Udah lama pengen publish cerita ini, tapi gak pede huhu..
Happy reading ya..
.
.
.
.
.
Taehyung
Taehyung duduk diam di tangga atas sembari mematai pergerakan karyawan magang di perusahaan itu. Mondar mandir dari bawah keatas, lalu kembali lagi kebawah. Terus seperti itu hingga kurang lebih satu jam lamanya. Taehyung terheran, apa ia tidak lelah, begitu sekiranya isi pikiran Taehyung. Matanya tak lepas dari sosok karyawan magang itu bahkan sampai si karyawan magang selesai dengan kegiatan melelahkannya
Dalam sekejap mata, Taehyung kehilangan sosok karyawan magang itu. Taehyung berdiri dari duduknya, mencari di sekitar lantai 33 - tempat sang karyawan magang mondar mandir tadi
Melewati sofa, kemudian berbalik lagi karna sudut matanya menangkap penampakan seseorang yang ia cari sedari tadi
'Ketemu!' pikir Taehyung. 'Tapi mengapa ia memakai sleeveless?'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyung masih memperhatikan dengan seksama seolah sedang memperhatikan sebuah karya seni yang mahal
"Dia sempurna" Ucapnya pelan
"Apa disini panas? Huh, andai aku bisa merasakannya juga" Lanjutnya lesu
Taehyung duduk diatas meja yang ada di hadapan sofa. Menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan yang tengah tertidur lelap
"Kau anak baik, pekerja keras, bolehkah aku mengetahui namamu?"
Taehyung terus saja menatap karyawan magang tersebut dalam diam
. . .
Seokjin
Satu jam berlalu..
"Seokjin, Seokjin.." Mendengar seseorang memanggil namanya, karyawan magang itu lantas tersentak dari tidurnya
"Eung?" Ia menggumam - linglung
"Kau mengapa tertidur disini?"
"Pak Yoongi?" Seokjin lantas terduduk Karna kaget
"Kecapean? Mereka terlalu banyak memberi tugas, ya?"
Seokjin memakai kembali kemeja putihnya, merenggangkan sedikit bagian lehernya yang terasa kaku
"Uhm, tidak terlalu pak. Mungkin saya hanya kurang tidur" Ucap Seokjin - berdiri
"Tadi sebelum bapak, ada karyawan lain ya yang kesini?"
"Karyawan lain?"
"Iya.."
"Saat saya turun, hanya ada kau disini"
"Ah, benarkah? Mungkin saya mengigau barangkali hehe" Seokjin menggaruk tengkuknya
