SEVEN DAYS TO GET YOU - END

234 29 13
                                    

Markijut, mari kita lanjuttttt

Happy reading semuanya xixi

.

.

.

.

.

Malam harinya masih dihari yang sama..

Seokjin menatap dalam diam susunan paper bag yang diberi oleh dosennya tadi. Terduduk di depan lemari pakaian yang berukuran 5x7. Paper bagnya masih utuh - tidak tersentuh. Ia masih enggan mengeluarkan semua isi yang ada di dalamnya. Seokjin bingung, apa maksud dan tujuan sang dosen memberikan semua itu kepadanya. Awal ia meminta Seokjin ikut serta karna ia ingin meminta saran Seokjin untuk memilih hadiah yang akan ia berikan kepada kekasihnya. Namun, mengapa barang barang ini malah ada padanya sekarang?

Cukup lama Seokjin terdiam seperti, hingga ketukan di pintu kamar menyadarkannya

"Sayang, turun sebentar. Papa ingin berbicara hal penting" Teriak mamanya dari luar kamar

"Iya, Ma.." Seokjin menyahut dari dalam kamar

Seokjin langsung turun untuk menemui kedua orangtuanya di ruang tamu bawah. Menuruni tangga dengan pelan dan hati hati. Ia telah mengenakan piyama tidur dengan motif RJ favoritnya. Setelah sampai, Seokjin mendudukkan dirinya di sofa - bersebelahan dengan mamanya

"Seokjin sudah dewasa bukan?" Sang papa memulai obrolan

Seokjin mengangguk pelan,

"Seokjin sudah berusia 20 tahun Desember mendatang" Lanjut sang papa

"Masih lama pa.." Celetuk Seokjin

"Ssst, dengarkan papa bicara dulu" Sanggah mamanya

"Iya, Seokjin diam"

"Begini nak, ingat tidak dengan Paman Kim yang dari Jerman?"

Seokjin kembali mengangguk

"Paman Kim dan papa sudah bersahabat sejak kita masih di bangku sekolah dasar dulu. Keluarga kita sangat akrab satu sama lain. Meskipun Paman Kim pindah ke Jerman sejak 2013 lalu, kita tetap berkomunikasi hingga saat ini"

Lagi lagi Seokjin hanya mengangguk menanggapi

"Kamu ingat putra Paman Kim yang usianya sama dengan Namjoon?"

"Ingat, hyung usil itu 'kan? Yang selalu mengejekku?"

"Hahahaha mengapa kau hanya ingat yang jelek jelek saja darinya?" Kali ini sang mama ikut menimpali

"Fakta, ma.. Dia dulu sering mengejek dan mengusiliku. Mengataiku cupu hanya karna aku memakai kacamata" Seokjin merungut kesal - bibirnya dimajukan 2cm

"Iya, dia. Pokoknya putra Paman Kim yang itu. Jadi begini Seokjin" Sang papa berdehem sebentar, kemudian melanjutkan obrolan

"Papa dan Paman Kim bersepakat untuk menjodohkan Seokjin dan putranya"

"Ha? Yang benar saja!" Seokjin berdiri saking syoknya

"Sayang, duduk dulu. Dengarkan papa hingga selesai" Sang mama menarik lengan sang anak agar kembali ke posisi duduknya

Seokjin menuruti - duduk dengan tangan di silang ke dada - wajah di tekuk

"Papa berhutang budi pada Paman Kim, sayang. Dahulu Paman Kim telah menyelamatkan papa dari kematian. Jika bukan karna beliau, mungkin saat ini papa sudah tidak ada lagi bersama Seokjin dan mama"

Seokjin ingat bahwa dulu papanya pernah mengalami kecelakaan saat berlibur Sydney. Papanya kehilangan banyak darah, dan Paman Kim yang mendonorkan darahnya hingga terkumpul dua kantong

ONESHOOT || TAEJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang