bagian 12

5.3K 366 42
                                    

𝙎𝙝𝙞𝙣𝙚𝙚 - 𝘽𝙤𝙙𝙮 𝙍𝙝𝙮𝙩𝙝𝙢
__________

"Ada apa By? Ada masalah?" tanya Xavier sedikit khawatir. Dirinya meninggalkan perempuan ini ternyata. Kalau tak mendengar umpatan Ruby pasti Xavier dengan dunianya yang sedang bergoyang enak.

"Dia udah buat hal tak senonoh sama gue," Ruby menunjuk lelaki yang tingginya mungkin mencapai 190 cm. Soalnya lehernya sakit karena terlalu mendongak untuk melihatnya.

"Maksudnya, nak?" yang bertanya seorang perempuan tua paling modis yang pernah dilihat Ruby. Dari wajah sih mungkin nenek Xavier.

"Dia nyentuh bo-" mulut Ruby segera dibekap. Pelakunya ya pria tiang ini.

"Mah, gak ada apa-apa kok. Aku cuma salah paham aja sama dia," Pria ini membela diri membuat Ruby mendelik tajam. Sial! Ruby tak terima.

Segera menggigit lalu melepaskan bekapannya Ruby akan langsung saja membeberkan fakta. Tapi, tetap tak semudah itu.

Lelaki itu malah memiting lehernya lalu berbisik tepat di telinganya.

"Jangan macam-macam. Kamu lihat, tamu undangan sedang melihat kita. Dan kamu akan mengacaukan pesta papa dan mama saya? Yang tadi itu tidak sengaja! Saya minta maaf. Lihat baik-baik wajah tua mama saya. Tega kamu melihatnya malu,"

"Satu lagi setelah acara ini selesai saya akan tanggung jawab apapun yang kamu minta," segera melepaskan pitingannya. Pria tinggi ini memperbaiki setelan mahalnya dengan raut muka yang dingin. Baru saja tiba langsung disuguhi masalah sepele ini.

"Nyentuh bo, apa si By? Cerita aja. Lo juga om, bisikin apa lo sama Ruby?" Xavier curiga. Pasti benar ada masalah antara keduanya.

"Eum, cu-cuma nyenggol doang. Gak apa-apa, gue udah maafin kok," kalau saja ini bukan pesta dan dirinya tak jadi pusat perhatian Ruby pasti tak akan membiarkan masalah ini mudah. Tapi, karena kasian dengan kakek nenek Xavier, juga orang tua pria itu maka Ruby berusaha memaafkannya. Setelah mengatakannya sedikit keras. Tamu undangan pun mulai berpaling dan kembali menikmati acara.

"Benar? Tidak ada masalah serius kan?" Yudha angkat bicara. Menatap serius dan dalam perempuan yang sepertinya pasangan cucunya.

"Benar, opa. Masalah sepele aja kok," tetiba suara Ruby menjadi lembut. Pembawaan yang ia hadirkan pun menjadi anggun. Membuat Xavier heran. Apalagi pria tiang ini yang mendadak ingin muntah. Dirinya tak lupa baru saja ditonjok oleh wanita ini.

"Namanya siapa sayang? Pacarnya Xavier? Kok, mau sama bocah sih? Kamu mah pantesnya sama anak saya, tuh. Ya, emang bujang lapuk tapi masih mulus lah. Gak lapuk banget," Daniar tersenyum meyakinkan. Bagaimana dengan lancarnya mempromosikan anaknya ke pasangan cucunya. Lagian kan melihat dari penampilan dan wajah, perempuan ini terlalu dewasa untuk Xavier. Jadi, Ruby bakalan jadi mantu atau cucu mantu nih?

"Ogah banget gue sama lo," Dengan hati-hati Ruby berbicara lirih pada pria di sampingnya ini.

"Emang, saya mau, gitu?" balas si lelaki tiang.

"Namanya Ru-" ucapan Xavier tersela oleh Ruby.

"Biru. Namaku Biru, oma, opa," Ruby segera menyalimi keduanya. Melihat Xavier yang kebingungan Ruby mengkode untuk mengikuti alurnya saja. Xavier yang paham pun hanya bisa mengangguk mengerti.

"Oh, Biru. Panggil saya oma Daniar. Ini Opa Yudha. Mestinya sih panggil nana sama kaka. Baru kamu nih yang manggil kita oma sama opa. Tapi, khusus wanita cantik dan sexy seperti oma Daniar waktu muda, maka nana izinkan kamu manggil oma dan opa,"

"Harusnya kakek nenek. Biar sadar umur," Xavier terkikik geli menjahili orang sepuh ini. Raut masam keduanya begitu menghibur.

"Diam kamu bocah taik!" Yudha melotot tajam. Lalu mengangkat tangan seperti ingin memukul Xavier. Dan cucunya pun segera mengacungkan tanda v. Mengajak damai Yudha.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang