twelve / dua belas / 12

796 83 12
                                    

selamat membaca.. maaf agak lama hehehe :D

feel free to comment, like and subscribe.

-- . -- . -- . --

Chenle bangun setelah ia merasa bahwa ia mendengar ada ketukan pintu dan perasaan lapar yang cukup menganggunya. Ia melirik ke jam tangan milik Jisung yang masih digunakan, dan melihat angka 3 disana. Kepalanya melirik ke jendela, langit masih gelap, kemungkinan saat mereka asyik bermain, coret, asyik tertawa dan mengobrol, mereka malah ketiduran. Namun, ada satu hal yang tidak ada di dekatnya sekarang.

Jisung.

"Jisung-ah," Panggilnya dengan suara serak namun tidak ada balasan.

Chenle mengucek matanya dan mencoba untuk fokus karena ia mendengar suara perbincangan dari arah luar kamar. Dan sepertinya cukup ramai karena suara itu saling melawan satu sama lain dan terdengar penuh emosi. Ia bahkan bisa mencium pheromone Jisung kali ini. Oh siapa yang membuat suaminya ini marah-marah di waktu menuju fajar ini.

Kali ini Chenle mengumpulkan nyawa nya dulu selama beberapa menit sebelum ia mengambil posisi duduk untuk meminum air kemudian berjalan keluar kamar dimana saat ia keluar, ia disambut oleh lampu dapur dan lampu ruang tengah yang menyala terang dengan sahutan orang berdebat. Menandakan kalau ada orang disana, selain Jisung.

"Jisung?"

Chenle melihat Jisung sedang duduk manis di kursi meja makan, namun saat suaminya ini menengok, wajah nya terkejut dan sepertinya ia sedang penuh tekanan.

Kaki Chenle kembali melangkah dan kali ini ia menemukan Manajer Huang, salah satu Director Manager dari agensi tempat ia bernaung, mantan manajer Jisung yang ia panggil dengan Manajer Boo Cantik, dan Pengacara Lee. Pengacara Lee adalah pengacara yang Jisung sewa untuk mengikat perjanjian antara Jisung dan perusahaannya dulu setelah melepas kontrak serta yang pengacara yang digunakan mereka berdua untuk membuat perjanjian pra-nikah.

"Oh kau sudah bangun?"

Chenle tahu pria yang ia panggil dengan 'Bos Direktur' ini sebetulnya hanya basa basi. Kenapa pula pria ini datang ke apartemen pribadi Jisung? Dan untuk apa juga datang di jam 3 pagi kalau bukan membahas sesuatu yang penting, bukan?

"Then you should hear—"

"Tuan Bos Direktur, biarkan aku yang menjelaskan keadaan ini kepada Chenle-ssi."

Jisung yang memotong pembicaraan Bos Direktur tidak membuatnya kaget, yang ia kaget adalah kenapa Jisung kembali berlakon seperti ia dan dirinya tidak ada hubungan spesial? Bukankah akhir-akhir ini mereka sedang menjalin sebuah hubungan?

"Chenle-ssi?" Tanya Chenle kepada Jisung. Mencoba menekankan panggilan nama itu kepada Jisung. Rasanya semua ini sia-sia kalau pria ini malah membuatnya tampak bodoh.

Jisung sadar bahwa ia salah bicara tapi matanya mengkode sesuatu yang Chenle tidak mau pahami maksudnya.

"Kenapa Jisung-ssi? Kamu tidak mau mengakui status kita yang sekarang berubah?"

Kali ini Pengacara Lee yang ikut menyahuti pembicaraan antara Chenle dan Jisung dengan bertanya, "Oh, kalian sudah ke tahap yang lebih jauh?"

Chenle melipat tangan di depan dadanya lalu mengangkat alisnya, "Coba Pengacara Lee tanyakan langsung kepada Jisung Park sekarang. Apa status kita Jisung?"

Jisung mencoba melihat mata Manajer Huang dan Manajer Boo Cantiknya, seperti meminta keyakinan.

Manajer Boo Cantik kemudian berucap, "Lebih baik kau mengakui nya sekarang kepada Bos Direktur, Jisung-ah."

Teach Me How To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang