Chapter 10. - Estarrosa Part 2 -

46 1 0
                                    

Entah sudah berapa lama Ethias berada dalam dimensi kekosongan, meskipun ia sadar namun ia tidak bisa melakukan apapun. Rantai emas yang melilit tubuhnya begitu kencang dan tidak membiarkan dirinya untuk bergerak atau melarikan diri.

Takdir yang dimilikinya begitu memuakan dan mempermainkannya. Muak karena ia harus memikul tanggung jawab sebagai Archangel serta Helios dimana hal itu bukanlah keinginannya.

Ia juga merasa dipermainkan oleh takdir karena untuk keduakalinya dalam kehidupannya adik kembarnya menaruh perasaan padanya.

Ethias sebenarnya sadar akan perasaan adiknya itu namun sebisamungkin dirinya menepis hal itu tanpa menyakiti adiknya. Salah satu caranya dengan ia menyetujui perintah dari Kaisar Surga untuk terjun ke medan perang dengan harapan adiknya akan melupakan perasaan terlarannya itu.

Ribuan tahun dihabiskannya dimedan perang, tiada hari tanpa pertumpahan darah yang dilaluinya. Namun setiap kali ia pulang kerumah adiknya malah semakin menunjukan perasaan cintanya itu kepadanya.

Meskipun adiknya tidak melakukan sesuatu diluar akal sehatnya namun dari tatapan mata, gestur badan dan cara bicaranya terasa begitu jelas bagi Ethias.

Pernah Ethias mencoba mengenalkan adiknya dengan  beberapa komandan dipasukannya namun respon Rossaline begitu dingin dan cuek, bahkan Rossaline terlihat begitu marah dan nekat terjun ke medan perang seorang diri.

Frustrasi? Tentu!

Kekeraskepalaan Rossaline itulah yang sering membuat mereka bertengkar dan seperti biasanya pulalah Ethias akan luluh dengan tangisan adiknya.

Namun permainan takdir itu berakhir saat ia kehilangan adiknya. Keinginanya hanyalah menghapus perasaan cinta Rossaline padanya tapi mengapa harus dengan cara kematiannya?!

Kemarahan dan kebencian itu masih berkobar dijiwa Ethias, ia mengutuk takdir keji miliknya!

Dalam kebenciannya yang begitu besar kepada takdir yang tuhan berikan padanya, Ethias diam menunggu dalam kegelapan dimensi kekosongan yang mengurungnya.

Hingga ratusan tahun berlalu, kekangan rantai emas yang membelenggu dirinya perlahan terlepas dan melempar Ethias ke dunia Abyss. Entitas Ethias telah berganti dari Archangel menjadi iblis karena elemen kegelapan yang dimilikinya begitu kuat hingga menekan elemen ilahi (cahaya) miliknya.

Di dunia Abyss, Ethias terbangun di dasar sebuah jurang yang bahkan ujung atas jurang itu tidaklah terlihat. Bisa dibayangkan seberapa dalamnya jurang itu.

Dalam kegelapan, para monster iblis atau demon beast penghuni dasar jurang mengepung Ethias yang terbaring diam dengan begitu buasnya.

" ha ha— HAHAHAHAAAAARRGGGGG!!!! Sialan kau kaisar surga Maphias! kubunuh— kupastikan kau mati ditanganku berserta Helios tercintamu itu! MAPHIIAASS!!" teriak penuh amarah Ethias menggema didalam jurang

Dengan teriakan itu para demon beast yang berkumpul mulai menyerang Ethias dengan buasnya dan tentunya Ethias menggunakan mereka untuk pelampiasan kemarahannya.

Hari demi hari, bulan ke bulan hingga tahun berganti  Ethias terus bertarung dengan seluruh demon beast didasar jurang itu.

Puncak dari pertarungan itu ialah saat Ethias menghadapi seekor naga hitam besar yang merupakan raja para demon beast dasar jurang.

Naga itu besar berwarna hitam keunguan dan memiliki aura kematian mengerikan, Ethias bertarung dengan naga itu selama beberapa hari hingga akhirnya naga hitam itu tumbang.

TENSURA Fantasy - Tales of The Fallen King's -Where stories live. Discover now