Marchio berjalan menyusuri pinggir jalanan kota yang tengah ramai oleh beberapa orang yang memiliki urusannya sendiri-sendiri.
Begitupun Marchio, sebelum dirinya menuju tempatnya bekerja saat ini dirinya berjalan menuju sebuah apotek dekat sana.
"Permisi Kak, saya mau beli susu hamil".
"Untuk usia kandungan berapa ya Kak?".
Marchio berpikir keras, dirinya tak mengetahui berapa usia kandungannya saat ini. Dirinya belum memeriksanya, dan belum berkonsultasis pada Dokter manapun.
Marchio masih memikirkan biaya yang harus dirinya keluarkan, takut-takut akan kekurangan.
"Emm, saya gak tau pasti Kak usia kandungannya. Tapi kayaknya belum ada sebulan".
"Baik Kak tunggu sebentar ya".
Marchio mengangguk menunggu dengan sabar penjaga apotek itu mengambilkan pesanannya.
"Ini Kak susunya. Mau rasa apa Kak?".
Marchio memperhatikan kotak susu yang diberikan padanya.
"Yang strawberry aja Kak".
Barang yang dirinya inginkan sudah berada dalam pelukannya. Marchio memasukkan susu itu pada tasnya. Untung dirinya membawa tas lebih besar saat ini.
Marchio melanjutkan perjalanannya menuju toko bunga tempatnya bekerja. Dirinya bekerja di sana hingga pukul 5 sore.
Zaveron benar-benar menepati perkataannya, dia mengirimkan makanan untuk Marchio. Membuat Marchio tak enak hati pada Zaveron yang sangat baik padanya.
Dirinya bekerja dengan giat dan rajin, demi sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhannya. Namun hari ini menjadi hari terakhirnya untuk bekerja.
Seperti keputusannya sebelumnya, dirinya akan menghilangkan dirinya saat ini. Jadi dirinya mengundurkan diri dari toko bunganya itu.
Beruntung pemiliknya baik hati dan memberinya lebih banyak uang untuknya bulan ini. Marchio sangat berterimakasihh dan bersyukur untuk itu.
Marchio meninggalkan toko itu setelah menyelesaikan pekerjaannya dan berpamitan untuk terakhir kalinya pada pemilik toko itu.
"Marchio pamit ya Bu".
"Iya Nak Chio. Hati-hati ya, Ibu sedih kamu berhenti".
Marchio menatap wajah sendu wanita berumur dihadapannya yang sudah seperti ibunya sendiri.
"Maafin Chio Ibu. Tapi Chio akan berkunjung sewaktu-waktu ya".
Wanita itu tersenyum hangat. "Ibu dengan senang hati kalau begitu menerima Chio".
"Baik Ibu. Chio pamit ya".
Marchio berjalan menjauh dari toko bunga itu. Dirinya berjalan menuju mini market dekat kostnya membeli sedikit makanan untuk makan malam.
Dia membeli nasi dengan lauk yang tersedia dalam satu kotak plastik yang di jual serta air mineral untuknya.
Setelah membeli apa yang dirinya inginkan Marchio kembali menuju kostnya.
Sampailah Marchio di kost yang berukuran 3x4 yang dirinya tinggali. Dengan kamar mandi dalam yang kompek dengan berbagai barang didalamnya.
Barang Marchio tidak banyak, hanya baju saja serta beberapa buku miliknya.
Oh iya, dirinya sudah mengambil jadwal kuliah online untuk kedepannya sampai dirinya lulus mungkin.
Dirinya tetap ingin melanjutkan kuliahnya meskipun tengah mengandung anaknya.
Yah Marchio mulai menerima dan memahami keadaannya. Dirinya mulai berdamai dan mencoba untuk menyayangi apa yang ada di dirinya.
Semua yang ada itu pemberian dari Tuhan, dirinya tidak akan mengeluh dan menyalahkan.
Karena semua yang diberikan padanya adalah karunia dari Tuhan. Jadi sebisa mungkin Marchio menerima segala karunia dari Tuhan.
Jadi dirinya mulai memperhatikan dirinya seperti apa yang dia konsumsi. Marchio sekarang mulai mencoba mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Dirinya juga menghindari kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang hamil.
Namun sayang dirinya tak bisa memenuhi untuk pemeriksaan ke Dokter. Pasti akan memerlukan banyak biaya untuk pemeriksaan.
Jadi Marchio memilih untuk tidak memeriksanya walau sekalipun. Dirinya memilih berkonsultasi dalam aplikasi online yang terpercaya.
Meskipun itu tidak dibenarkan namun keadaannya memaksa Marchio untuk melakukannya. Bisa-bisa Marchio tak makan jika dirinya melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Marchio mengelus perutnya yang belum terlalu membesar itu. Marchio tersenyum kecil melihat baby bumpnya.
Masih sangat kecil pasti bayi yang ada di sana. Perutnya sedikit sangat sedikit berubah tidak lagi rata ada sedikit lengkungan pada perutnya.
"Sehat-sehat ya sayang. Bunda bakalan rawat kamu dengan baik".
Marchio mengelus lembut perutnya agar nyawa yang ada dalam perutnya merasa aman dan nyaman.
Setelahnya Marchio membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Besok harinya akan panjang, jadi dirinya harus mengumpulkan tenaga untuk hari esok.
Karena dirinya sudah memutuskan untuk pindah dari kostannya ini, entah kemana Marchio juga tak tahu.
Namun dirinya sudah melihat-lihat berbagai iklan yang ada, dia memiliki beberapa pilihan. Dirinya menghindari kost jadi Marchio mrncari kontrakan dengan sewa murah.
Dan ada beberapa pilihan yang nantinya akan Marchio telusuri untuk menjadi tempatnya tinggal bersama anak mungilnya nanti.
Dirinya juga harus segera mencari pekerjaan baru dengan gaji yang lebih lagi. Karena kini dirinya tidak hanya sendirian melainkan sudah bersama dengan nyawa lain yang telah melekat pada dirinya.
Marchio harus mengelola lebih baik lagi pengeluarannya, dirinya juga harus mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang seharusnya.
Dirinya mengorbankan banyak hal, salah satunya mencoba menjual beberapa bukunya nanti demi mendapatkan uang lagi.
Marchio harus mulai merelakan apa yang dirinya miliki, sudah menjadi keputusannya saat itu.
Dengan menerima bayi yang ada ditubuhnya. Dirinya harus merelakan yang sudah dirinya miliki demi anaknya kelak.
Dirinya harus menjadi orang tua yang baik dan dia juga harus bisa memenuhi kebutuhan anaknya nanti.
Marchio akan memulai lagi awal baru untuknya dan anaknya. Dirinya akan menjadi orang yang baru dan meninggalkan Marchio yang lama.
Namun dirinya tak akan melupakan dan meninggalkan Zaveron dan Harchel tentunya. Suatu saat akan Marchio jelaskan kepada kedua orang tersayangnya itu.
Untuk saat ini, Marchio akan fokus pada anaknya. Dan merelakan apa yang dirinya miliki saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody Pleasure (WoongMatt/Ppusamz + Gyuvin)
FanfictionKehidupan penuh lika liku Marchio bersama sang anak, Giovanni. Marchio yang berjuang sendirian demi dirinya dan sang Anak yang masih bertumbuh dan berkembang. Merelakan dirinya untuk menjalani kehidupan merawat dan memenuhi kebutuhan anaknya. Marchi...