Setelah bekerja keras semalam untuk menata barang-barang pada rumah barunya akhirnya kini kediaman Keluarga Hoshi dan Woozi telah tertata rapi.
Walau sebenarnya masih ingin beristirahat setelah proses menata rumah yang cukup panjang dan melelahkan, Woozi memilih tetap bangun pagi dan menyiapkan sendiri sarapan untuk suaminya.
Selain karena memang mereka baru pindah dan belum memiliki Maid sendiri, menurutnya makanan yang di masak sendiri jauh lebih terjaga kualitas dan kebersihan nya.
Untungnya Woozi telah membeli beberapa bahan makanan untuk dimasak pagi ini...
Lelah memang, tapi Woozi melakukannya dengan senang hati jadi tak masalah.---------
"Selamat pagi..." Hoshi menyapa.
"Selamat pagi, Hyung... Hyung duduklah terlebih dahulu, sarapannya akan segera siap, ne." Ujar Woozi.
"Apa kau tidak lelah, Sayang?" Tutur Hoshi bertanya.
"Kan kita bisa sarapan di luar Woozi-ya... Kau tak perlu repot begini, aku tau kau pasti lelah kan?" Hoshi mengkhawatirkan kesehatan pemuda manis yang telah di nikahi nya itu.
"Tidak apa-apa Hyung..." Sebuah senyum simpul nan manis terpancar dari wajah nya.
"Aku sudah terbiasa Hyung. Lagipula aku senang melakukannya..." Hoshi tersenyum mendengar ucapan istrinya.
Hoshi melangkahkan kakinya maju mendekati pemuda manis itu...
Hoshi mendekati Woozi lalu meraih lembut tangan istrinya sembari menatap nya lekat.Ia mendekat dan semakin dekat, seolah mengikis jarak di antara keduanya kini Woozi telah berdiri berhadap-hadapan dengan suaminya itu.
"Ada apa Hyung?" Ucap Woozi bingung dengan sikap suaminya.
Bukannya menjawab pertanyaan Woozi, Hoshi justru menggenggam kedua tangan istrinya dan sekaligus membuat pemuda manis itu terpaksa menghentikan sejenak aktivitas memasak nya.
"Kau tau Woozi-ya... Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan menikahi pemuda yang tulus setulus kamu." Ujar Hoshi.
"Entah kebaikan apa yang telah aku perbuat hingga aku di anugrahi pasangan sebaik dan setulus ini." Hoshi mengecup kedua punggung tangan Woozi bersamaan.
Entah apa yang di pikirkan Woozi saat ini...
Pemuda manis bertubuh mungil itu hanya diam menatap ke arah suaminya tanpa mampu mengucap sepatah katapun dari bibirnya.Perlakuan manis yang Ia terima ini jujur membuat Woozi berdebar, telinga mulai merona walau tubuh nya terpaku di tempatnya tanpa bisa mengucap apapun.
Hoshi pun meraih pinggang ramping Woozi dan membawa tubuh mungil istrinya itu masuk dalam dekapannya.
Sebuah dekapan hangat yang di berikan Hoshi pada seorang pemuda yang dengan tulus mau menerima dan mengurus dirinya, walau sebenarnya dia bisa saja menolak.
Walau terkejut dengan perlakuan sang suami namun Woozi tak dapat memungkiri bagaimana suaminya itu sangat memperlakukan dirinya dengan begitu lembut dan penuh kasih.
Woozi yang telah berada dalam dekapan Hoshi pun balas memeluk pemuda tampan bertubuh tinggi tersebut meluapkan rasa terimakasih nya.
Merasa Woozi membalas dekapan nya membuat Hoshi tak bisa menyembunyikan senyum bahagia di wajah nya, sesaat kemudian Ia melepaskan dekapannya dari Woozi lalu menatap lekat wajah cantik istrinya itu.
Diraihnya tengkuk leher Woozi dan mengecup lembut kedua belahan bibir tipis pemuda manis itu...
Sebuah kecupan sayang yang awalnya hanya sebuah kecupan biasa hingga kecupan itu dibalas oleh si empu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny (SoonHoon/SoonChan)
RomanceTak punya pilihan!!! Woozi seorang pemuda yang manis dan pendiam, terpaksa harus menikah dengan tunangan Dino usai sang adik dinyatakan KOMA setelah sebuah kecelakaan tragis yang menimpanya. Akankah mereka bahagia dengan pernikahan ini? ____________...