga ada kabar banget Jin."

Yunjin menoyor kepala Ningning. "Lo ya yang ga ada kabar. Mentang-mentang dapet temen baru, temen lama di lupain."

"Ga gitu. Malam ini gue nginep deh, kalo pulang juga gue bakal kena omel Papa. Sekalian gue cerita gimana sial nya gue ketemu sama orang pertama kali seumur hidup gue bikin sengsara."

"Siapa?"

Ningning menatap Yunjin. "Ya siapa lagi??? Jay lah."

"Pertama kali??? Lho??" Yunjin bertanya dengan kembali menatap bingung Ningning.

Gorgeous; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang