"baiklah, pelajaran hari ini kita cukup kan sampai disini"
"oh ya ketua kelas jangan lupa apa yang bapak sampaikan tadi"
"siap pak"
Setelah percakapan barusan, Naufal selaku ketua kelas maju kedepan untuk melaksanakan perintah sang guru.
Tak
Tak
Mendengar Naufal mengetuk penghapus ke papan tulis, semua pandangan murid-murid yang ada di kelas langsung tertuju pada nya.
"ekhem.. gua sebagai ketua kelas ingin menyampaikan sebuah pesan yang telah diamanatkan oleh wali kelas kita yaitu bapak J-Hope-"
Belum sempat ia meneruskan kata selanjutnya, seorang murid berbicara dengan lantang.
"buruan anjir"
Itulah perkataan yang ia lontarkan kepada sang ketua kelas, sopan sekali ya? 😌
"sabar njir, gua lagi mendalami pidatonya"
"kelamaan b*n*s*t"
"wah...lo lama-lama nyeselin bangke"
Setelah itu terjadi lah pertengkaran diantara mereka. Yang tentu saja tidak dilerai oleh murid-murid lain. Karna apa?
Karna seru lah."gue yakin yang menang bakal ketua kelas"
"yok! siapa lagi yang mau taruhan"
Kelas pun sekarang menjadi seperti pasar. Dimana semua orang-orang sangat berisik dengan perkelahian yang terjadi ditengahnya.
Kalian tanya sampai kapan ini berlangsung?
Tentu itu saya tidak tahu."DIAM SEMUA NYA!!"
Siapa itu? 👀
Dia adalah wakil ketua kelas kami, Sinta."hahhh.. yang benar aja dong, masa ketua kelas kelakuannya gini?" ucapnya lagi sambil menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua yang terlibat perkelahian hanya bisa diam dan menatap satu sama lain lalu membuang muka "ckk..."
Gue yang berada dibarisan paling belakang. "apa gue ngga bisa pindah kelas?"
Setelah semuanya sudah mulai teroganisir oleh Sinta, tiba-tiba kepala sekolah datang tanpa tanda peringatan.
"ada apa ini?! dari tadi bapak dengar kelas ini ribut sekali"
"m-maaf pak.." ucap ketua kelas.
"karna sudah bikin keributan, semua murid dikelas ini bapak hukum!"
Mendengar perkataan itu semua murid pasti tidak terima, dan merasa tidak adil karna gue juga begitu.
Padahal dari tadi gue diam doang, tanpa ikut-ikutan yang lain. Tapi kenapa gue malah kena hukuman juga?
Namun sayang nya gue ngga bisa menolak perintah kepala sekolah, karna pasti urusannya tambah ribet.
Akhirnya semua murid dikelas gue berbaris dilapangan sambil hormat ke bendera merah putih.
Lo mau tau gimana gue sekarang?
Maluuu woyyyyyyyy 😬
Semua orang pada ngeliat ke arah kita, dari kelas 10 - 12.
Dan dari semua orang yang ngeliat, sih Taesan juga ada disitu.Rasanya gue pengen kabur dari situasi ini 😭
"ukh.. lo ngapain sih anjir?" ucap Woonhak yang risih karna gue terus berada dibelakangnya dia.
"diam" bisik gue.
🦋🦋🦋
Drapdrap
"Seira!!" teriak seseorang dari arah belakang gue.
Mendengar nya suara, jelas gue tau dia siapa. Sudah pasti itu Sungho.
"lo budek apa pura-pura ngga dengar?"
"pura-pura ngga dengar" jawab gue malas.
Melihat wajah nya sekarang, gue tau dia mau bilang apa. Jadi gue langsung menghentikan nya, sebelum gue tambah badmood.
"gue tau lo mau ngomong apa, jadi gue mohon lo mending diam" ucap gue yang langsung mempercepat jalan gue.
"hebat banget dia udah tau aja apa yang mau gue omongin" gumam Sungho sambil mengikuti gue dibelakang.
Sesampainya dirumah, gue langsung melempar badan gue ke kasur. Kemudian terlintas lah wajah Taesan pas tadi ngeliat gue dilapangan upacara.
"sialan" ucap gue sambil memukul guling yang ada disebelah gue.
Setelah gue sudah merasa tenang, gue langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Taptap
"mah, aku izin kerumah Sungho ya.." ucap gue sambil menuruni anak tangga rumah.
Pas gue mau berjalan ke arah ruang tamu, gue ngeliat orang yang sama sekali gue ngga nyangka dia bakal datang kerumah gue malam-malam begini.
"eh? mau kerumah ke Sungho? ini teman kamu udah capek-capek kesini, masa kamu pergi" ucap mamah.
Mah asalkan mamah tau, dia bukan teman Seira. Tapi...
"kak Leehan kok bisa ada disini?!"
"hai Seira" sapanya sambil tersenyum.
Please kak lo jangan senyum-senyum gitu, ini gue bingung banget kenapa ada lo ada di rumah gue? 😭