^Jing Yuan POV^
Dia kembali jadi biasa saja saat kerja.
Itu yang kusuka.
Padahal dia bisa semanis itu di bawahku, hehe.
Bulan madu yabg singkat tapi menyenangkan bagiku.
Dan fakta yang mengejutkan bagiku.
Sifatnya yang seperti robot itu sudah tertanam sejak kecil.
Aku ingin membebaskannya dari hal itu.
Aku ingin dia merasakan hal yang lebih manusiawi.
Bukan bertindak berdasarkan perintah atau permintaan.
Aku ingin dia lebih santai dalam hidupnya.
Ia bercerita banyak padaku.
Aku lega dia nyaman denganku tapi ceeita tentangnya tidak terlalu menyenangkan ternyata.
Meski ia tak memiliki ekspresi, di matanya tersirat kesedihan dan ingin bebas.
Aku ingin mewujudkannya bagaimana pun caranya.
Kalaupun harus menghancurkan dunia ini.
Aku hanya ingin membahagiakannya.
Aku sudah bicara pada ayahnya jauh sebelum aku menikahinya.
Aku sudah janji.
Brak!
Hm? Ada apa di luar?
"[Y/n]? Ada-"
[Tolong amankan diri anda, tuan!]
Ada yang tidak beres di luar.
Aku harus pergi dan membantu yang lain.
Lewat jalan rahasia.
Pintu depanku pasti sudah dikunci olehnya.
Aku harus cepat.
Harus-
"Kenapa buru-buru~?"
🦁🦁🦁
*Author POV*
Perebutan wilayah sudah ilegal memang.
Namun ada beberapa kelompok yang masih melakukannya.
Membuat kelompok itu hancur.
"Ah, kenapa kau tidak menyerah saja sih!?"
"Saya tidak akan birkan siapapun menyentuh tuan seujung jari pun!"
"Keras kepala!"
Sambutan tiba-tiba yang diterima di kelompok Jing Yuan ini sangat merepotkan.
"Kau tahu ini ilegal"
"Fufu, maafkan aku, aku hanya ingin memberi sedikit kejutan"
Seluruh gedung sudah ricuh dengan orang-orang yang menyerang dan bertahan.
Agar tuan mereka tidak tergores seinci pun.
Agar tuan mereka tak tersentuh sedikitpun.
Bahkan agar rambutnya tak terpotong meski hanya ujungnya.
Rambut badai duta shampo :v
"Aku dengar jenderal di sini sudah tumpul"
"Rumor tidak berdasar dari mana itu?"
