Happy reading 💕
^^^
Pipi Atlas bersemu merah, ketika dia kembali mengingat Nabella menciumnya tepat di bagian bibir. Bahkan ucapan cinta dari Nabella berhasil muncul setiap detik diingat dan membuat jantungnya berdetak tidak biasa. "Manis banget" Gumam Atlas seraya memegang bibirnya sendiri. "Bella terlalu manis dan memabukkan" Ujarnya kembali dengan senyum yang kian semakin manis.
"Allahumma lakasumtu….Eh salah Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum…" Biru meletakkan telapak tangan kanan di dahi Atlas dan tangan kiri melingkar di leher Atlas ketika dia melihat Atlas yang sedang tersenyum sendirian di bangku menghadap taman.
"Agam cepetan bantuin gua, temen kita kerasukan pohon mangga. Eh maksudnya kerasukan penunggu pohon mangga" Ujar Biru pada Agam yang hanya berdiri seraya menatap Biru jengah.
"Lepasin" Atlas meronta-ronta ketika tangan kiri Biru yang melingkar di lehernya membuat dia tercekik hingga merasa sulit untuk bernafas. "Diem lo setan, lo kepanasan kan. Sukurin, rasain lo setan. Lo harusnya masuk tubuh Agam bukan tubuh si bayi beruang milik Nana"
"Biru sialan" Desis Atlas yang semakin tercekik, tangannya memukul kuat tangan Biru yang bertengger di lehernya. Kedua mata Biru membolak ketika setan dalam diri Atlas mengumpatnya "Wah sialan lo setan, rasain lo setan" Biru semakin membaca ayat kursi
"Kalian ngapain?.... itu Atlas kenapa?" pekik Nabella yang melihat Atlas kesulitan bernafas
"Tenang Nana gua lagi ngeluarin setan dalam diri Atlas" Ujar Biru
"Stop-stop…Biru udah ya, Atlas kecekik" Nabella panik dan mencoba menjauhkan Biru dari Atlas. "Tapi Atlas kesurupan Nana" Nabella menggeleng kuat "Nggak Atlas nggak kesurupan, jadi stop ya Biru"
Biru melangkah mundur menjauhi Atlas, sedangkan Atlas terbatuk seraya memegang lehernya yang terasa sakit. "Kamu nggak papa" Nabella berjongkok di hadapan Atlas untuk melihat leher Atlas
"Sakit" parau Atlas seraya menatap Nabella dengan mata berkaca-kaca , saking paniknya Nabella langsung memeluk Atlas dan mencoba menenangkan Atlas sambil mengusap punggung dengan lembut.
"Ssttt… nggak apa-apa nanti kita obatin ya, jangan nangis. Maaf Biru ya dia nggak sengaja"
Biru hanya diam memandangi Atlas dengan sedikit rasa bersalah lalu kemudian dia menatap Agam yang tidak peduli pada Biru. "Ssstt ternyata nggak kesurupan" Ujar Biru pada Agam dengan berbisik.
"Besti sorry ya, gua kira lo kesurupan. Abis lo senyum-senyum sendiri di sini" Biru tertawa sumbang dengan wajah konyol yang bersalah, tangan kanannya menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal seraya menatap Atlas yang masih dalam pelukan Bella
"Udah nggak apa-apa, nanti di obati. Ini cuman salah paham aja kok" Ujar Nabella sambil mengusap punggung Atlas.
^^^
"Dimana Mas Doni"
"Bertemu keluarganya…. Memang kemana lagi"
"Jangan berbohong kamu Olivia….kasih tau saya dimana Mas Doni" Tanya Indria dengan nada memaksa kepada Olivia.
Olivia tersenyum miring "Kenapa tante? saya bicara jujur kok. Om Doni sedang bertemu istri dan anaknya" Ucap Olivia penuh penekanan.
Mimik wajah Indria semakin menunjukan ketidaksukaan atas ucapan Olivia. "Kasih tau saya dimana mereka" Olivia tertawa sumbang "Kalau aku kasih tau, emangnya tante mau ngapain? Mau mempermalukan diri sendiri dengan dateng terus marah-marah seolah tante istri sah yang di duakan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS (TERBIT)
Teen Fiction☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN 📍Cerita ini sudah terbit! 📍Novel tersedia di Gramedia dan semua E-commerce! Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan tindakan pembunuhan bere...