six

489 64 4
                                    

Dan iya, Ningning betulan menginap di rumah Yunjin. Menceritakan semua nya tanpa ada yang dikurangi bahkan dilebihkan kepada sahabatnya itu, mengenai pertemuan dengan Jay. Yunjin setia mendengarkan sembari memakan keripik singkong balado kesukaannya.

"Tapi ga mungkin si, dia gangguin lo tanpa sebab." Perempuan Huh itu memberi tanggapan setelah Ningning menyelesaikan cerita.

Ningning menghela nafas dengan mengedikkan bahunya. "Gue ga tau gimana, yang gue mau pastiin di sekolah adalah pertemuan pertama kita, Jin."

"Gue ga tau harus berkata apa... semangat aja ya? Hahaha." Pasalnya Yunjin tahu, bahwa Jay pasti tidak akan melepaskan Ningning begitu saja. Asal sahabatnya itu tak mengalami luka, akan Yunjin biarkan dulu Jay dengan sikap semaunya.

Ningning merengut, memikirkan permintaan aneh apa yang akan lelaki itu minta pada dirinya. Rasanya benar-benar sudah tak sanggup berada di satu sekolah yang sama dengan Jay. Anaknya terlalu unik.

Lain halnya dengan Ningning yang sedang resah akan permintaan Jay nanti. Cowok itu asik senyum-senyum sendiri dengan gelas berisi cola di tangan kanannya, entah sejak kapan Jay menjadi suka sekali melihat wajah kesal Ningning.

Pasalnya, setiap Ningning kesal pasti bibirnya tanpa disadari ikut maju. Jay takut khilaf kedepannya.

Jake menyiku lengan Sunghoon pelan. "Temen lo tuh kesambet, panggil pak Ustadz ga si?"

Sunghoon menatap Jake. "Dia Kristen, bego."

Lelaki Australia itu hanya mengeluarkan cengiran. Lalu kembali bermain ponsel, tak minat mengurusi Jay yang menurut dia kesambet.

Sunghoon tahu sebenernya apa yang membuat Jay menjadi seperti ini, pasalnya beberapa hari lalu lelaki itu menelpon tengah malam, katanya dada nya berdetak tak normal. Jelas, sebagai teman yang baik dan tampan itu Sunghoon langsung menancapkan gas motornya ke rumah Jay.

Dan apa yang terjadi? Tak ada yang terjadi. Jay baik-baik saja. Katanya cuma abis jailin Ningning.

Jadi, kalau sekarang Jay sedang senyum-senyum itu karena Ningning. Apa lagi memangnya? Jay tuh paling ga bisa deket perempuan. Alergi katanya. Tapi deket-deket Ningning itu dia yang mulai.

Sunghoon pikir, Jay menyukai Ningning. Cuma ketutup tingkah nyebelinnya.

Jake tahu ga? Lelaki itu mana mau pusing memikirkan percintaan orang lain, percintaan diri sendiri aja tak ada yang benar, di selingkuhi, di manfaatkan uangnya.

"Jay. Lo tuh suka Ningning."

Jay melirik, hanya melirik.

"Lo tuh cuma ga mau ngakuin karena takut Ningning nolak, kaya waktu Wonyoung nolak lo karena Suka sama gue."

Makin-makin lah Jay melirik sinis Sunghoon. "Jangan ungkit-ungkit yang dulu."

Sunghoon tertawa mendengarnya. Jay itu unik.

Gorgeous; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang