4. Help

273 41 6
                                    

"han jisung, bisa ga sih sehari aja lo ga bikin gue khawatir"

Changbin yang sedari pagi menggerutu pada wanita han itu karena ia menggedor pintu kamar changbin pagi pagi sekali dengan nada panik hanya karena memar pada wajahnya bekas pukulan kawan sekelasnya makin membengkak.

"Changbin gue takut, nanti kalau memarnya makin parah apa kabar wajah gue?"

"Wajar dong memar bengkak, yang ga wajar tuh kalo memar di wajah lo ilang, nah itu baru gue kaget, mana tau lo jelmaan alien"

"Ih lo mah gitu, bukannya bantuin malah gak ngasih solusi apa-apa"

"Ya lo sendiri, gue padahal mimpi enak tadi lo malah ganggu, ntar gue bad mood seharian lo tanggung jawab?"

"Khawatir dikit sama teman sekelas apa susahnya sih bin"

"Ih apaan, kena tonjok doang minta dikhawatirin segala, pacar gue lo. Dah balek sana, ngadu tuh sama si lino"

Mendengar respon tak ramah dari changbin ditambah bantingan pintu kamar sang pria, membuat nyali wanita itu ciut, padahal ia benar-benar takut perihal wajahnya yg bengkak dan memar kebiruan.

Sesampainya dikamar asrama miliknya, jisung melihat lino yang sudah terjaga dari tidur lelapnya, padahal saat wanita itu keluar kamar ia masih tidur nyenyak, tapi sekarang malah sibuk mengambil perban dan obat luka lalu menyerahkannya pada jisung yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya.

"Bantu gue ganti perban"

Iya gue, bukan lagi aku - kamu, mereka sepakat agar panggilan untuk teman sekamar tidak perlu terlalu canggung.

"Gak bisa pake kata tolong gitu?"

"Tolong gue ganti perban han jisung!" Bicaranya penuh penekanan bahkan langsung menarik tangan jisung untuk duduk bersama diatas ranjang miliknya.

'mintak tolong baik-baik apa susahnya sih' kata hati jisung dengan wajah mencebik lucu.

Walau separuh ikhlas, jisung tetap menolong rekan sekamarnya itu mengganti perban dengan telaten. Yah jisung kini sudah terbiasa melihat punggung telanjang milik minho.

"Wajah lo kenapa?"

"Bengkak bekas memar kemaren"

"Ga usah cemas palingan 2 atau 3 jam lagi juga bakal normal lagi"

"Dari mana lo tau?"

"Gue sering gitu soalnya"

"Haaah?"

"Gue belajar bela diri, yah memar gitu doang mah biasa, lo aja yang lembek memar gitu doang padahal"

Wanita han itu tak lagi merespon, lebih memilih fokus pada luka dipunggung yang sudah mengering. Moodnya hancur pagi ini, sejak awal pindah ke sekolah barunya, acap kali telinganya mendengar kata lembek, lemah, lebay bahkan kemayu, terutama dari pria yang ia obati lukanya.

Wanita itu sudah sekuat tenaga agar terliat kuat, tidak cengeng dan gagah seperti pria lainnya, nyatanya mereka memandangnya tetap sebagai sosok yang lemah. Yah tidak dipungkiri, tubuhnya bisa dikatakan paling kecil diantara teman seangkatannya yang secara biologis memiliki otot lebih kuat dan rangka lebih besar.

Sekarang jisung tak lagi peduli mereka memandangnya seperti apa, asalkan identitasnya tak terungkap itu sudah cukup.

"Sudah selesai, gue mandi duluan"

"Thanks han"

"Panggil jisung, bukan han"

"Gue maunya gitu"

Malas berdebat jisung memilih mandi tanpa memberi respon apapun.

~~~~~

Hari-hari jisung jalani dengan normal, hubungannya dengan lino tidak lagi canggung. Wanita itu juga banyak dapat teman baru walau tidak terlalu dekat, bisa dikatakan changbin adalah teman yang paling dekat dengannya, mengingat mereka teman sekelas dan tetangga asrama.

Han Jisung [Minsung gs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang