Gadis Manisku

40 12 3
                                    

01 Oktober 2023

°°°

Selamat Membaca

Udara di Langit Kota ❤️

•••

"Tidak ada yang menarik kecuali menikahi Udara."

****

Udara itu ibaratkan dunia bagi Hans. Dia begitu mencintai perempuan itu sejak satu tahun yang lalu. Hans merasa hampa ketika tidak bertemu gadis manisnya.

"Kamu cantik sekali, gadis manisku," ujar Hans memegang bingkai foto Udara. "Kamu harus menjadi milikku. Bagaimana pun caranya!"

Hans tersenyum ketika membayangkan Udara luluh dalam pelukannya. Suatu saat nanti Hans yakin kalau Udara akan bertekuk lutut bahkan memohon cinta.

Namun, nyatanya Udara sangat jijik dengan Hans. Laki-laki yang mencintainya karena nafsu. Bibir Udara selalu saja ingin mengumpat ketika bertemu Hans.

Suara ketukan pintu membuat Hans berdecak sebal. Ia tahu pasti itu adiknya,"Masuk!"

Bulan masuk lalu menatap sinis Hans yang tergila-gila dengan Udara,"Ada Aurel menunggumu di ruang tamu."

"Untuk apa dia ke sini?" Hans membenci Aurel sang mantan kekasih.

"Entahlah, aku pun tidak tahu," balas Aurel.

"Menyebalkan," cibir Hans lalu beranjak keluar.

Aurel duduk di sofa sambil menikmati kue kering dan secangkir teh yang disuguhkan oleh asisten rumah tangga keluarga Hans. Sudah lama Aurel tidak mampir ke sini. Mungkin satu tahun yang lalu. Namun, hari ini ia benar-benar ada perlu dengan Hans.

Seorang pemuda berwajah tampan dengan rahang yang tegas, mata tajam seperti elang, hidung mancung serta bibir tipis yang pernah mencium keningnya dua tahun yang lalu.

Aurel tidak menyangka hubungan percintaan mereka kandas dan lenyap seketika. Tak bisa dipungkiri bahwa Aurel masih mencintai laki-laki di depannya ini.

"Apa yang membuatmu datang kemari?" tanya Hans ketus.

"Aku hanya mampir untuk melihat kondisimu," jawab Aurel.

"Untuk apa?" Hans melayangkan tatapan tajam kepada Aurel.

"Aku ingin kita kembali seperti dulu," kata Aurel tanpa basa-basi. "Aku masih mencintaimu, Hans!"

"Tidak! Aku sudah memiliki kekasih," tekan Hans.

Aurel tertawa sumbang,"Apa yang membuatmu tertarik dengan gadis miskin itu?"

Aurel selalu mencari tahu tentang Hans. Dan paling menyebalkan adalah ketika Hans menyukai gadis miskin yang keluarganya memiliki banyak utang.

"Kamu tidak perlu tahu, aku mencintainya dan sampai kapan pun akan tetap mencintainya," tegas Hans.

Aurel terbahak-bahak mendengar ucapan Hans,"Dulu kamu juga mengatakan hal yang serupa kepadaku. Namun, nyatanya hanya bualan saja."

"Udara itu beda! Dia tidak seperti kamu seorang perempuan murahan!" desis Hans.

"Jangan sebut aku perempuan murahan, Hans. Aku tidak seperti yang kamu pikirkan!" Mata Aurel mulai berkaca-kaca. "Itu semua sebuah ketidaksengajaan."

"Tidak sengaja katamu?" Hans memicingkan mata. "Coba sebutkan di mana letak ketidaksengajaan itu, Aurel?"

UDARA DI LANGIT KOTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang