1. Old School

363 46 2
                                    

"jisung lo tuh jelek, gak secantik yang lo bayangin, so jangan sok kecakepan depan pacar gue"

Ujar seorang siswi yang baru saja datang bersama circle nya di kantin sekolah dan menghampiri meja jisung yang kebetulan sedang makan siang sendirian.

Jisung yang mendengar ujaran teman satu angkatannya itu hanya diam dan tetap melanjutkan makan siangnya, seolah-olah hal barusan tak pernah terjadi.

" Udah gembel budeg lagi, punya telinga gak lo?"

Meja itu kembali di pukul, sontak membuat jisung dan se isi kantin kaget. Tentu saja perdebatan itu menjadi pusat perhatian seisi kantin, dan han jisung sudah sangat amat terbiasa dengan hal itu.

Sedangkan reaksi jisung masih sama seperti awal, tetap melanjutkan makan siangnya yang kebetulan sudah suapan terakhir.

Beberapa detik kemudian jisung merasakan cairan dingin menembus seragam putihnya, cairan berwarna coklat itu membasahi rambut panjang hingga rok seragamnya, jisung tidak kaget lagi, hal ini sudah biasa sehingga jisung tidak pernah kaget lagi.

Semua orang dikantin hanya menatap dan merekam, tak satupun ingin membela jisung, bahkan para lelaki pun,  semua pria itu hanya lelaki bajingan dan mata keranjang.

Alasan mereka tak membela jisung karena siswi kurang ajar itu adalah anak donatur sekolah. Seperti kata pepatah "lo punya uang lo punya kuasa"

Siswi itu somi, dia cantik, berdarah campuran asia eropa, kaya raya, satu satunya orang yang selalu somi risak disekolah adalah han jisung, alasannya sederhana yaitu:

1. Kecantikan jisung selalu dibanding bandingkan dengannya, tapi somi benci dibandingkan dengan jisung karena tidak selevel katanya.
2. Jisung selalu peringkat 1 dan somi peringkat 2, dan somi benci menjadi yang kedua.
3. Jisung memiliki penggemar lelaki lebih banyak dibandingkan dirinya.

Sebenarnya masih banyak alasan sepele lainnya kenapa somi semakin ingin merisak jisung. Pembullian yang somi lakukan pada jisung sudah sejak kelas 1 SMA, awalnya pembulian nya masih ringan seperti menyebar rumor tidak jelas seperti jisung operasi plastik, jisung membeli kunci jawaban, jisung jual diri dan masih banyak lagi.

Semakin bertambahnya kelas, kekejaman somi makin menjadi bukan hanya mental tapi secara fisik. Saat menginjak semester awal kelas 3 somi semakin menjadi jadi, selalu saja jisung salah, apapun yang di lakukan jisung selalu salah.

Apa jisung pernah mengadu pada pihak sekolah, jawabannya sudah, tapi sia sia.

Apa jisung pernah mengadu pada orang tuanya, jawabannya tidak, karena jisung hidup di Seoul seorang diri, orang tuanya tinggal di Malaysia, pekerjaan mereka yang menuntut untuk pindah saat jisung menginjak bangku SMA, karena jisung anak yang mandiri ditambah lagi paman jisung juga tinggal di Seoul jadi mereka yakin jisung akan baik baik saja tinggal sendirian dirumahnya.

Bisa disimpulkan jisung tidak memiliki satu orangpun disisinya untuk membela dan berkeluh kesah, jisung tidak benci menjadi sendirian, ia sadar bahwa itu salahnya menjadi anti sosial.

Hari hari jisung lalui dengan pasrah tanpa perlawanan, karena melawanpun sia sia, semakin jisung melawan semakin parah pula perisakan yang jisung terima.

~~~~~~

" Han jisung selamat , semester ini kamu kembali juara 1 paralel, semoga semester akhir nanti kamu tetap mempertahankan prestasi kamu ya jisung"

" Terimakasih buk"

Hari ini pembagian raport semester, seperti biasa jisung selalu jadi yang terbaik, bukannya merasa senang, tapi jisung malah risau, ia takut tindakan apa lagi yang akan somi lakukan padanya, mengingat tiap pembagian raport somi selalu melakukan tidakan tak baik padanya.

Han Jisung [Minsung gs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang