Raya tak pernah takut yang namanya hantu.
Gadis itu percaya akan keberadaan mereka, namun merasa biasa saja jikalau memang sedang diganggu seperti di drama.
Tapi, yang satu ini.
Tangan raya yang sedang menggenggam keresek belanjaan yang baru saja ia beli bahkan sudah gemetar sekali, matanya menatap seorang wanita dengan rambut sebahu yang terduduk sambil menelangkupkan wajah dikedua kakinya.
Rambutnya terurai menutupi wajah dan tambahan lampu remang remang sukses membuat gadis itu pasrah.
"Yatuhan, semoga yang ini gak bisa ketawa jelek.." gumannya bergetar, mengingat ia pernah diganggu seorang hantu dengan suara tawa yang membuatnya mati kutu.
"brengsek, padahal gue cuma pengen air dingin" umpat raya tak sopan, gadis itu memang benar keluar hanya untuk membeli air kalengan dingin karena dirinya ingin.
gak ada jalan lain, jalan kerumahnya hanya gang ini.
dengan menunduk, raya berjalan dengan cepat.
sandalnya yang memang seperti batu, membuat suara benturan keras dengan jalanan, orang orang diperumahan mungkin mendengar langkah kaki raya sekarang.
"bahkan liat gue kayak gelandangan lo tetep pura pura gak kenal, ray?"
langkah kaki raya langsung terhenti, menengok dengan mata melotot. karena raya merasa kenal suara ini, bahkan saat suara tersebut seperti menahan tangis, raya sangat mengenali siapa orangnya secara otomatis.
"lah?"
jagat?
****
Sudah setengah jam yang lalu keduanya terduduk dipingir jalan dengan keheningan, tak ada yang mau memulai pembicaraan.
Lelah, raya akhirnya mengalah.
"lo gakpapa?"
Pertanyaan itu membuat jagat menghadap raya, menatap mata gadis itu lamat lamat. Pertanyaannya tak ia jawab, raya sekarang malah meringis melihat mata jagat yang berkaca kaca.
"sini deh, sumpah aduh lo tuh" ucap raya sambil menggeser tubuhnya mendekat, mendekap jagat dengan hangat. Tangannya mengelus lembut bahu jagat yang sekarang sudah menelangkupkan wajahnya pada raya, jagat menangis.
"gue" nafas jagat tersenggal sengal "ngikutin papa gue soalnya tiba tiba ngasih surat cerai ke mama... terus..." bahu raya sudah basah, namun gadis itu belum mendengar suara jagat menangis.
"nahan suara nangis itu bikin lo sakit jagat, keluarin aja.. gakpapa.." timpal raya, gadis itu terhenyuk ketika hanya mendengar suara nafas yang tersenggal senggal.
dileher raya, jagat menggeleng.
Akhirnya raya hanya menumpukkan kepalanya pada dada jagat yang masih memeluknya erat, mengelus bahu jagat, mengulang kata penenang.
seperti yang jagat harapkan
sebelumnya memang jagat tak memperjelas siapa seseorang yang ia inginkan, namun raya akan selalu ada didalam fikiran.
hari ini jagat baru menyadari.
bukan seseorang, jagat hanya ingin raya yang berkata dunia akan baik baik saja, jagat juga ingin raya saja yang selalu memeluknya, mengelus punggungnya, mengerti perasaannya.
hanya rayanya.
🌼🌼🌼
haii💐
aku jujur kangen bikin gaya ketikan yangg lo gue nyebat kuy apalagi hyunjin ryujin yang kerjaannya umpat umpatan:(((tapi jagat rayaaa pengen tak bikin seindahh mimpikuuu<
doain maba ini ya gaess, pusing banget sumpah
KAMU SEDANG MEMBACA
jagat raya
Fanfictionhwang hyunjin ft shin ryujin. gaada yang nandingin soal cinta, bab bahagia dan sakitnya.