Marchio hampir saja membuka pagar rumah sampai panggilan menghentikannya.
"Marchio, sayang sini nak".
Marchio yang tadinya berniat keluar mrngurungkan niatnya dan berjalan mendekat pada Mikael. "Mau kemana sayang?".
"Chio mau beli makan Ma".
Mikael mengangguk. "Sini udah makan sama Mama aja. Mama habis masak, ini udah gelap juga yuk sini".
"Jangan Ma. Chio takut ngerepotin Mama".
"Gak-gak. Gak ngerepotin. Mama sengaja masak banyak ini buat kamu juga ayo jangan nolak. Di dalem juga ada Papa sama bontot tuh".
Marchio tak dapat menolak Mikael, karena tangannya ditarik oleh Mama Mikael.
Dan disinilah Marchio duduk di meja makan bersama keluarga pemilik kontrakan.
"Ini loh Pa yang Mama bilang. Lucukan".
Pria yang lebih tegas dan tampan itu mengangguk. "Iya Ma".
Mikael mengangguk puas. "Nah Chio ini Papa Juanda".
Marchio menyapa ramah. "Malam Om Juanda. Maaf Chio menganggu malam-malam".
Papa Juanda menggeleng. "Tidak menganggu kok, malah senang anaknya tambah satu. Jangan panggil Om, panggil Papa aja biar sama kayak Mama".
"Eh iya maaf Om. Eh Papa".
Papa Juanda terkekeh gemas. "Bener loh Ma lucu ternyata".
"Kan udah Mama bilang Pa anaknya lucu".
Marchio hanya tersenyum canggung. "Oh iya Chio ini bungsunya Mama. Namanya Jayden".
Marchio menyapa ramah yang di panggil Jayden itu. "Halo, nama aku Marchio".
Marchio hanya mendapat anggukan dari Jayden. "Kalau di sapa itu di bales dong dek".
"Ck. Mamakan udah ngenalin aku, kok malah nyuruh lagi".
Mikael mencubit kecil anak bungsunya. "Kamu ini dibilangin malah ngeyel".
"Eh udah Ma jangan di cubit Jaynya, Chiokan juga udah tau namanya Ma".
"Tuh Ma".
Mikael menghela nafas panjang dasar bungsunya ini. "Yaudah, yaudah sekarang kita makan yuk".
Mikael membagikan piring pada seluruh orang. "Chio jangan malu-malu ya. Makan yang banyak pokoknya".
Marchio tersenyum cerah. "Terimakasih Mama, Papa dan Jay".
Mama Mikael tersenyum bersama Papa Juan juga.
Mereka akhirnya makan dengan tenang, sedikit-sedikit Mama akan mengajak mengobrol Marchio membuat Marchio nyaman berada di sana.
Selesai makan Marchio tak dibiarkan pergi begitu saja oleh Mikael. Mikael menyuguhi lagi makanan ringan berupa roti dan cookie yang dirinya buat.
"Nih Chio di makan ya kuenya, orang rumah mah gak bakal mau ngabisin kuenya".
"Aduh Ma, Chio gak enak Mama dari tadi ngasih Chio terus".
"Halah apa sih kamu. Mama seneng banget ada kamu ini".
Marchio lega, Mama Mikael menerimanya dengan baik berbeda dengan Paman dan Bibinya.
"Terimakasih banyak ya Mama sudah menerima Chio dengan baik".
Mikael tersenyum teduh pada Marchio. "Kamu udah Mama anggap anak Mama Chio. Apa kamu jadi anak Mama aja ya?".
Marchio terkekeh dengan penuturan Mikael, dirinya menganggap candaan perkataan Mikael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody Pleasure (WoongMatt/Ppusamz + Gyuvin)
Fiksi PenggemarKehidupan penuh lika liku Marchio bersama sang anak, Gavian. Marchio yang berjuang sendirian demi dirinya dan sang Anak yang masih bertumbuh dan berkembang. Merelakan dirinya untuk menjalani kehidupan merawat dan memenuhi kebutuhan anaknya. Marchio...
