03! Cara Heeseung

131 20 0
                                    


Heeseung benar-benar menjadi bulan-bulanan bagi teman temannya.

Jujur saja, siapa yang tidak tertawa melihat Heeseung sang kapten, sang idaman dan incaran semua wanita di berbagai kalangan ini membersihkan toilet tempo hari lalu?

Berterima kasihlah kepada Winter karena memberikan tanggung jawab yang begitu besar kepada Heeseung.

Sebenarnya juga bukan tanpa alasan Winter membawa Heeseung dalam masalahnya yang sejak awal ini seharusnya memang sudah menjadi masalah dirinya dan Heeseung.

Jika saja Heeseung tidak melakukan hal-hal yang diluar nalar kepada Winter. Mugkin saja saat ini hidup Winter akan baik baik saja. Jauh dari gangguan para fans Heeseung itu.

Sekali lagi, Winter tidak tertarik.

Setelah kemarin Winter mengerjainya. Heeseung benar benar tidak lepas dari Winter. Dilihat juga, Heeseung sebenarnya belum begitu paham mengapa Winter melakukan itu. Tapi Winter tidak suka menjadi pusat perhatian bukan?

Dengan ide gila miliknya, Heeseung menarik Winter yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Heeseung menariknya hingga menuju parkiran tempatnya dan siswa yang lain menyimpan kendaraan mereka.

"Lepas gak?" Winter menghentakan tangannya yang ditarik oleh Heeseung. Tidak kasar, hanya saja Winter tidak suka.

"Calm, Babe." dengan tawanya Heeseung meledek Winter yang menatapnya tajam.

Winter membalikan tubuhnya, ingin segera mencari angkutan umum dan pergi menuju rumahnya. Namun lagi-lagi aksi nya tertahan. Sebab Heeseung menariknya dan mengukungnya disamping Mobil yang Winter tebak adalah milik Heeseung.

"Mau lo apa sih?" Tanya Winter nyalang.

Dengan kedekatan mereka saat ini, membuat Heeseung tertawa karena Winter sama sekali tidak gentar berada dikukugannya.

Heeseung makin tertantang.

"Mau gue? Lo tanya mau gue?" bukan nya menjawab, Winter malah memutar bola matanya malas.

"Gue mau lo temenin gue Sparing  basket sama anak SMA sebelah" Heeseung mendekatnya tubuhnya.

"Gue gamau." Winter menahan tubu Heeseung yang semakin dekat dengannya.

"Gue buat lo mau." Balas Heeseung santai menatap Winter dengan jarak yang sedekat ini.

Winter sadar dirinya saat ini sedang menjadi pusat perhatian banyak siswa. Dengan Heeseung dan kedekatan tubuh mereka yang bisa di bilang tidak wajar. Walaupun anak Hitz yang lain juga sering melakukan hal yang sama bahkan lebih dari ini. Tetap saja Winter tidak nyaman.

"Mundur atau gue teriak?" Ancam Winter

Heeseung terkekeh, "coba aja teriak, yang ada mereka malah makin banyak ngundang mereka buat ngeliat kearah lo"

Winter diam, dirinya juga sedang berpikir. Tapi tangan Heeseung tidak berhenti bergerak membelai pipinya.

"Masuk ke mobil gue atau masih mau jadi tontonan anak-anak sekolah disini?"

Winter mendengus, lalu mendorong Heeseung sedikit menjauh "Lee brengsek Heeseung." dan masuk ke mobil yang dia tebak milik Heeseung tersebut.  Meningalkan Heeseung yang merasa menang atas dirinya.

Winter tidak suka menjadi pusat perhatian bukan?

attention's, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang